Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Slogan yabu eruwok dan abelom eruwok menjadi pilihan Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya mewujudkan daerah yang maju dan sejahtera secara berkelanjutan. Yabu eruwok memiliki arti mengajak bekerja bersama-sama dengan semangat gotong royong dan penuh cinta kasih tanpa adanya perbedaan suku, agama dan ras. Sedangkan abelom eruwok adalah berbuat yang terbaik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semboyan itu yang mendorong dan penyemangat penjabat Bupati Puncak Jaya, Tumiran, melakukan beragam inovasi selama kepeminpinannya. Salah satunya dengan melakukan pendekatan kultural dengan mengutamakan kearifan lokal masyarakat Puncak Jaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tumiran mengatakan yabu eruwok dan abelom eruwok adalah kearifan lokal yang melekat pada kebudayaan masyarakat Suku Lani. Pemerintah kabupaten mengafirmasikan kebudayaan lokal tersebut dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan. “Agar antara pemerintah dan masyarakat tidak dilihat sebagai suatu entitas yang parsialistik, tetapi saling berkorelasi satu sama lainnya,” kata dia yang menjabat sejak tahun lalu.
Di bidang pendidikan, Tumiran membuka sekolah lanjutan tingkat atas di Distrik Fawi. Sekolah ini dapat mengakomodir anak dari tiga distrik, yakni Fawi, Dagai, dan Torere.
Salah satu kendala dalam pemerataan pembangunan di tiga distrik tersebut adalah akses transportasi. Pemerintah menjalin kerja sama dengan maskapai membuka jalur penerbangan perintis ke distrik yang belum bisa dijangkau dengan kendaraan darat. “Kami lalukan secara bertahap,” kata Tumiran.
Selama masa transisi pemerintahan, Tumiran menggulirkan program peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan ibu dan anak, peningkatan akses pendidikan. “Serta program peningkatan perekonomian, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, dan program peningkatan ketersediaan infrastruktur serta peningkatan tatakelola pemerintahan”.
Menurut dia semua program yang dijalankan sangat relevan dan mendukung Visi Indonesia Emas 2045. “Merupakan peluang, karena ini merupakan kesempatan emas yang harus kami raih menjadi negara maju yang sejajar dengan negara-negara besar lainnya,” ujarnya.
Adapun di Puncak Jaya, Tumiran mengatakan pengelolaan pemerintahan di wilayah ini memiliki keunikan dan tantangan tersendiri yang berbeda dengan daerah lain. “Diperlukan figur pemimpin yang bukan saja memiliki kompetensi manajerial tetapi juga harus memiliki kompetensi teknis dan sosial kultural yang mampu berinteraksi dengan masyarakat lokal,” ungkapnya.
Di usia 79 tahun kemerdekaan Indonesia, menurut dia perjuangan belum selesai. “Tugas berat kita justru bagaimana kita bisa mencapai tujuan kita mendirikan negara ini yaitu sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945.”
Sebagai wilayah otonom berdasarkan pemekaran wilayah Provinsi Irian Jaya sejak 28 tahun lalu, Kabupaten Puncak Jaya merasakan pelayanan pemerintahan dan pembangunan seperti daerah lain. “Berkat kerja sama semua elemen masyarakat di Kabupaten Puncak Jaya dan dorongan serta arahan dari pemerintah pusat dan Provinsi Papua Tengah,” kata dia.