Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sistim nilainya dan resikonya

Misi sekjen pbb dr. kurt waldheim ke teheran untuk merundingkan pembebasan para sandera amerika, khomeini menolak tawaran waldheim, para sandera tersebut tak dilepas walau ada ancaman sanksi ekonomi pbb.(ln)

12 Januari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MISI Sekjen PBB, Dr Kurt Waldheim, ke Teheran untuk merundingkan pembebasan para sandera Amerika itu berakhir dengan kegagalan. Dari kota Suci Qom, Ayatullah Rohullah Khomeini secara tegas menolak tawaran Waldheim untuk membicarakan masalah itu. Rupanya langkah perundingan betul-betul tertutup. Dan Iran kelihatannya siap menerima segala risiko yang ditimbulkan akibat penyanderaan itu. Konflik Iran-AS yang sudah memasuki bulan ke-3 ini tampaknya semakin sulit untuk diatasi. Bahkan berbagai kalangan sudah meragukan keefektifan sanksi ekonomi, bila itu diputuskan Dewan Keamanan PBB untuk dijalankan. Soalnya Ayatullah Khomeini -- sebagai penguasa tunggal di Iran -- mempunyai sikap tersendiri dalam melihat masalah politik internasional, keadilan dan ketidak adilan. Dalam wawancara majalah TIME, Khomeini mengatakan, "kami telah membangun suatu tatanan nilai baru dalam membela keadilan dan melawan ketidakadilan." Pernyataan ini sebenarnya sudah tercermin dalam tindakan Khomeini dalam menghadapi AS. Ini juga tercermin dalam gaya kepemimpinannya dalam menghadapi kemelut selama 2 bulan terakhir ini. Semrawut "Anda boleh menamakan sistem nilai yang kami anut itu, sesuka anda. Kami telah meletakkan dasar dari sistem nilai ini, yang pada suatu hari kami harapkan bisa menggantikan apa yang selama ini berlaku di PBB dan badan dunia lainnya. Yang semua itu sudah dipengaruhi oleh kapitalis dan kekuatan besar yang sekarang mengutuk dengan seenaknya," ujar Khomeini. Namun keadaan di Iran sendiri makin semrawut. Pertentangan antara kelompok pendukung Khomeini dan pendukung Ayatullah Kazem Shariatmadari makin meruncing. Suatu demonstrasi besar yang melibatkan ratusan ribu rakyat Teheran berlangsung akhir pekan lalu. Mereka berpawai di depan gedung kedutaan besar AS, tempat 49 sandera sedang menunggu kepastian. Dan mereka memrotes Ayatullah Shariatmadari atas kejadian di Qom. Sehari sebelumnya suatu clash terjadi antara pengikut kedua ayatullah itu, yang menyebabkan 10 orang luka-luka. Dalam demonstrasi itu para mahasiswa yang menyandera orang Amerika itu juga ikut mengeluarkan pernyataan. Mereka menyerang apa yang disebut 'kelompok reaksioner' yang mencoba membelokkan revolusi Islam dengan maksud mengembalikan kekuasaan kerajaan. Ketika ditanya wartawan, siapa yang disebut kelompok reaksioner itu, mereka hanya menjawab, "bangsa Iran tahu siapa mereka itu." Namun kemudian diketahui bahwa yang mereka maksud adalah Ayatullah Shariatmadari. Karena dia memimpin kelompok yang beroposisi terhadap konstitusi Islam dan kekuasaan tertinggi yang sekarang dipegang Khomeini. Maka itulah kalangan pengamat juga melihat akan sulit dicapai penyelesaian atas konflik AS-Iran ini. Terutama karena masalah dalam negeri Iran sendiri yang tak bisa diperhitungkan dan sikap Khomeini yang rupanya sulit ditawar, walaupun Carter pekan lalu menawarkam bantuan militer dan teknologi kepada Iran bila sandera dibebaskan. Cuma krisis di Afghanistan -- yaitu intervensi Soviet -- mungkin akan membuka pandangan baru baik bagi AS maupun Iran dalam menyelesaikan konflik mereka yang sekarang sudah sampai pada tingkat melibatkan berbagai negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus