Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Volodymyr Zelensky di Mata Warga Ukraina: 'Dia Bertarung seperti Singa'

Pertengkaran Donald Trump dan Volodymyr Zelensky menandai titik terendah dari hubungan AS dan Ukraina.

1 Maret 2025 | 20.57 WIB

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Shannon, Irlandia, 27 Februari 2025. Reuters/Emilija Jefremova
Perbesar
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Shannon, Irlandia, 27 Februari 2025. Reuters/Emilija Jefremova

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERTENGKARAN antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, Jumat, 28 Februari 2025, mengejutkan banyak pihak. Donald Trump menghardik dan mengusirnya dari Gedung Putih. Ini menjadi titik terendah dalam hubungan Ukraina-AS yang pernah harmonis ketika Joe Biden berkuasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cara Zelensky menghadapi kemarahan Trump membuat rakyatnya kagum. Mereka langsung turun ke jalan-jalan di Kyiv, berunjuk rasa untuk mendukung sang presiden. Mereka juga mengekspresikan kebanggaan bahwa presiden Ukraina telah membela martabat dan kepentingan negara mereka dengan mempertahankan pendiriannya dengan tegas dalam menghadapi kecaman dari beberapa orang paling kuat di dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip Al Jazeera, Nataliia Serhiienko, seorang pensiunan di Kyiv, mengatakan bahwa ia berpikir bahwa rakyat Ukraina menyetujui penampilan presiden mereka di Washington, DC, "karena Zelensky bertarung seperti singa".

"Mereka mengadakan pertemuan yang sengit, percakapan yang sangat panas," ujar pria berusia 67 tahun ini kepada AP. Namun, Zelensky "membela kepentingan Ukraina".

Warga Kyiv, Artem Vasyliev, 37, mengatakan bahwa ia telah melihat "rasa tidak hormat" dari AS dalam pertemuan di Ruang Oval, terlepas dari kenyataan bahwa Ukraina "adalah negara pertama yang melawan Rusia".

"Kami berjuang untuk demokrasi, dan kami disambut dengan rasa tidak hormat terhadap para pejuang kami, tentara kami, dan orang-orang di negara kami," kata Vasyliev, seorang penduduk asli Luhansk yang diduduki Rusia di Ukraina timur, kepada kantor berita tersebut.

Vasyliev mengkritik Trump atas apa yang dia katakan sebagai kegagalan untuk mengakui korban jiwa akibat invasi Rusia. Ia mengatakan bahwa presiden AS itu "tidak mengerti bahwa orang-orang sekarat, bahwa kota-kota dihancurkan, orang-orang menderita, para ibu, anak-anak, dan para tentara".

"Dia tidak bisa memahami hal ini. Dia hanya seorang pengusaha. Baginya, uang itu sakral," katanya.

Siapa Volodymyr Zelensky?

Sebagai orang luar politik yang menjungkirbalikkan norma-norma, Zelensky kini menjadi wajah pertahanan Ukraina melawan Rusia dan juga Amerika Serikat. Namun, hampir mustahil membayangkan, Zelensky yang dulu adalah sosok yang bercukur rapi, mengenakan pakaian kasual, dan melontarkan lelucon di samping Kremlin, seperti dilansir Al Jazeera.

"Saya di sini, di jantung Rusia - jika mereka masih memiliki jantung," kata Zelensky yang berseri-seri dalam sebuah "berita satir" yang difilmkan di dekat tembok merah Kremlin.

Saat itu 2014, Moskow telah mencaplok Krimea dan mendukung separatis di Donbas serta para pengunjuk rasa pro-Kremlin di bagian timur dan selatan Ukraina yang berbahasa Rusia.

Zelensky adalah seorang komedian, aktor, dan kepala kelompok District 95. Baginya, politik adalah bahan untuk melontarkan lelucon-lelucon sarkastik. "Anda bisa mengatakan, 'Hidup Ukraina' di Moskow, dan tak ada hal serius yang akan terjadi pada Anda," katanya dalam video tersebut.

Sepuluh tahun kemudian, Zelensky tidak lagi melawak untuk mencari nafkah. Dunia yang kini dijalaninya jauh berbeda dari masa lalunya. Ia kini adalah presiden Ukraina yang sedang dilanda perang. Tiga tahun setelah Rusia memulai invasi skala penuh ke Ukraina, negara Zelensky membutuhkan lebih dari sekadar obat-obatan modern untuk bertahan hidup. Namun, dia harus menghadap seorang pemimpin sebuah negara yang dulu mendukung perangnya melawan Putin dan kini justru menentangnya. Amerika Serikat, negara yang bantuannya sangat ia harapkan untuk menghadapi Rusia.

Pekan lalu, Zelensky mengejutkan dunia dengan menawarkan pengunduran diri dengan imbalan jaminan keamanan dan keanggotaan NATO untuk Ukraina, di tengah meningkatnya ketegangan pribadi dengan Trump, yang telah mengesampingkan masuknya Kyiv ke dalam aliansi.

Namun, mengejutkan orang bukanlah hal baru bagi Zelensky.

Ukraina Impian Zelensky

Sejak akhir 1990-an, Zelensky adalah sang aktor yang telah mencoba beragam peran di atas panggung, serta layar biru dan perak. Ia pernah tampil di depan Putin yang dulu dikaguminya.

Dan, tentu saja, ada peran Vasily Holoborodko, seorang guru sejarah yang miskin, yang kata-kata kasarnya tentang politisi korup dan oligarki membuat Zelensky menjadi bintang YouTube dengan serial Public Servant, yang mendorongnya menjadi presiden.

Pada saat yang sama, rakyat Ukraina telah muak dengan Petro Poroshenko, seorang oligarki yang menjadi presiden. Ia mengingkari janjinya untuk mengakhiri perang Donbas dan memberantas korupsi saat ia berkuasa pada 2014 - dan malah terperosok ke dalam skandal korupsinya sendiri.

Pada 2018, Zelensky mendaftarkan sebuah partai politik bernama Public Servant - dan menduduki puncak jajak pendapat beberapa bulan sebelum secara resmi melangkah ke arena pemilihan. Seorang psikolog menjelaskan bahwa keputusannya untuk menjadi seorang politisi mencerminkan keinginan "pesulap" untuk menghancurkan tatanan politik Ukraina.

"Zelensky adalah pesulap yang arketipal, orang yang menghancurkan, membenci, meragukan sesuatu, melanggar aturan," kata psikolog Valentyn Kim kepada situs web DSNews.ua pada Juni 2022. Dia "menyerbu ke dalam politik Ukraina sebagai perusak kesepakatan politik sebelumnya".

Dan selama perang, seorang pesulap adalah "sosok yang lebih efektif" daripada pemimpin biasa, kata Kim.

Dia mengumumkan pencalonannya pada Malam Tahun Baru, yang merupakan perayaan sekuler yang setara dengan Natal di sebagian besar negara bekas Uni Soviet - dan mengucapkan selamat kepada rakyat Ukraina dengan "pegawai negeri baru" - dirinya sendiri.

Dia mulai mengenakan setelan jas dan turtleneck. Janjinya terdengar optimis seperti anak muda.

"Saya akan bercerita tentang Ukraina yang saya impikan. Ukraina, di mana satu-satunya suara yang terdengar adalah suara kembang api pernikahan, Ukraina, di mana Anda bisa mendaftarkan bisnis dalam waktu satu jam, mendapatkan paspor dalam waktu 15 menit, dan memberikan suara dalam satu detik, secara online," katanya dalam buklet yang disebarkan oleh timnya pada awal 2019.

Pada pemilihan presiden April 2019, ia berhasil mengalahkan Poroshenko dengan meraih 73 persen suara - perolehan suara tertinggi dalam sejarah Ukraina. Zelensky dilantik sebagai presiden Ukraina.

Tiga tahun kemudian, pada 24 Februari 2022, Putin mengumpulkan puluhan ribu tentara yang menginvasi Ukraina. Saat itulah waktu transformasi terbesar Zelensky.

Berlawanan dengan saran Presiden AS Joe Biden untuk mengungsi, ia tetap tinggal di Kyiv - bahkan ketika pasukan Rusia menyerbu pinggiran utara kota, menewaskan ratusan warga sipil, dan menghujani kota yang sepi, beku, dan ketakutan itu dengan bom dan rudal.

Sosok yang dulunya hanya seorang pelawak kini menjadi seorang David yang melawan Goliat Rusia.

"Tidak ada yang menyangka Zelensky akan menjadi seorang pemimpin di masa perang, seorang Churchill dari Ukraina," kata Fesenko. "Dia membuat pilihan eksistensial pada hari pertama perang - menang atau mati."

Pesaing Pemilihan Presiden

Pemilihan presiden selanjutnya seharusnya diadakan di Ukraina pada Maret atau April 2024. Namun, karena darurat militer telah diberlakukan sejak 24 Februari 2022 sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina, pemilihan ditiadakan karena hukum Ukraina tidak mengizinkan pemilihan presiden saat darurat militer diberlakukan.

Namun, cepat atau lambat, Ukraina akan memilih presiden baru. Banyak tokoh politik kelas berat lainnya seperti mantan Presiden Poroshenko dan mantan Perdana Menteri Yulia Tymoshenko juga diperkirakan akan bersaing dalam pemilihan presiden di masa depan.

Para pengamat telah memperingatkan bahwa presiden baru akan menghadapi tantangan yang sangat berbeda dari yang dihadapi Zelensky ketika ia pertama kali menjabat enam tahun yang lalu.

Jutaan orang Ukraina telah tercerabut, kampung halaman dan rumah mereka dihancurkan. Ukraina membutuhkan miliaran dolar untuk membangun perumahan bagi mereka dan membangun kembali infrastruktur, sementara krisis demografis yang mengerikan dapat mengakhiri harapan untuk pemulihan penuh.

Tawaran Zelensky untuk mengundurkan diri mungkin bukan hanya rencana taktis.

"Kursi kepresidenan saat ini adalah kursi listrik," kata analis yang berbasis di Kyiv, Oleh Saakyan, dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pada 20 Februari. "Tidak ada yang mau duduk di sana untuk segera menyerap semua hal negatif."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus