TERUNGKAPNYA kasus operasi kontak rahasia AS-Iran, awal bulan ini tampaknya cukup mengguncangkan AS. Juga kian memojokkan posisi Presiden Reagan. Setelah bungkam hampir dua pekan (TEMPO, 15 November 1986), Kamis pekan lalu Reagan terpaksa berterus terang, kepada rakyat AS. Presiden AS ini juga mengakui telah menjalin kontak dengan Iran sejak tahun lalu, dan ikhtiar itu mencapai puncaknya dengan mengutus Robert McFarlane, Mei silam, ke Teheran. "Semua ini semacam sinyal bahwa AS siap mengganti permusuhan dengan persahabatan baru," kata Reagan dalam siaran TV. Kapankah gagasan mengirimkan "sinyal" muncul, kalau begitu? Dan siapakah yang menjalankan operasi rahasia itu? Muncul berbagai versi jawaban. Robert McFarlane, sang pelaku yang pernah menjadi Penasihat Keamanan Nasional Kepresidenan AS, dalam wawancara dengan jaringan TV ABC menyebutkan, dialog AS-Iran dilakukan satu setengah tahun lalu -- setelah AS mengetahui keadaan dan keinginan negeri itu untuk mengadakan kontak lewat pihak ketiga. Lho, Israel? McFarlane tak mengiyakan dan tak membantah. "Saya kira tak baik mengemukakan siapa melakukan apa. Sebaiknya saya tak memberi komentar mengenai hal ini," katanya. Menurut Newsweek pihak ketiga itu adalah David Kimche Direktur Jenderal Deplu Israel. Konon, Kimchelah yang pertama kali mengusulkan ide kontak AS-Iran (berdasarkan informasi sejumlah pengusaha Israel yang "tahu" soal Iran) kepada Shimon Peres, PM Israel ketika itu. Peres langsung mengutus Kimche menyampaikan gagasan ini ke Gedung Putih. Dan McFarlane, ketika itu masih di Badan Keamanan Nasional AS (NSC), menyambut baik. Kelanjutannya bisa diduga. Reagan menerima gagasan itu. Langkah pertama "pemberian sinyal" itu kabarnya, dilakukan dengan mengirimkan sejumlah senjata melalui Israel. Itulah, memang, yang telah disepakati pihak penengah dari Iran (diduga pedagang senjata Iran di pengasingan, Manucher Ghorbanifar) dalam pertemuan segitiganya dengan Kimche dan McFarlane di London, September tahun silam. Menurut Time, pada Oktober 1985 Laksamana John Poindexter, ketika itu wakil McFarlane di NSC, bertemu dengan sejumlah pejabat Iran di Jenewa. Pertengahan Mei 1986, menurut McFarlane, ia terbang ke Iran untuk membicarakan agenda. "Rombongan kami terdiri dari saya Letkol North, dan seorang penerjemah, seperti telah diatur sebelumnya. Kami disambut seorang protokol, dan selama empat hari kami menjalankan tugas dengan bertemu dan berbicara dengan pejabat teras Iran," kata McFarlane. Bulan Mei itu pula, tak jelas apakah sesudah atau sebelum kunjungan McFarlane, Pendeta Lawrence Jerinco dibebaskan. Terakhir, awal November, David Jacobsen juga dimerdekakan dari penyanderaan kelompok militan Syiah Jihad yang pro-Iran di Libanon. Konon, sebagai imbangan, jumlah nilai keseluruhan suku cadang dan perlengkapan militer yang dipasok ke Iran mencapai US$ 60 juta -- termasuk di dalamnya roket antitank, suku cadang lengkap dengan radar pesawat tempur F-4 Phantom, yang amat diperlukan Iran dalam Perang Teluk. Presiden Reagan membantah berita pemasokan senjata ke Iran itu sebagai tebusan pembebasan sandera. "Itu hanya bonus dari kontak usaha hubungan baik," katanya. Lalu siapakah yang menerima senjata itu di Iran? Dan siapa pejabat tinggi Iran yang ditemui McFarlane di Teheran ? Diduga, dialah Rafsanjani -- tokoh yang diperkirakan lebih pragmatis dan saingan Montazeri. Seperti yang disebut McFarlane, orang-orang yang ditemuinya benar-benar mempunyai posisi yang baik, dan itu telah dipelajari AS secara saksama. Yang kemudian terjadi di AS: mayoritas rakyat, menurut pengumpulan pendapat yang dilakukan jaringan TV ABC segera setelah pidato Reagan, mengecam habis-habisan tindakan presiden mereka memasok senjata ke Iran. Sejumlah besar anggota DPR dan Senat juga menyatakan sikap berang. Belum lagi reaksi keras negara-negara Arab maupun sekutu AS di tanah Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini