Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

5 Menteri Luar Negeri dari Negara Arab Kirim Surat ke Marco Rubio Menolak Relokasi Warga Gaza

Menteri luar negeri dari negara-negara Arab menentang relokasi warga Palestina dari Gaza seperti disarankan Donald Trump.

4 Februari 2025 | 16.30 WIB

Manal al-Harsh duduk di atas puing-puing rumahnya yang hancur setelah serangan Israel, di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 29 Januari 2025. Warga Palestina di Gaza utara menyiapkan tenda-tenda perkemahan saat kembali ke rumahnya. REUTERS/Mahmoud Issa
Perbesar
Manal al-Harsh duduk di atas puing-puing rumahnya yang hancur setelah serangan Israel, di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 29 Januari 2025. Warga Palestina di Gaza utara menyiapkan tenda-tenda perkemahan saat kembali ke rumahnya. REUTERS/Mahmoud Issa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri luar negeri dari lima negara-negara Arab dan seorang pejabat dari Pemerintah Palestina pada Senin, 3 Februari 2025, mengirimkan sepucuk surat pernyataan bersama pada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio agar menentang relokasi warga Palestina dari Gaza seperti disarankan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada akhir Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat itu ditanda-tangani oleh menteri luar negeri dari Yordania, Mesir, Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab serta Hussein al-Sheikh penasehat presiden Palestina. Perihal ini pertama kali diwartakan oleh Axios yang menyebut diplomat senior rapat di Kairo sepanjang akhir pekan lalu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Awalnya, Trump pada 25 Januari 2025, menyarankan agar Yordania dan Mesir mau menampung warga Gaza. Saat ditanya apakah untuk durasi jangka panjang atau jangka pendek, Trump menjawab bisa dua-duanya. 

Ucapan Trump itu adalah hal yang sejak lama dikhawatirkan warga Palestina sebelum secara permanen diusir dari rumah mereka. Warga Palestina menyebut ucapan Trump itu sebagai proposal pembersihan etnis. Yordania, Mesir dan beberapa negara Arab lainnya menolak proposal tersebut. 

“Rekonstruksi Gaza harus melihatkan partisipasi warga Gaza. Warga Palestina akan tinggal di Tanah Air mereka dan membantu membangun kembali wilayah mereka sehingga kewenangan mereka tidak seharusnya dicabut selama pembangunan kembali Gaza karena mereka harus mengambil alih kembali wilayah itu atas dukungan dunia internasional,” demikian bunyi surat lima menteri luar negeri negara-negara Arab           

Trump sebelumnya mengatakan Mesir dan Yordania harus menerima warga Palestina dari Gaza. Sebab setelah 15 bulan pemboman oleh Israel, sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal. Para kritikus menyebut usulannya sama saja dengan pembersihan etnis.

Yordania menolak usulan Trump. Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan kepada wartawan pada 26 Januari 2025 bahwa negara itu tetap pada pendiriannya yaitu menolak pemindahan warga Palestina dari Gaza. Yordania sudah menjadi rumah bagi jutaan warga Palestina, sementara puluhan ribu lainnya tinggal di Mesir. Kedua negara dan negara-negara Arab lainnya menolak gagasan warga Palestina di Gaza untuk dipindahkan ke negara mereka. Gaza adalah tanah yang diinginkan warga Palestina sebagai bagian dari negara Palestina di masa depan.

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus