Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font face=verdana size=1><b>Afghanistan</B></font><br />Empat Kali untuk Karzai

Taliban mengaku bertanggung jawab terhadap upaya pembunuhan Presiden Hamid Karzai. Seberapa besar kekuatan mereka?

5 Mei 2008 | 00.00 WIB

<font face=verdana size=1><b>Afghanistan</B></font><br />Empat Kali untuk Karzai
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Satu jam setelah peristiwa berdarah di Stadion Nasional Kabul, Hamid Karzai tampil di televisi nasional. Dia berpidato begini: ”Musuh-musuh Afganistan berupaya menciptakan kekacauan dan ketakutan. Alhamdulillah, aparat keamanan segera membekuk mereka. Dengan pertolongan Allah, keamanan negeri kita telah pulih kembali.” Dia tak lupa meminta rakyatnya tenang dan berteguh hati.

Percobaan pembunuhan Presiden Hamid Karzai di Stadion Nasional terjadi pada Minggu dua pekan lalu. Dia lolos dari maut. Tapi ada tiga korban tewas, di antaranya anggota parlemen Afganistan serta kepala suku, dan sebelas orang terluka. Beberapa penembak memberondong Karzai secara terang-terangan. Sang Presiden tengah menyaksikan parade militer mengenang 16 tahun runtuhnya pemerintahan boneka Uni Soviet di Afganistan.

Ini upaya pembunuhan keempat kalinya terhadap Karzai selama dia memimpin Afganistan. Tapi ini pertama kalinya dia dibidik di jantung Ibu Kota Kabul, dalam sebuah upacara militer pula. Kepada koran Inggris The Daily Telegraph, Taliban mengaku bertanggung jawab: ”Enam martir Fedayeen (sukarelawan berani mati Taliban) masuk ke stadion. Mereka dibekali mortir dan senapan mesin Kalashnikov. Mereka diperintahkan beraksi saat lagu kebangsaan bergema,” Zabiullah Mujahed, juru bicara Taliban, angkat bicara.

Para pengawal langsung melapis Presiden dan menyelamatkannya. Tiga pemberontak ditembak mati di tempat. Duta Besar Inggris Sir Sherard Cowper-Coles ada di dekat Presiden Karzai saat dar-der-dor berlangsung. Juga Duta Besar Amerika Serikat William Wood dan Komandan Pakta Pertahanan Atlantik Utara Jenderal Dan McNeill. ”Kami melompat ke dalam mobil Kedutaan Besar Amerika dan segera kabur,” Sir Coles bersaksi.

Satu pertanyaan lama muncul lagi seusai tragedi itu: benarkah kekuatan Taliban telah bangkit berlipat kali? Dari sejumlah aksinya dalam empat tahun terakhir, organisasi ini agaknya berusaha keras memperlihatkan kekuatannya belum putus. Mengutip Zabiullah, ”Kami ingin menunjukkan kepada dunia, kami bisa menyerang di mana saja sesuai dengan keinginan kami.”

Taliban memerintah Afganistan dengan sepenuh kuasa pada 1996-2001, sebelum diruntuhkan Amerika Serikat. Penguasa Afganistan itu dituduh melindungi Usamah bin Ladin, dalang tragedi 11 September di World Trade Center, New York. Selepas keruntuhan Taliban, Amerika ”mendudukkan” Karzai sebagai presiden sementara. Dalam pemilu demokratis pertama pada Oktober 2004, Karzai terpilih menjadi presiden.

Adapun Taliban, yang sempat tiarap beberapa saat, bangkit kembali pada era kekuasaan Karzai. Pada Oktober 2004, Taliban bahkan tidak lupa menunjukkan ”kehadiran”-nya dalam pemilu, dengan membunuh petugas pemilu di beberapa kota. Pendek kata, serangan-serangan diatur agar ”berkelanjutan” walau relatif sporadis.

Berikut ini contoh data korban Taliban. Pada 2003-2004, sekitar 1.000 orang tewas di tangan mereka. Empat tahun berlalu, angka itu melejit ke 8.000 orang. Rabu pekan lalu, pasukan Amerika dan Inggris mengoyak markas Taliban di wilayah selatan. Ini serangan balasan setelah Taliban menghajar pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara di timur Afganistan. Aksi itu menewaskan 18 warga sipil, ditambah 41 orang cedera.

Sudah hampir enam setengah tahun tentara Pakta Pertahanan mencoba membungkam Taliban. Dan belum berhasil. Setidaknya hingga dua pekan lalu mereka masih memberondong Presiden Afganistan di tengah sebuah parade militer.

Yudono Yanuar, HYK (AFP, AP, IHT)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus