Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Masyarakat Belitung, dari ibu rumah tangga hingga wirausaha, sangat antusias menyambut perhelatan konferensi internasional G20 Development Ministerial Meeting (DMM) yang diselenggarakan pada 7-9 September 2022 lalu. Para siswa-siswi pun larut dalam euforia, menyambut kedatangan delegasi G20 dengan mengibarkan miniatur bendera di sepanjang jalan, antara Bandar Udara Haji Ahmad Sanusi Hanandjoeddin, Tanjung Pinang, menuju Sheraton Resort Belitung, lokasi penyelenggaraan G20 DMM yang beroperasi dengan prinsip berkelanjutan.
“Pertemuan ini merupakan momen historis bagi Belitung, yang untuk pertama kalinya dalam sejarah, dapat menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan internasional yang mengumpulkan Menteri-Menteri dari dua puluh negara dengan ekonomi terbesar di dunia,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, selaku Chair of G20 DMM.
Kolaborasi apik pemerintah pusat dan pemerintah daerah, meliputi Kabupaten Belitung, Kabupaten Belitung Timur, hingga Provinsi Bangka Belitung, serta masyarakat lokal Belitung, menjadi resep terbaik yang menghasilkan kesuksesan G20 DMM. Konferensi internasional tersebut turut mendorong pertumbuhan ekonomi Belitung, terutama melalui pelibatan usaha mikro, kecil, dan menengah dari berbagai sektor seperti kuliner, pariwisata, serta produk lokal lainnya.
Dipilihnya Belitung sebagai lokasi DMM merepresentasikan proses pembangunan dan transisi yang nyata, dari ketergantungan pada sektor ekstraktif yaitu penambangan timah, menuju pengembangan sektor turisme yang inklusif dan berkelanjutan. Diketahui, Laskar Pelangi dan Pulau Lengkuas telah menjejak di benak, sebagai asosiasi paling wahid, ketika tersebut nama Belitung.
Dahulu dikenal sebagai Billiton, Belitung terletak tepat di lepas pantai timur Sumatra, dan telah sejak lama dikenal sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia. Seiring dengan implementasi pembangunan berkelanjutan, Belitung secara signifikan mulai menanggalkan ketergantungan terhadap tambang.
“Hal ini menunjukkan bahwa capaian pembangunan tidak mungkin terwujud dalam satu malam. Dibutuhkan komitmen yang kuat, kebijakan yang konkret, dan konsistensi dari pemerintah untuk mencapai transisi. Inilah kesan yang ingin kami sampaikan kepada para Menteri Pembangunan G20 dan seluruh delegasi,” kata Suharso.
Selain membuktikan diri sebagai penyelenggara pertemuan berskala internasional sekaligus destinasi pariwisata inklusif dan berkelanjutan, di 2021, nama Belitung terlebih dahulu mendunia melalui prestasi meraih predikat bergengsi, yakni sebagai United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization Global Geopark. Sebagai rumah bagi Geosite Open Pit Nam Salu, bekas tambang timah terbesar di Asia Tenggara hingga Belitung Mangrove Geopark, area konservasi bakau di Geosite Juru Seberang, Belitung semakin mengukuhkan posisi sebagai pelaksana pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
DMM pun sukses mengenalkan Belitung ke Menteri Pembangunan G20 serta perwakilan negara undangan, organisasi internasional, serta mitra pembangunan yang telah mengunjungi sejumlah destinasi pariwisata Belitung, seperti Batu Berlayar dan Pulau Lengkuas. “Tujuan saya mengundang para menteri dan delegasi untuk menyempatkan kunjungan ke titik-titik pariwisata, semata untuk mengenalkan indahnya pariwisata Belitung, menjadi oleh-oleh yang tak terlupakan,” kata Suharso.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini