Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Afghanistan yang kena caplok

Intervensi soviet di afghanistan, para gerilyawan & tentara afghanistan bergabung melawan pasukan soviet. as akan mengirim bantuan senjata lewat pakistan. cina ikut membantu kaum gerilyawan. (ln)

12 Januari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PASUKAN Soviet dan gerilya Islam tampaknya kini berkonfrontasi di seluruh Afghanistan. Di Herat, 120 km dari perbatasan Iran, tentara Afghanistan sebelumnya menumpas para gerilyawan, tapi kali ini mereka bergabung dengan rakyat melawan serangan pasukan Soviet yang mengepung kota itu. Di Bamiyan, barat daya Kabul, gerilyawan dengan bantuan tentara diberitakan telah berhasil mengusir pasukan Soviet. Beberapa tank dan kendaraan meriam Soviet meledak akibat ranjau yang ditanam gerilyawan. Di berbagai daerah pertempuran lainnya para gerilyawan tampaknya juga mendapat bantuan tentara Afghanistan yang makin banyak bergabung. Bahkan di beberapa wilayah tentara memimpin perlawanan terhadap pasukan Soviet yang menggunakan senjata lebih modern. Seperti pertempuran di sekitar Jalalabad, sebelah timur Kabul yang dekat perbatasan Pakistan, terlibat 3 divisi tentara Afghanistan. Mereka akhirnya bergabung dengan kaum gerilya karena khawatir dilucuti oleh pasukan Soviet. Mungkin ini adalah pertanda bahwa rakyat Afghanistan menjadi bersatu setelah Soviet secara terang-terangan terlibat dalam menumpas kaum gerilya -- bukan sekedar mendukung rezim Babrak Karmal. Setelah rezim baru itu memasuki minggu ke III, pada hakikatnya Soviet menjadi penguasa baru di Afghanistan. Menurut sumber diplomatik, Moskow sudah menempatkan 50.000 orangnya di Afghanistan yang berbatasan dengan Soviet. Perkembangan di Asia Tengah ini sudah merupakan suatu pencaplokan wilayah oleh Rusia. Reaksi banyak negara lain menjadi begitu keras. Sekjen PBB, Dr. Kurt Waldheim, dengan terburu-buru meninggalkan Teheran dan membatalkan beberapa acaranya yang semula dimaksudkan untuk merundingkan masalah sandera Amerika. Karena adanya permintaan dari 43 negara anggota PBB untuk membicarakan masalah intervensi Rusia itu. Ketika Dewan Keamanan PBB membicarakan masalah intetvensi ini Sabtu malam lalu, Oleg Troyanovsky, Dubes Rusia di PBB menuduh Presiden Jimmy Carter memanfaatkan 'masalah Afghanistan' sebagai dalih untuk menggagalkan persetujuan SALT II. Dalam sidang itu Rusia mendapat dukungan dari Vietnam dan negara Eropa Timur. Dan sekali lagi Rusia membeberkan alasan yang sama bahwa kehadirannya di Afghanistan hanya karena permintaan dari pemerintah setempat. Dubes Afghanistan untuk PBB, Shah Mohammad Dost, memperkuat versi bahwa kehadiran Rusia adalah atas permintaan pemerintahnya. Bahkan menurut dia, permintaan ini telah diajukan secara susul-menyusul, dimulai ketika rezim Taraki, kemudian rezim Hafizullah Amin dan terakhir ini oleh rezim Babrak Karmal. Dan ia menegaskan bahwa kedatangan pasukan Rusia itu untuk menghalau ancaman bahaya dari luar serta menangkis serangan pasukan asing. Namun perkembangan di Afghanistan tak menunjukkan bahwa kehadiran Rusia hanya sekedar memenuhi permintaan. Kelihatan bahwa Soviet mempunyai kepentingan dalam menempatkan pasukan dan pesawat tempurnya di kawasan ini karena makin meningkatnya kehadiran AS di sekitar kawasan Timur Tengah. Namun ada kemungkinan kehadiran Soviet kali ini mengulangi sejarah kehadiran AS di Vietnam. Presiden Carter rupanya sangat berang. Dalam suatu pidato teve Jumat malam lalu, Carter mengumumkan penghentian menyeluruh pengiriman barang teknologi ke Soviet. Dan embargo sebagian dari penjualan gandum AS ke negara tersebut. "Invasi terhadap Afghanistan ini merupakan ancaman yang paling serius terhadap perdamaian," kata Carter. Bantuan Senjata Akibat embargo itu Soviet tahun ini hanya bisa membeli 8 juta ton gandum dari AS. Padahal sudah ada persetujual kedua negara bahwa Soviet akan membeli sebanyak 25 juta ton. Namun Carter juga menyadari bahwa embargo ini mungkin tak berpengaruh besar bagi konsumsi di negara itu. Karena sebagian besar dari impor gandum tersebut adalah untuk kebutuhan makanan ternak. Dari seluruh keputusan Carter dalam menjawab aksi Soviet itu adalah rencana pengiriman bantuan senjata ke Pakistan -- yang sedang dimintakan persetujuannya dari Senat AS -- mungkin akan lebih memperuncing keadaan. Karena sebagian besar dari gerilyawan Islam itu bermarkas di wilayah Pakisan yang dekat dengan perbatasan Afghanistan. Bahkan Cina ia dikabarkan telah ikut membantu melatih kaum gerilya itu yang ada di dekat perbatasannya. Dari Arab Saudi, Pangeran Saud al Faisal, telah mengajak negara-negara Islam untuk bersatu membantu gerilyawan Afghanistan dalam melawan intervensi Soviet. Telah terjadi demonstrasi di manamana yang mencela tindakan Soviet itu. Di Istambul, Turki, seorang pelajar tewas dan 2 orang lainnya luka berat akibat bentrokan dengan polisi ketika mereka berusaha memasuki pekarangan konsulat Soviet di kota itu. Meskipun banyak protes dari berbagai negara, belum ada tanda Soviet akan mengubah sikapnya. Yang kelihatan ialah invasi Soviet ini akan menambah kalut situasi politik internasional, sementara konflik Iran-AS masih belum juga terselesaikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus