Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Bertepatan dengan hari jadinya yang ke-26, Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) merilis populasi badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), hasil dari pemantauan sepanjang 2017. Berdasarkan hasil identifikasi, jumlah minimum populasi badak Jawa di TNUK telah mencapai 67 individu, yang terdiri atas 37 individu jantan dan 30 betina. Dari jumlah tersebut, 13 individu dikategorikan dalam kelas umur anak dan 54 individu lain masuk kelas remaja serta dewasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2017, Balai TNUK menempatkan 100 kamera video trap, di Semenanjung Ujung Kulon, yang menjadi habitat badak Jawa. Dari hasil identifikasi klip video, badak Jawa yang terekam kamera video trap sebanyak 57 individu dan sebanyak 10 individu badak Jawa tidak terekam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kemungkinan dari 10 individu badak tersebut berpindah jalur sehingga berada di luar jangkauan pengamatan kamera. Hasil pemantauan lapangan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kematian badak Jawa. Sehingga dapat kita ambil kesimpulan setidaknya populasi badak Jawa pada 2017 masih sama dengan 2016, yakni berjumlah 67 individu,” ujar Kepala Balai TNUK Mamat Rahmat saat merilis data populasi badak Jawa sepanjang 2017, di Pandeglang, Senin, 26 Februari 2018.
Badak Jawa merupakan spesies paling langka di antara lima spesies badak di dunia. Sehingga dikategorikan sebagai critically endangered dalam Red List Data Book, yang dikeluarkan International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).
Badak Jawa juga terdaftar dalam Apendiks I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), sebagai jenis yang jumlahnya sangat sedikit di alam dan dikhawatirkan punah. Badak Jawa pun diklasifikasikan sebagai jenis satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa.
Masih ditemukannya clip video hasil kamera trap anak badak Jawa dalam jumlah yang relatif besar ini, menunjukkan populasi badak Jawa di TNUK masih mengalami perkembangbiakan alami dengan baik. Sehingga memberi harapan besar bagi keberlangsungan hidup satwa langka tersebut.
Peringatan hari jadi TNUK ke-26 dan rilis hasil pemonitoran badak Jawa sepanjang 2017 ini, dihadiri Dirjen KSDAE yang diwakili oleh Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati, Bupati Pandeglang, Kepala Dinas LHK Provinsi Banten, serta tamu undangan lain. (*)