Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Media Jepang, NHK, melaporkan bahwa Shinzo Abe akan mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi Perdana Menteri Jepang pada hari ini, Jumat, 28 Agustus 2020. Adapun hal itu berkaitan dengan kondisi kesehatannya yang memburuk akhir-akhir ini.
Berikut beberapa hal terkait mundurnya Shinzo Abe, mulai dari rekam jejak penyakitnya hingga mekanisme pencarian penggantinya, yang dikumpulkan Tempo dari berbagai sumber:
1. Menderita Peradangan Usus Besar
Penyakit yang memicu pengunduran diri Shinzo Abe adalah Kolitis Ulseratif atau peradangan pada usus besar. Penyakit tersebut bukan hal baru karena Shinzo Abe sudah menderitanya sejak belasan tahun yang lalu. Bahkan, pada 2006, ia mengundurkan diri dari posisinya juga karena penyakit tersebut.
Pada periode kepemimpinannya yang kedua, kondisi penyakitnya lebih mendingan. Hal itu berkat obat-obatan baru yang ia konsumsi. Namun, di tahun 2020, di tengah masa pandemi virus Corona, kondisinya memburuk.
2.Dua Kali Keluar Masuk Rumah Sakit
Isu dirinya akan mundur dari posisi PM Jepang santer beredar sejak dirinya dua kali keluar masuk rumah sakit. Dan, dalam salah satu kunjungan, ia diperiksa selama berjam-jam. Hal itu terjadi pada tanggal 17 Agustus dan 24 Agustus lalu. Adapun pemeriksaan dilakukan di Rumah Sakit Keio. Perdana Menteri Jepang, Abe Shinzo, dan Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, berjalan di depan pasukan militer Cina pada 26 Oktober 2019. Kyodo
3.Salah Satu Perdana Menteri Terlama di Jepang
Sebelum dikabarkan akan mengundurkan diri, Shinzo Abe tercatat sudah menjadi Perdana Menteri Jepang selama 2799 hari atau hampir delapan tahun lama. Angka tersebut melewati rekor sebelumnya yang dicetak oleh pamannya sendiri, Perdana Menteri Eisaku Sato.
Eisaku Sato menjadi Perdana Menteri Jepang dari 9 November 1964 hingga 7 Juli 1972. Abe menjadi Perdana Menteri Jepang sejak 2012 dan akan habis masa jabatannya pada September tahun depan jika tidak undur diri.
4.Memicu Pemilihan Pengganti
Karena Shinzo Abe dikabarkan akan mundur dari posisinya, maka pencarian penggantinya akan memakai mekanisme voting. Pencarian tersebut akan diawali dengan voting di dalam tubuh Partai Demokrat Liberal yang mengusungnya. Setelah itu, baru dilanjutkan dengan pemungutan suara di Parlemen Jepang.
Selama calon penggantinya dicari, Shinzo Abe dan kabinetnya harus tetap menjalankan pemerintahan. Namun, saat itu, ia tidak dapat lagi mengadopsi kebijakan baru selain menjalankan yang sudah ada. Adapun penggantinya hanya akan memimpin sampai sampai September 2021, sesuai dengan akhir masa jabatan Shinzo Abe.
5.Dikritik Di Tengah Pandemi Virus Corona
Sebelum keluar masuk rumah sakit dan kemudian dikabarkan akan mundur, Shinzo Abe menjadi sorotan karena penanganan pandemi Corona-nya yang kurang maksimal. Hal itu tak ayal berdampak ke rencananya untuk menggelar Olimpiade Tokyo pada tahun ini juga. Di sisi lain, juga memberi ruang kepada oposisi untuk menyerang kompetensinya sebagai perdana menteri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Per berita ini ditulis, Jepang tercatat memiliki 64.668 kasus dan 1226 kematian akibat virus Corona. Shinzo Abe berjanji akan mengupayakan vaksin untuk seluruh warga Jepang per pertengahan 2021.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS
News link:
https://www.channelnewsasia.com/news/commentary/shinzo-abe-ill-sick-replacement-japan-pm-covid-19-economy-13060036
https://www.reuters.com/article/us-japan-politics-abe-report/japanese-prime-minister-shinzo-abe-set-to-resign-nhk-idUSKBN25O0HI?il=0
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini