Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Komunikasi dan Informatika akan mempercepat pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerah terpencil. “Kalau kami hitung menurut perencanaan operator 10 tahun, ini kami percepat menjadi hanya dua tahun saja,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, Ismail, dalam acara Ngobrol Tempo “Optimalisasi Penggunaan Spektrum Frekuensi di Indonesia untuk Kesiapan Transformasi Digital,” Selasa, 31 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan percepatan akan diiringi peraturan daerah yang mendukung adanya pembangunan infrastruktur masyarakat. Menurut Ismail, infrastruktur telekomunikasi butuh modal besar. Untuk itu pemerintah akan mempercepat pembangunan infrastruktur terutama di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami ingin masyarakat yang ada di pelosok segera mendapat menikmati infrastruktur. Pelaku usaha masih menghitung secara ekonomi dan finansial. Sehingga kapan mereka akan membangun di daerah-daerah terpencil,” kata Ismail.
Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Layanan Umum BAKTI menyiapkan puluhan triliun rupiah untuk membangun infrastruktur secara besar-besaran di pelosok Tanah Air. “Pemerintah hadir di sana membangun infrastruktur secara cepat. Saat ini kami sudah berencana meluncurkan satelit dengan kapasitas besar untuk melakukan back up infrastruktur dan complimentary infrastruktur untuk daerah-daerah terpencil,” ujar Ismail.
Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah, mengatakan perbaikan infrastruktur komunikasi internet akan mendorong tumbuhnya start up di luar Pulau Jawa. Indonesia menempati posisi lima dunia dengan jumlah usaha rintisan paling banyak dengan 2.100 perusahaan. “Saat ini, kebanyakan start up masih dari Pulau Jawa,” tuturnya.
Piter mengatakan pertumbuhan start up tumbuh terutama di bidang content creator, e-commerce, dan fintech. “Bidang-bidang usaha lain berpotensi untuk tumbuh lebih cepat seiring semakin baiknya infrastruktur internet,” kata dia.
Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi dalam pengembangan start up digital. “Infrastruktur internet membuka lapangan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” tutur Piter.
Adapun Direktur Eksekutif Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Syachrial Syarif, mengatakan bagaimana menggelar infrastruktur bukan hanya berupa akses jaringan terhubung kepada pelanggan saja tetapi juga jaringan infrastruktur lainnya. “Kesiapan Infrastruktur dasar ini yang penting di telekomunikasi,” kata dia.
Syachrial menilai pengembangan jaringan 5G masih terbatas di beberapa daerah. “Sangat disayangkan beberapa daerah menerapkan peraturan yang belum mendukung tergelarnya jaringan infrastruktur mendukung 5G,” ujarnya.
Hadir memberi paparan Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Josef Matheus Edward dan Direktur ICT Strategy & Business Huawei Indonesia Mohamad Rosidi. (*)