Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Grup Rumah Sakit (RS) Siloam melalui Clinical Research Siloam (CRS) membangun kemitraan dengan Singapore Clinical Research Institute (SCRI) untuk mengembangkan kapasitas penelitian klinis melalui pelatihan, penelitian bersama, dan kegiatan kolaboratif. Kemitraan itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) yang dilaksanakan di Siloam Hospitals Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Jumat, 04 Oktober 2024.
Medical Managing Director Grup RS Siloam, dr. Grace Frelita Indradjaja, MM, mengatakan, CRS baru sekitar tiga tahun didirikan sehingga masih banyak hal yang harus dipelajari dari negara-negara yang sudah maju, yang sudah melakukan penelitian klinis. “Satu hal yang merupakan keinginan kita, dengan adanya penelitian klinis di Indonesia maka kita bisa memberikan hasil dan juga treatment yang lebih precise (akurat),” ujar dia.
Grace mengatakan, penelitian klinis memiliki dampak luar biasa bagi masyarakat, mulai dari membuka akses terhadap pengobatan-pengobatan baru, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, serta menghadirkan obat-obatan dan terapi inovatif. “Meskipun memiliki penyakit yang sama, namun tubuh orang berbeda-beda. Karena itu dibutuhkan perlakuan obat-obatan yang berbeda pula.”
Melalui penelitian klinis memungkinkan pasien mengakses pengobatan atau terapi baru yang belum tersedia secara komersial. “Banyak obat dan perawatan medis inovatif hanya dapat diperoleh melalui uji klinis, terutama saat pengobatan tersebut belum mendapatkan persetujuan regulasi di pasaran,” ucap dia.
Sebagai contoh, dalam pengobatan kanker, imunoterapi atau terapi berbasis gen sering kali pertama kali diuji melalui uji klinis sebelum menjadi bagian dari standar perawatan. Pasien yang mengikuti penelitian klinis dapat memperoleh manfaat dari terapi-terapi baru ini lebih awal, yang bisa menjadi solusi bagi penyakit yang tidak memiliki pengobatan efektif sebelumnya.
Medical Managing Director Grup RS Siloam Grace Frelita Indradjaja saat memberi sambutan dalam acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Signing Clinical Research Siloam dengan Singapore Clinical Research Institute di Lippo Village, Karawaci, Jum`at, 4 Oktober 2024. Dok. TEMPO
Selain itu, dengan menguji efektivitas obat dan prosedur baru, penelitian klinis membantu tenaga medis memahami apa yang bekerja paling baik untuk kondisi tertentu. Proses ini memungkinkan perawatan berbasis bukti yang lebih baik, meningkatkan standar keselamatan pasien, dan meminimalkan risiko pengobatan. “Sebagai hasilnya, rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang terlibat dalam penelitian klinis mampu memberikan perawatan yang lebih komprehensif dan terdepan bagi kepuasan pasien.”
Penelitian klinis juga menjadi sarana penting dalam mendukung pengembangan obat-obatan dan terapi baru. Melalui uji klinis, obat-obatan inovatif diuji dalam skala besar untuk menentukan efektivitas, keamanan, dan dosis yang tepat sebelum mereka dapat dipasarkan secara luas.
Grup RS Siloam, kata Grace, aktif menjembatani proses ini dan membantu memastikan bahwa inovasi-inovasi medis dapat sampai ke pasien yang membutuhkan. Tanpa adanya penelitian klinis, perkembangan obat dan terapi baru akan jauh lebih lambat, karena uji klinis adalah tahap krusial dalam mendapatkan persetujuan otoritas kesehatan global. Penelitian klinis juga dikembangkan guna memastikan bahwa penentuan obat dan penggunaan peralatan medis bagi pasien dapat secara akurat mewakili karakteristik pasien Indonesia.
