Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<Font size=2 color=#990000>Kasit Piromya: </font><br />Pemilu Akan Digelar Selekasnya

31 Mei 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak kudeta tak berdarah terhadap Perdana Menteri Thaksin Shinawatra pada 2006, Thailand tak pernah berhenti dirundung konflik. Puncaknya terjadi ketika massa Front Nasional Demokrasi Bersatu Menentang Kediktatoran, yang dekat dengan Thaksin, turun ke jalan menuntut Abhisit mundur dan pemilihan umum digelar.

Lebih dari 80 jiwa tewas selama dua bulan ketika pemerintah dan pengunjuk rasa berhadapan. Lebih dari seribu orang luka-luka dan 35 gedung dijarah serta terbakar pada Rabu dua pekan lalu saat aksi pengusiran besar-besaran dilakukan pemerintah Thailand. Kerugian ditaksir mencapai 230 miliar baht.

”Kami belajar bahwa kekerasan tidak menyelesaikan masalah,” ujar Menteri Luar Negeri Kasit Piromya kepada Andree Priyanto dari Tempo di kantornya di Bangkok. ”Saya enggak mengerti mengapa beberapa pemimpin masih saja mau menampung bekas perdana menteri Thaksin Shinawatra dan memberi dia paspor.”

Apa argumen Anda bahwa aksi antipemerintah sudah benar-benar bisa dipadamkan?

Pertama, kami adalah negara berkembang yang sedang membangun untuk benar-benar mencapai pemerintahan yang demokratis. Kami pernah punya pengalaman berkonflik dalam merumuskan ide-ide dasar negara kami, fasisme, sosialisme, komunisme, dan militerisme. Kedua, kami juga berkonflik untuk urusan patron-klien, feodalistik, sampai akhirnya memiliki pemerintahan serta masyarakat yang rasional dan bertanggung jawab. Ketiga, menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi. Jadi semua ini faktor yang sedang di hadapi Thailand. Hemat saya, sekarang masyarakat sudah kian melek demokrasi.

Pelajaran apa yang didapat pemerintah Thailand setelah melalui kisruh politik ini?

Saya kira, bukan cuma pemerintah Thailand, seluruh rakyat pun mendapat pelajaran berharga dari peristiwa ini. Kami belajar untuk mengedepankan kesetaraan. Kami belajar bahwa kekerasan tidak menyelesaikan masalah. Kalau kekerasan dipakai buat menjatuhkan pemerintahan atau memaksakan kehendak, jangan harap Anda akan sukses. Kudeta militer juga tak akan menyelesaikan masalah. Itulah upaya kami untuk beradaptasi pada dunia yang sudah makin menyatu.

Thailand bermaksud meninjau hubungan dengan sejumlah negara?

Kami tak akan merevisi kebijakan (luar negeri) Thailand. Kami justru akan mengkritik diri kami sendiri. Kami memerlukan solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat. Beberapa lembaga asing mesti melakukan koordinasi yang lebih intim dengan Kementerian Luar Negeri.

Dunia internasional sepertinya mendukung pemerintah Anda?

Kami memerintah hampir satu setengah tahun. Mereka bisa melihat apa yang sudah pemerintah ini kerjakan. Semuanya jelas dan bisa dipertanggungjawabkan. Kami juga mempertanggungjawabkan setiap dolar sumbangan yang diberikan pemerintah asing kepada kami. Kami punya hubungan yang baik dengan dunia internasional. Kami memberikan informasi secara terbuka kepada mereka. Kami bangga dengan keterbukaan. Kami juga membuka dialog dengan partai oposisi.

Perdana Menteri Abhisit mengatakan saat ini pemerintah sedang dalam posisi wait and see. Apa maksudnya?

Saya kira itu karena pemerintah kami punya masa delapan bulan lagi sebelum menggelar pemilu. Pernyataan beliau juga merupakan peringatan buat kami bahwa waktu kami hampir habis. Saya yakin ini merupakan saat bagi kami untuk melihat keinginan partai koalisi, pihak oposisi, dan komunitas internasional. Mereka menginginkan pemerintahan yang didukung penuh lewat pemilu. Itu berarti bisa jadi pemilu akan digelar selekasnya. Tapi seberapa cepat itu bergantung pada perkembangan road map, keamanan dan stabilitas, proses hukum terhadap para pelanggar hukum, dan kerja sama dunia internasional terhadap upaya menyeret bekas perdana menteri Thaksin Shinawatra, buron korupsi dan terorisme, ke Thailand.

Bagaimana pemerintah akan memperbaiki wajah Thailand pascakrisis di mata dunia?

Kami telah mengadakan rapat dan kami berencana menyewa sebuah tim profesional, bisa perusahaan atau sekelompok konsultan. Kami punya dana buat ini. Mereka akan bekerja secara terpisah dalam dua bagian. Kelompok pertama akan memulihkan citra keseluruhan dengan membangun kepercayaan. Tim kedua setidaknya akan melakukan lima atau enam misi ke luar negeri guna membangun pengertian di antara sesama negara. Tugasnya menjelaskan apa yang terjadi di Thailand dan apa rencana pemerintah selanjutnya. Sebab, ada sejumlah media internasional, seperti CNN dan BBC, yang tak obyektif dalam memberitakan Thailand.

Apakah Anda lelah menghadapi konflik politik ini?

Kami ini pemeluk Buddha. Kami mesti membela kebenaran. Begitu pula semua anggota kabinet, tak terke cuali perdana menteri. Istri dan anak saya mendukung. Ini berbeda dengan 35 tahun lalu, saat saya pertama kali terjun ke politik. Keluarga saya menolak. Tapi kali ini tidak. Begitu pula keluarga perdana menteri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus