Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Abu Mohammed al-Golani pemimpin militan yang pemberontakannya menumbangkan Presiden Suriah Bashar Assad. Pada Ahad dini hari, 8 Desember 2024, pasukan oposisi menyatakan Suriah telah terbebas dari kekuasaan Presiden Bashar al Assad ketika pasukan oposisi menyerbu ke ibu kota, menurut laporan Al Jazeera melaporkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentang Abu Mohammed al-Golani
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Oposisi
Abu Mohammed al-Golani pemberontak Suriah yang secara bertahap menjadi pusat perhatian sejak memutuskan hubungan dengan al Qaeda pada 2016, dikutip dari Reuters. Al-Golani tidak muncul di depan umum sejak mengguncang Damaskus pada Ahad. Selama beberapa tahun, al-Golani berupaya mengonsolidasikan kekuasaan, meski terkungkung di Idlib sudut barat laut Suriah.
2. Membangun Citra
Al-Golani telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali citra publik dengan melepaskan ikatan lama dengan al-Qaeda, dikutip dari CBS News. Pemberontakan tersebut bahkan menghapus nama samaran yang digunakannya dan mulai memanggilnya dengan nama aslinya, Ahmad al-Sharaa.
Al-Golan berbicara tentang pembangunan lembaga negara dan desentralisasi kekuasaan untuk menampilkan citra keberagaman Suriah. "Suriah layak mendapat sistem pemerintahan yang bersifat institusional, bukan sistem pemerintahan yang hanya dipimpin oleh satu orang pemimpin yang membuat keputusan sewenang-wenang," katanya dalam wawancara dengan CNN pekan lalu.
3. Hayat Tahrir al-Sham (HTS)
Pemerintah Assad menganggap HTS, yang dipimpin oleh Al-Golani, dicap sebagai teroris. Dengan pemberontak Muslim Sunni yang kini memegang kendali, pemerintahan HTS telah mengeluarkan pernyataan yang berusaha meyakinkan kaum Syiah Alawit dan minoritas Suriah lainnya.
Dalam sebuah pesan kepada penduduk kota Kristen di selatan Aleppo pada Rabu, Al-Golani mengatakan bahwa mereka akan dilindungi dan harta benda mereka akan dijaga. "Dia sangat penting. Pemimpin pemberontak utama di Suriah, seorang Islamis yang paling kuat," kata Kepala Pusat Studi Timur Tengah Universitas Oklahoma Joshua Landis.
4. Operasi Pencegahan Agresi
Pada 27 November 2024, koalisi pejuang oposisi melancarkan serangan besar-besaran terhadap pasukan pro-pemerintah. Serangan pertama terjadi di garis depan antara Idlib yang dikuasai oposisi dan Aleppo yang berdekatan. Tiga hari kemudian, para pejuang oposisi merebut kota terbesar kedua di Suriah, Aleppo.
Dinamakan Operasi Pencegahan Agresi, serangan yang dilancarkan tersebut oleh beberapa kelompok oposisi Suriah bersenjata yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham oleh faksi-faksi yang didukung oleh Turki.
HTS yang dipimpin oleh Al-Golani kelompok terbesar dan paling terorganisasi, yang telah memerintah Idlib selama bertahun-tahun sebelum serangan ini. Kelompok-kelompok lain yang ikut ambil bagian dalam operasi ini adalah Front Nasional Pembebasan, Ahrar al-Sham, Jaish al-Izza, dan Gerakan Nour al-Din al-Zenki, serta faksi-faksi yang didukung Turki yang berada di bawah payung Tentara Nasional Suriah.
5. Bashar al Assad Digulingkan
Pada Ahad dini hari, pasukan oposisi tersebut menyatakan Suriah telah terbebas dari kekuasaan Presiden Bashar al Assad ketika pasukan oposisi menyerbu ke ibu kota, laporan Al Jazeera. Mantan presiden Suriah dilaporkan telah melarikan diri dari Damaskus, tanpa ada informasi mengenai negara mana yang menerima dia.
Runtuhnya kekuasaan keluarga Assad yang telah berlangsung selama lebih dari 53 tahun telah digambarkan sebagai momen bersejarah. Selama 14 tahun setelah warga Suriah melakukan protes damai terhadap pemerintah yang membalas dengan kekerasan berubah menjadi perang saudara.
Ida Rosdalina turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Kremlin: Suaka untuk Bashar al Assad adalah Keputusan Putin