Sementara itu, CRS juga memfasilitasi kolaborasi antara Grup RS Siloam dengan institusi kesehatan mitranya dalam melakukan penelitian klinis dengan sejumlah Clinical Research Organization (CRO) dari Jepang, Malaysia, dan berbagai negara lainnya. “Kami bekerjasama dengan beberapa negara. Karena setiap negara memiliki keahlian masing-masing, sementara CRS benar-benar masih bayi, jadi kita sangat haus dengan kemampuan dari negara-negara yang sudah lebih dulu melakukan riset.”
Hingga kini, lanjut dia, CRS juga telah menjalankan 14 proyek aktif dan menjalankan lima percobaan klinis di bidang pediatri, kedokteran nuklir, dan kanker. “Sudah diikuti 69 partisipan,” kata dr Grace. Jumlah itu tentunya masih perlu perhatian dikarenakan di luar negeri orang berebut untuk trial penelitian klinis.
Foto bersama Medical Managing Director Grup RS Siloam Grace Frelita Indradjaja (keenam kiri) Executive Director Singapore Clinical Research Institute Adj A/Prof Danny Soon (ketujuh kanan) beserta jajaran RS Siloam usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Signing Clinical Research Siloam dengan Singapore Clinical Research Institute di Lippo Village, Karawaci, Jum`at, 4 Oktober 2024. Dok. TEMPO
“Kalau di Indonesia masyarakat belum aware,” ujar dia. Oleh karena itu, adanya kemitraan ini mencerminkan komitmen CRS dalam inovasi medis dan peningkatan kualitas perawatan kesehatan, serta memberikan solusi yang lebih baik bagi pasien.
Kini, Grup RS Siloam terus memperluas jaringan kemitraan dengan SCRI dari Singapura. “Kami sangat antusias untuk bekerja sama dengan SCRI yang akan berfokus pada pelatihan staf dan memperkuat komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas uji klinis,” kata dr. Grace.
Peringkat Indonesia, menurut Scientific Journal Rankings, dalam hal published journal meningkat secara signifikan ke posisi 19 dunia (sebelumnya di peringkat 54) dalam sepuluh tahun terakhir. “Kami melihat hal ini sebagai peluang untuk melakukan perbaikan, terutama dalam struktur tata kelola, operasional penelitian, dan pengetahuan sumber daya manusia.”
Grace pun berharap, upaya yang dilakukan Siloam dapat menjadi pemicu bagi seluruh institusi di Indonesia untuk memulai. “Kita harus menjadi tuan rumah di negara sendiri. Bayangkan kita mempunyai 280 juta jiwa, tetapi obat kita masih pakai riset dari Amerika, Eropa. Oleh karena itu, sudah saatnya kita memiliki penelitian klinis sendiri.”
Chief Executive Officer di Consortium for Clinical Research and Innovation Singapore (CRIS) dan Executive Director SCRI, Adj A/Prof Danny Soon mengatakan, kerja sama ini merupakan langkah signifikan dalam memperkuat kolaborasi layanan kesehatan antara Siloam Hospitals dan SCRI. Dengan berfokus pada peningkatan kapasitas pelatihan bagi para profesional dalam penelitian klinis, SCRI membangun kumpulan talenta yang handal dalam koordinasi uji klinis, memperkuat komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas penelitian. “Ini selaras dengan misi SCRI untuk memajukan kapabilitas penelitian klinis dan kami berharap dapat meningkatkan standar penelitian serta hasil perawatan bagi pasien.”
SCRI saat ini beroperasi sebagai unit bisnis di bawah Consortium for Clinical Research and Innovation, Singapore (CRIS), anak perusahaan dari Ministry of Health Holdings (MOHH). SCRI bekerja sama dengan National Medical Research Council membantu Kementerian Kesehatan Singapura dalam merumuskan dan menerapkan kebijakan uji klinis. Kolaborasi ini juga berfokus pada inisiatif strategis yang bertujuan mendukung dan mengembangkan kompetensi Penelitian klinis di Singapura. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini