Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DALAM usia 32 tahun, pria karismatik ini disiapkan menggantikan ayahnya: Muammar Qadhafi. Sosoknya tinggi tegap, kulitnya putih. Dalam gamis warna krem dan kepala dililit sorban putih, iaSyaiful Islam Qadhafiberkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa malam, 9 November lalu. Arsitek lulusan Universitas Al-Fateh, Tripoli, Libya ini putra pertama dari istri kedua Muammar Qadhafi.
Jabatannya kini ketua Qadhafi International Foundation for Charity Associations. Tapi Syaiful mulai sering menggantikan ayahnya menghadiri upacara resmi kenegaraan di luar negeri. Selama berkunjung ke Indonesia, 9-11 November, Syaiful Islam bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kesan sebagai "putra mahkota" tercitra dari pengawalan pribadinya yang ketat nian. Dari Libya ia membawa 16 pengawal pribadi.
Sambil berkunjung, dia membagikan sekitar 16 ribu paket sembako untuk penduduk miskin di Jakarta, Bogor, dan Bandung. Dia juga sempat didaulat menjadi imam salat isya di Masjid Istiqlal. Wawancara dengan Faisal Assegaf dari Tempo berlangsung santai di chairman suite Hotel Mulia, Jakarta, Rabu malam 10 November.
Bagaimana perasaan Anda menjadi putra Qadhafi?
Anda tahu, saya pernah mengalami masa-masa sangat sulit karena menyandang nama Qadhafi. Kami punya cerita sangat terkenal ketika harus tinggal di Eropa, di tengah orang-orang yang sulit menerima kami. Itu pengalaman yang buruk dan kompleks.
Benarkah Anda telah mempengaruhi ayah Anda untuk bersikap lebih lunak terhadap Barat?
Kelihatannya tidak seperti itu. Karena saya tinggal di Eropa dan berhubungan dengan sejumlah politisi dan orang penting di sana, saya hanya menyampaikan pesan dari kedua pihak. Saya hanya membiarkan mereka mencapai pemahaman bersama mengenai banyak hal. Itulah yang saya lakukan. Tidak lebih, tidak kurang.
Jadi, apa yang menyebabkan Presiden Qadhafi berubah lunak terhadap Amerika dan Israel?
Sikap kami terhadap Israel tidak melunak. Sejak awal kami ingin menyerang Israel. Sebagaimana Anda ketahui, warga Palestina menolaknya. Bahkan makin banyak warga Palestina yang ingin merundingkan perdamaian dengan Israel. Kami masih memegang teguh prinsip kami: penyelesaian yang adil terhadap konflik Palestina-Israel. Tentang Amerika, karena kebijakan mereka berubah, kami juga harus mengubah sikap. Pemerintah Amerika saat ini mengadopsi pendekatan yang berbeda terhadap Libya, sehingga kami harus meresponsnya. Kami sangat responsif terhadap perubahan sikap dan pendekatan yang berbeda dari negara luar.
Atau setelah Amerika menyerang Irak, Presiden Qadhafi takut akan diserang seperti Irak?
Kami sama sekali tidak takut. Masalah Irak sepenuhnya berbeda. Kami sudah banyak menasihati mereka (WashingtonRed.) untuk tidak menyerang Irak. Saya katakan kepada mereka, keputusan itu salah besar. Sekarang mereka sedang membayar mahal keputusan itu. Namun kami tidak pernah takut terhadap Amerika, karena kami sudah bermusuhan dengan mereka selama lebih dari 20 tahun. Mereka mengisolasi kami, mereka menyerang kami, mereka menghancurkan rumah kami. Bermusuhan dengan Amerika bukanlah pengalaman baru bagi kami.
Bagaimana pandangan Anda mengenai kebijakan Amerika saat ini, yang terus melanjutkan perang terhadap "terorisme"?
Kami tidak pernah menganggap para pejuang di Irak teroris. Kami juga tidak pernah menganggap pejuang Palestina teroris. Mereka adalah pejuang. Kami memiliki pemahaman sendiri tentang definisi terorisme, dan itu lebih baik ketimbang pemahaman Amerika.
Apa komentar Anda terhadap teror bom yang sudah beberapa kali terjadi di Indonesia?
Kami sama sekali tidak tahu siapa pelaku teror, motif mereka, dan akibat dari perbuatan mereka. Bahkan saya sudah bertanya pada banyak orang di sini, dan mereka tidak mengetahui cerita yang sebenarnya. Saya tidak bisa memberikan jawaban obyektif karena saya tidak mengetahui situasi di sini.
Dalam pertemuan dengan MUI, Anda menyampaikan kecurigaan adanya intervensi asing untuk menghambat perkembangan Islam di Indonesia. Anda punya bukti?
Kami benar-benar sangat terkejut ketika menyaksikan beberapa negara Barat berusaha mencampuri sejumlah masalah dalam negeri Indonesia. Mereka berusaha membantu usaha pemisahan diri dan gerakan kemerdekaan. Kami sangat marah menyaksikan mereka berusaha melemahkan Indonesia, yang merupakan negara berpenduduk Islam terbesar di dunia.
Bagaimana komentar Anda atas terpilihnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono?
Saya pikir dia didukung rakyat karena dia terpilih secara demokratis oleh rakyat Indonesia. Posisinya kuat karena legitimasinya diperoleh dari rakyat, dan bukan dari Amerika.
Apa agenda yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Presiden Yudhoyono?
Salah satunya adalah menyampaikan pesan khusus dari pemimpin Libya Muammar Qadhafi. Dia sangat tertarik akan gagasan Konferensi Asia Afrika yang akan berlangsung di Indonesia. Kami ingin membentuk sebuah dialog, karena hal ini sangat penting bagi kami. Ini merupakan salah satu agenda kami untuk membentuk sebuah forum dialog antara Afrika dan blok-blok ekonomi seperti Uni Eropa, ASEAN, Amerika Latin, dan AFTA. Terakhir, kami juga ingin membahas masalah realisasi berbagai proyek bersama antara Indonesia dan Libya, baik di Indonesia maupun di Libya. Kami sangat ingin memperkuat kerja sama ekonomi di antara kedua negara, karena Indonesia merupakan negara yang sangat penting di kawasan ini.
Bagaimana Anda memandang penyelesaian masalah Aceh?
Kami menentang gagasan dari sebuah wilayah kecil yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. Seluruh bagian wilayah dan provinsi di Indonesia lebih baik menjadi bagian dari sebuah negara yang besar dan kuat. Kami tidak ingin melihat Indonesia terpecah belah. Kami ingin Indonesia menjadi bagian dari sebuah blok besar di kawasan ini.
Gagasan untuk memerdekakan diri adalah sebuah ide yang ketinggalan zaman. Seharusnya yang digalakkan adalah otonomi, pemerintahan yang kuat dan adil. Apa pun kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia, kami dapat menerimanya, seperti otonomi, membangun infrastruktur, dan meningkatkan kesejahteraan Aceh. Hal inilah yang bisa kita bahas, bukan soal kemerdekaan.
Apakah benar delegasi GAM datang ke Libya untuk meminta dukungan?
Itu tidak benar. Saya pikir para pemimpin pemberontak tidak lagi terlalu membahas soal gagasan memerdekakan diri. Mereka lebih memikirkan soal pemerintahan lokal (otonomi) yang diterima semua pihak. Meski mereka terus membahasnya, kami tidak akan menerima karena kami menginginkan Indonesia menjadi negara yang kuat dan utuh.
Apakah benar terdapat tentara GAM yang dilatih di Libya?
Memang kami telah menerima sejumlah siswa Indonesia yang ingin belajar di sekolah menengah atas di Libya. Ini normal. Bila Anda belajar di Libya, Anda akan masuk sekolah pemerintah. Kami memiliki program pelatihan militer. Namun, bukan berarti kami menampung mereka di sebuah kamp pelatihan khusus.
Syaiful Islam Muammar Qadhafi
Lahir:
- Tripoli, 1972
Pendidikan:
- Sarjana Arsitektur dan Perencanaan Kota dari Universitas Al-Fateh, Tripoli, 1994.
- Executive Master of Business Administration.
Pengalaman:
- Mengerjakan proyek pembangunan Monumen Gardabia dan Ruwaifa Islamic Center, Agustus 1994Maret 1996.
- Mengawasi pembangunan kompleks olahraga lengkap dengan infrastruktur dan fasilitas bagi olahraga senam, atletik, tenis, sepak bola, dan sebagainya.
Pekerjaan:
- Ketua Qadhafi International Foundation for Charity Associations.
- Kolumnis di majalah dan surat kabar Asharq Al-Awsat, Al Quds Al Arabi, RUSI Journal, East Policy Council Journal.
- Menulis buku Libya and the 21st Century.
- Sedang menyelesaikan buku Steps Toward the African Union.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo