Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 27 penambang batu giok di negara bagian Kachin, Myanmar dinyatakan hilang dan tewas tertimbun tanah longsor akibat derasnya hujan di lokasi penambangan batu giok pada hari Selasa pagi, 24 Juli 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pencarian korban tertimbun tanah galian di penambangan batu giok di desa Sait Mut di kota Hpakant, Kachin masih berlangsung hingga hari ini, 26 Juli.
Baca: Longsor di Tambang Batu Giok Myanmar Kembali Terjadi
"Pencarian dipimpin oleh Departemen Administrasi Umum bersama dengan Departemen Kebakaran, Palang Merah, dan organisasi masyarakat sipil, namun tidak satupun ditemukan," kata Maung Ngwe, aparat desa kepada Radio Free Asia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami telah membuat tanda "Zona Berbahaya" di semua area itu," ujar Maung Ngwe.
Menurut sejumlah saksi mata, di lokasi itu terdapat sekitar 40 pekerja imigran yang sebagian besar dari etnis Rawang. Diduga sebagian pekerja yang tertimbun itu adalah imigran Rawang.
Peristiwa tanah galian longsor yang menewaskan 27 pekerja tambang di Hpakant bukan yang pertama. Sebelumnya sudah beberapa terjadi.
Baca: Bukit Tambang Giok Longsor di Myanmar, 104 Orang Tewas
Pada 14 Juli lalu, 22 pekerja migrant tewas, 63 orang terluka, dan 4 orang dinyatakan hilang akibat tanah longsor di lokasi tambang di Hpakant.
Pada Mei lalu, sedikitnya 13 pekerja imigran terbunuh dan 8 orang menderita luka akibat robohnya timbunan tanah galian saat para pekreja tengah mengambil serpihan batu giok di lahan tambang lainnya di Hpakant.
Jumlah korban tewas terbanyak terjadi pada November 2015, yakni sedikitnya 115 pekerja migran tewas tertimbun tumpukan sisa-sisa tambang setinggi 200 kaki yang mengenai tempat tinggal darurat mereka di area tambang.
Baca: Heroin Jadi Kebutuhan bagi Penambang Batu Giok Myanmar
Sekitar 300 ribu pekerja ilegal dari luar Myanmar bekerja di Hpakant saat musim hujan untuk mencari batu giok.
"Perusahaan tambang batu giok tidak mematuhi peraturan dan aparat tidak mengambil tindakan terhadap mereka. Itu sebabnya begitu banyak orang tewas setiap tahun," ujar Zaw Moe Htet, penduduk setempat.
Hpakant berlokasi di sekitar 640 kilometer arah utara ibukota Myanmar, Naypyidaw. Hpakant merupakan pusat industri tambang batu giok Myanmar dan memproduksi batu giok terbaik kualitasnya di dunia.