Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font face=arial size=2 color=#ff9900>Anwar Ibrahim:</font><br />Kami Tak Cuma Cari Menang

6 Februari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JABATAN tangannya masih erat saat Tempo bertemu dengan lelaki 64 tahun ini di Kota Kembang, Bandung, pekan lalu. Hampir tak ada gurat lelah di wajahnya, walau seabrek kegiatan harus dijalaninya sedari pagi hingga malam. "Selamat pagi, apa kabar semua kawan di Tempo?" tanyanya hangat.

Lelaki itu Anwar Ibrahim. Mungkin kini bekas Wakil Perdana Menteri Malaysia itu jadi pria yang paling dikenal di luar Malaysia. Setelah dinyatakan tidak bersalah dalam tuduhan sodomi oleh pengadilan pada 9 Januari lalu, ia mengaku siap memimpin Malaysia.

Ketua koalisi oposisi Pakatan Rakyat ini terus menggalang kekuatan. Ia mengklaim tidak akan hanya mencari kemenangan dalam pemilihan raya mendatang. Pekan lalu, sebelum berorasi di kampus Institut Teknologi Bandung, Anwar berkesempatan menerangkan hal-hal terbaru soal kesiapan oposisi menghadapi pemilihan raya kepada Sandy Indra Pratama dari Tempo.

Selepas vonis bebas, apa yang akan terjadi di Malaysia?

Sebelumnya, tidak ada yang bisa menyangka soal kebebasan saya. Namun itu ternyata yang terjadi. UMNO pasti kesal mendengar berita itu. Maka, sehari setelah itu, mereka seperti orang gila yang kemudian menyerang saya.

Bermacam isu mereka lontarkan. Semisal saya mendukung seks bebas dan Israel. Saya juga dituduh pro-Hindu, juga video seks. Semua jelas fitnah.

Dari awal persidangan, pihak kami selalu kalah. Kalah semuanya. Tapi sekarang, setelah vonis bebas itu, ada sedikit lonjakan dukungan untuk oposisi.

Anda yakin pemilihan yang bakal digulirkan bersih?

No, saya tidak yakin bersih. Banyak kecurangan dalam penyelenggaraannya. Isu terbesarnya daftar pemilih. Pendaftaran pemilih saja dipersulit dan diselewengkan. Pemilih mendaftar di Penang, tercatatnya di Selangor. Belum lagi masalah pemilih fiktif.

Dengan kondisi seperti itu, bagaimana kekuatan oposisi?

Pada 2008, oposisi bisa merebut popularitas. Hingga saat ini, data kami menyebutkan oposisi masih merebut 51 persen perhatian rakyat Malaysia. Oposisi kalah di Johor, Sabah, dan Sarawak.

Bagaimana oposisi mengatasi kecurangan itu?

Kami punya pemantau yang mengobarkan kesadaran rakyat mengenai hak politik mereka. Oposisi konsisten terhadap gerakan pemilihan bersih. Jalur resmi lewat komisi pemilu itu tipis harapannya, karena sudah dikuasai pemerintah.

Seberapa solid koalisi sekarang?

Rentang ideologi kami sangat panjang, dari partai yang demokratik (DAP) hingga partai Islam seperti PAS. Banyak yang ragu akan kekompakan kami. Tapi lihat saja sudah empat tahun ini kami bersama dan banyak yang sudah direbut. Sudah 49 kali kami mengadakan pertemuan antarpemimpin partai di dalam koalisi. Kami semua terbuka terhadap segala macam isu. Oposisi sudah meninggalkan semua kecurigaan yang berakar dari etnis ataupun agama. Kami punya kerangka bersama, dituangkan dalam Buku Jingga.

Apa isi Buku Jingga?

Poin-poin penting dalam buku itu, antara lain, menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi, mempertahankan hak-hak orang Melayu dan bumiputra, serta tidak menyentuh kedaulatan raja-raja Melayu karena memang sengaja kami pisahkan. Nilai terpentingnya kesejahteraan rakyat yang bersumber dari ekonomi kerakyatan. Kami tidak ingin hanya mencari menang. Oposisi ingin membuktikan, kami juga bisa mewujudkan kesejahteraan bagi semua.

Anda yakin Buku Jingga akan jadi solusi untuk Malaysia?

Itu sudah kami hitung betul. Insya Allah, jadi solusi.

Apa kebijakan pertama yang akan Anda ambil pada hari pertama memerintah jika Anda menang dalam pemilihan raya?

Menurunkan harga bahan bakar minyak di Malaysia. Itu yang paling dibutuhkan rakyat, karena Malaysia murni eksportir minyak. Kami mampu soal itu.

Soal kampanye, dari mana nanti oposisi mendapatkan dana?

Sistem sudah terbentuk, tidak ada cukong hitam siapa pun di balik kami. Iuran dari para simpatisan memiliki arti sangat penting. Sementara di kubu lain kampanye diberi uang, di kubu kami, kampanye adalah jalan publik untuk menyumbang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus