Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<Font size=2 color=#990000>Pithaya Pookaman: </font><br />Abhisit Tak Bisa Dipegang

31 Mei 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah para pemimpin Kaus Merah ditahan, kini giliran Partai Phuea Thai menjadi ujung tombak untuk menyerang pemerintah Thailand. Mosi tidak percaya akan segera dilayangkan kepada Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva, Menteri Luar Negeri Kasit Piromya, dan sejumlah pejabat lain. Partai oposisi terbesar di Thailand ini menuding Abhisit tak becus dalam menangani aksi-aksi demonstrasi yang dimotori kelompok Kaus Merah sehingga menuai korban jiwa.

Dalam serangan puncak tentara ke jantung massa Kaus Merah di persimpangan Jalan Ratchaprasong pada Rabu dua pekan lalu, 15 orang tewas dan lebih dari seratus luka-luka. Sebanyak 1.500 pengunjuk rasa mengungsi ke sebuah kuil, tempat ditemukannya enam jenazah.

"Pembantaian di kuil adalah satu contoh bagaimana pemerintah gagal dalam menangani aksi unjuk rasa secara damai," kata juru bicara Partai Phuea Thai, Dr Pithaya Pookaman, kepada Andree Priyanto dari Tempo di markas besar partai itu di Bangkok.

Setelah aksi unjuk rasa padam, apa yang akan Phuea Thai lakukan?

Kami sedang memperjuangkan mosi tak percaya terhadap Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan beberapa pejabat lain. Alasan kami, pemerintah gagal dalam menangani pelbagai aksi unjuk rasa itu secara tepat. Anda tahu terjadi bentrokan berdarah saat tentara berupaya membubarkan aksi-aksi Kaus Merah. Juga masalah korupsi dan bagaimana pemerintah menyelesaikan masalah politik ini. Debat soal ini akan disiarkan di televisi.

Anda masih berhubungan dengan para pemimpin Kaus Merah?

Pada dasarnya, kami punya kesamaan ideologi. Kami adalah institusi terdepan yang menyuarakan demokrasi. Saya berbicara dengan beberapa pemimpin Kaus Merah biasanya tentang demokrasi, aturan hukum. Orang-orang Kaus Merah ini turun ke jalan dengan hati.

Bukan turun ke jalan karena Thaksin?

Tentu saja tidak. Meski begitu, banyak warga kebanyakan di Thailand amat menyukai dia. Tapi gerakan ini bukan buat mengembalikan Thaksin ke kekuasaan, melainkan buat mengembalikan demokrasi, kesejahteraan masyarakat, buat kebaikan hidup mereka, dan perbaikan standar hidup mereka. Semua tahu militer melindungi pemerintahan ini.

Menteri Luar Negeri Kasit Piromya mengatakan demonstran telah menggunakan cara-cara kekerasan yang mengarah pada terorisme?

Kalau Anda tengok dua bulan ke belakang, apakah Kaus Merah benar-benar memakai kekerasan? Jika benar, mengapa Kaus Merah begitu terbuka kepada wartawan? Kenapa wartawan diizinkan masuk menemui para pemimpin Kaus Merah dan berada di dalam kelompok Kaus Merah?

Apakah ada perpecahan di antara pemimpin Kaus Merah?

Tentu saja tidak. Perbedaan pendapat itu normal di antara pemimpin. Tapi mereka begitu terikat dengan kuat dan saling mendukung. Apalagi tujuan mereka sama: menuntut pembubaran parlemen dan pemerintah. Andai saja pemerintah mau secepatnya menggelar pemilu, hal-hal buruk seperti ini tak akan terjadi.

Tapi pemerintah sepertinya ingin terus bertahan, apa pun risikonya. Pemerintah mestinya mengembalikan kekuasaan kepada rakyat. Biarkan rakyat yang menentukan lewat pemilu.

Bukankah pemerintah sudah berjanji akan menggelar pemilu?

Kalau benar begitu, mengapa pemerintah tak segera menggelar pemilu sela seperti di negara-negara demokratis sebelum kondisinya menjadi buruk dan sulit dikendalikan? Pemilu adalah satu-satunya jalan untuk keluar dari krisis ini selekasnya. Saya tak paham kenapa pemerintah justru membuang-buang waktu dengan mengeluarkan road map dan menyatakan pemilu digelar pada November. Kenapa tidak selekas mungkin? Selama ini, sulit buat kami untuk mempercayai Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva. Janji dan omongannya tak bisa dipegang. Dia cuma bicara tanpa didukung tindakan. Media massa yang mencoba mengkritik diberangus.

Kalau pemilu digelar dan partai Anda menang, apakah Thaksin kembali berkuasa?

Jelas tidak. Ketua partailah yang menjadi perdana menteri bila partainya memenangi pemilu. Kami tentu akan membenahi semua kerusakan yang terjadi secara bertanggung jawab. Jika pemerintah yang menang, kami akan menghormati pemerintahan ini. Saya jamin Kaus Merah tak akan mengganggu dan menuntut pemerintah turun, karena kami menghormati pemilu yang menjadi dasar sahnya sebuah kepemimpinan dalam pemerintahan.

Pihak mana pun mesti menghormati hasil pemilu, konstitusi, dan aturan hukum. Sekali lagi, jika pemerintahan normal dan Thaksin ingin kembali, dia bisa kembali dan kami akan menggelar pengadilan yang jujur terhadapnya. Hemat saya, Thaksin sudah tak lagi berminat dengan tetek-bengek urusan politik.

Lalu mengapa para pemimpin Kaus Merah mau menyerah begitu saja?

Mereka menyerahkan diri karena sadar nyawa mereka bakal terancam. Pemerintah sepertinya ingin menahan semua pemimpin Kaus Merah. Pemerintah ingin memastikan Kaus Merah tak lagi menjadi ancaman. Tapi saya ragu karena rakyat pendukung Kaus Merah datang dengan hati mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus