Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Monolog Memukau ala Michele Bravi di Mola Chill Fridays

Juara X Factor Italia yang memberi pengalaman berbeda kepada penonton Mola Chill Fridays.

28 Februari 2022 | 14.56 WIB

Michele Bravi di Mola Chill Fridays, Jumat malam, 25 Februari 2022.
Perbesar
Michele Bravi di Mola Chill Fridays, Jumat malam, 25 Februari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO GAYA - Di panggung yang luas dengan latar belakang layar berwarna biru laut dan merah darah. Tiga pemusik di balik piano, turntable, dan gitar, berdiri di antara pendar pelita. Di tengah panggung, Michele Bravi yang mengenakan setelan hitam, langsung mengalunkan lirik yang rapat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

La geografia del buio. È una stanza dipinta di nero. Un mare d'ansia dove annega il pensiero Io ti parlavo ma in realtà non,” ucapnya lirih. Lagu berjudul La Promessa Dell’Alba itu kira-kira bercerita tentang dua orang yang berada di dalam ruangan yang kelam, di mana kecemasan mengenggelamkan pikiran. Berharap fajar datang, namun perbincangan panjang terus bergulir mengenai berbagai hal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menyajikan lirik ini, Bravi seolah sedang mementaskan monolog. Ia mengucapkan syair seperti bercerita, namun penuh alunan. Sesekali tubuhnya meliuk, kemudian bersimpuh saat ia menggambarkan keterpurukan. Menonton penampilan Bravi sepanjang kira-kira 1 jam, layaknya melihat pertunjukan teater. Desain dan tata cahaya panggung kian menunjang suasana tersebut.

Bravi, memang menyiapkan dirinya menjadi penampil yang naik ke panggung untuk bercerita. Bukan sekadar bernyanyi memamerkan keindahan bunyi. Dengan timbre yang parau, ia berhasil membawa kita ikut merasakan pedih, kelam, bahkan kegalauan saat ia membawakan liriknya.

“Saat saya tampil, saya memang seperti membawakan cerita. Saat menyiapkan sebuah konser, satu hal yang awal dipikirkan adalah pengalaman macam apa yang akan diberikan kepada orang yang datang menonton. Jadi, saya selalu senang berbagi pengalaman itu dengan penonton,” ucap pemuda kelahiran 27 tahun lalu itu.

Keunikan Bravi inilah yang menjadikannya juara X Factor Italia pada 2013. Ajang tersebut memang mencari penghibur yang memiliki ‘sesuatu’ atau ‘faktor x’. Bukan sekadar keindahan suara seperti ajang kompetisi lainnya. Bravi yang saat kecil sering diajak ayahnya melihat pertunjukan opera, boleh jadi telah memahami seperti apa pertunjukan mesti dihadirkan kepada penonton.

Musik, kata Bravi, telah hadir dalam hidupnya sejak kecil. Sesekali bernyanyi dan merekamnya melalui turntable milik orang tuanya di rumah. Memasuki usia pubertas, suaranya yang soprano berubah menjadi besar dan parau. “Seperti suara orang tua berusia 70 tahun yang perokok berat,” ucapnya.

Hal ini sempat membuatnya berhenti dengan musik. Ia bahkan membenci suara nyanyian dalam kamar mandi. Namun, pada akhirnya Bravi kembali bernyanyi sampai akhirnya membawa dirinya ke panggung X Factor, bahkan berbagai panggung besar lainnya.

Namun Bravi belum pernah tampil di Asia, apalagi Indonesia. “Saya ingin sekali bisa konser di sana suatu saat nanti,” katanya. Padahal, ia punya salah satu lagu yang cukup hits, Nero Bali, yang sangat jelas menyebut Pulau Bali, dan sayangnya tidak dibawakan pada penampilannya di Mola. Sekadar informasi, Mola telah hadir di Italia. Tak heran, kehadiran Bravi dipastikan sangat menghibur masyarakat di sana.

Di panggung Mola, Bravi membawakan 11 lagu. Semuanya tentu dalam bahasa Italia. Mayoritas lagu tersebut, seperti La Promessa Dell’Alba yang menjadi pembuka, lalu Maneggiami Con Cura, atau La Vita Breve Dei Coriandoli, adalah sekumpulan lagu dengan tempo lambat. Namun, semua lagu tersebut dibangun oleh syair yang panjang. Tidak seperti lazimnya bagian tubuh sebuah lagu pop yang memiliki refrain atau chorus, kita akan kesulitan mencarinya pada karya Bravi.

Bravi memang ingin bercerita dalam setiap lagunya. Maka menarik jika dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menulis semua lagu tersebut. “Cara saya menulis lagu tidak pernah konsisten. Ada yang selesai hanya sepanjang siang, ada juga yang membutuhkan waktu hingga 8 bulan. Jadi, ada yang cepat, yang pasti saya sering menulis lagu,” katanya.

Proses kreatif tersebut, setidaknya telah menjadi sajian yang menarik. Dan beruntung, setelah 10 lagu yang membuat penonton merenung karena mendengarkan berbagai cerita dari Bravi, akhirnya pada penutup ia menyajikan keceriaan melalui lagu Falene. Aslinya, single yang dirilis pada Juni 2021 ini menggandeng Sophie and The Giants, musisi Inggris yang baru kali pertama bernyanyi dalam bahasa Italia.

Racikan irama dansa latin yang membalut Falene dipastikan membuat kita bergoyang. Untuk lebih jelasnya, tentu dapat melihatnya langsung di Mola. Dan, pastikan selalu menyaksikan Mola Chill Fridays setiap Jumat malam yang menghadirkan berbagai musisi dari bermacam genre. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus