Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

6 Desember 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iran Relawan Bom Bunuh Diri

SEKITAR 200 warga Iran diambil sumpahnya pekan lalu sebagai pelaku aksi bunuh diri di Irak melawan tentara Amerika. Dengan wajah ditutupi topeng kain, mereka yang terdiri dari lelaki dan wanita bahkan anak-anak dibariskan di lapangan sebuah pemakaman di Teheran. "Sa-ya bergabung untuk berjihad," ujar seorang relawan berusia 23 tahun, yang seperti yang lain mendaftar sejak seminggu sebelumnya.

Kegiatan itu digerakkan Organisasi Gerakan Islam Dunia. "Cepat atau lambat kami akan mengubur semua penjajah yang menghina Islam di negeri kami sendiri," kata juru bicaranya, Ali Mo-hammadi, yang menyebut mereka "unit komando aksi bunuh diri pertama".

Dalam acara itu juga diperingati serangan bom bunuh diri terhadap pangkalan marinir AS di Libanon pada 1983. Aksi yang menewaskan 241 tentara AS tersebut dianggap sebagai aksi bom bunuh diri terbesar yang pernah mereka lakukan. Deputi keamanan Kementerian Dalam Negeri Iran, Ali Ashgar Ahmadi, mengatakan tidak akan menangkap mereka dan menganggap aksi mereka sebatas wacana. Namun diakuinya, "Kelompok ini dibekingi beberapa politisi keras Iran terkemuka." Dia menjamin pihaknya tidak akan membiarkan mereka lolos ke Irak.

PBB Kofi Annan Diminta Mundur

SEBAGIAN besar negara anggota PBB_di antaranya Inggris, Rusia, Jerman dan Cina—menolak dan mengecam tuntutan pengunduran Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan. Annan diminta mundur setelah sejumlah senator Amerika mengungkap penggelapan uang program bantuan makanan dan minyak di Irak yang dimotori PBB sebesar US$ 21,3 miliar. "Aksi korupsi paling luas yang terjadi di bawah pimpinannya," demikian para senator Republik menuduh Annan.

Mereka telah mengirim laporan awal investigasinya ke Departemen Luar Negeri AS agar diteruskan ke PBB. Mereka meminta Annan mundur secara terbuka dengan mengumumkannya lewat media massa internasional dan berdalih Amerika adalah penyumbang dana PBB terbesar, yang berasal dari pajak. Ini tuntutan kedua dari pihak Amerika. Annan pernah "diserang" setelah menyatakan perang di Irak sebagai ilegal.

Dan pekan lalu, tuntutan itu dikecam oleh hampir semua anggota PBB. Presiden Prancis Jacques Chirac dan Kanselir Jerman Gerhard Schroeder menelepon langsung Annan untuk memberi dukungan dan menyatakan tuntutan itu tidak fair, se-mentara Presiden George W. Bush berdiam diri.

Filipina Banjir Menewaskan 500 Orang

BANJIR kembali melanda Filipina, pekan lalu. Banjir bandang yang melanda negeri berpenduduk 81 juta itu disertai lumpur dan gelondongan kayu yang hanyut. Badai Winnie disebut sebagai pemicunya. Hingga Jumat pekan itu, tercatat 500 orang tewas dan ratusan orang hilang. Kondisi itu diperparah oleh badai Nanmadol yang berkecepatan 160 kilometer per jam. Tiga kota—Real, Infanta, dan Negeral Nakar—menderita paling parah.

Sepanjang tahun ini, negara seluas 300 kilometer persegi itu sedikitnya 25 kali dilanda banjir. November lalu, 167 orang tewas akibat terjangan badai Muifa dan Merbok. Presiden Gloria Arroyo, Jumat pekan lalu membesuk korban dan meninjau lokasi banjir. "Segera cari yang hilang dan beri makanan pada mereka yang tidak punya rumah, serta tolong yang terisolasi," perintah Arroyo yang disiarkan televisi nasional. Militer juga turut diterjunkan menolong korban.

Hingga akhir pekan lalu, banyak mayat masih bergelimpangan karena belum sempat dievakuasi. Hujan deras, angin kencang, dan jembatan rusak menyulitkan pemberian pertolongan. Penyebab utama banjir, seperti di sini, adalah penggundulan hutan. "Penebangan liar sekarang harus dipandang sebagai kejahatan paling serius terhadap rakyat kita," kata Arroyo.

Belanda Pangeran Bernard Tutup Usia

AYAH Ratu Beatrix dari Belanda, Pangeran Bernhard zur Lippe-Biesterfeld, meninggal pada usia 93 tahun di rumah sakit UMC Utrecht, Rabu petang pekan lalu. Dinas Penerangan Kerajaan Belanda mengumumkan kematian suami almarhumah Ratu Ju-liana ini karena tumor usus ganas.

Menjelang detik-detik akhir, Bernhard banyak dikunjungi keluarga dan teman-teman dekatnya. Rabu siang, kondisi pria kelahiran 29 Juni 1911 itu memburuk. Ia lantas dibawa ke rumah sakit di Utrecht, namun Pangeran meminta tidak dirawat dan ia pun meninggal beberapa jam kemudian.

Sejatinya bangsawan Jerman, Bernhard menikahi Juliana pada 1936, seorang putri mahkota Kerajaan Belanda.

EWS, JSP, EKW (BBC News, AFP, dan AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus