Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ajakan Pyongyang untuk Kembali Berdialog

Korea Utara bersedia melanjutkan diplomasi nuklir, tapi Washington harus datang dengan proposal baru yang dapat diterima.

17 September 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Uji coba rudal nuklir peluncur roket ganda superbesar berlangsung di Korea Utara. Tayangan gambar tak bertanggal itu dirilis pada 10 September

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEOUL - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengundang Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengunjungi Pyongyang. Kim, lewat sepucuk surat yang dikirim pada Agustus lalu, menyatakan kesediaannya untuk kembali mengadakan pertemuan puncak atau konferensi tingkat tinggi (KTT) ketiga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat kabar Korea Selatan, Joongang Ilbo, mengutip sumber-sumber diplomatik, melaporkan bahwa surat tersebut dikirim pada pekan ketiga Agustus lalu. Seorang direktur jenderal yang menangani urusan Amerika di Kementerian Luar Negeri Korea Utara, kemarin, mengharapkan adanya pertemuan yang baik dengan pejabat Amerika dalam beberapa pekan mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun apakah pertemuan itu akan mengarah pada "krisis atau peluang", pejabat tersebut mengatakan bahwa semuanya itu terserah Amerika Serikat, yang menyerukan pendekatan yang lebih fleksibel. "Diskusi mengenai denuklirisasi hanya mungkin terjadi ketika ancaman dan rintangan yang membahayakan sistem keamanan kami jelas dihilangkan tanpa keraguan," kata pejabat itu dalam pernyataan seperti dilansir kantor berita resmi Korea Utara, Korea Central News Agency. Dia menyerukan adanya konsesi keamanan dan ekonomi Amerika.

Trump dan Kim telah bertemu tiga kali sejak Juni tahun lalu untuk membahas cara-cara penyelesaian krisis atas program rudal dan nuklir Korea Utara. Namun, dalam dua KTT, kemajuan substantif masih sedikit.

KTT pertama berlangsung di Singapura pada Juni tahun lalu. KTT kedua diadakan di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu, tapi gagal karena tidak tercapai kesepakatan perihal tuntutan Amerika untuk denuklirisasi Korea Utara dan permintaan Korea Utara untuk pembebasan dari sanksi.

Mereka bertemu untuk ketiga kalinya-secara tidak resmi-pada 30 Juni lalu di Zona Demiliterisasi di Desa Panmunjom, perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Mereka sepakat untuk memulai kembali pembicaraan tingkat kerja, tapi hingga kini belum terjadi.

Sejak pertemuan pada Juni lalu itu, Korea Utara setidaknya beberapa kali melakukan uji coba proyektil jarak pendek. Dilansir Voice of America, Korea Utara terakhir kali menembakkan dua proyektil jarak pendek pada Selasa, 10 September lalu, beberapa jam setelah menawarkan untuk melanjutkan pembicaraan nuklir dengan Amerika. Ini merupakan uji coba senjata kesepuluh yang dilakukan oleh Korea Utara sejak awal Mei lalu, ketika negara itu kembali meluncurkan rudal balistik setelah absen selama satu setengah tahun.

Gedung Putih, Departemen Luar Negeri Amerika, dan tim misi Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa belum berkomentar atas laporan tersebut. Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son Hui, menegaskan bahwa Korea Utara bersedia melanjutkan diplomasi nuklir pada akhir September, tapi Washington harus datang ke meja perundingan dengan proposal baru yang dapat diterima. Dia mengatakan, jika proposal tidak memuaskan Korea Utara, transaksi dan dialog di antara kedua negara bisa berakhir.

Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha, menilai perlu ada penjelasan terinci perihal surat semacam itu. Kang menilai surat yang dikirim Kim itu bisa saja bahwa Trump dan Kim akan bertemu sebelum pembicaraan tingkat kerja.

"Tidak ada kesepakatan yang dicapai di antara kedua pemimpin saat KTT di Hanoi, bahkan setelah negosiasi tingkat kerja," ujar Kang. "Demi keberhasilan KTT lain, tim tingkat kerja mereka harus bertemu dan berdiskusi tentang hasil utama KTT."

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang melobi keras untuk mengatur pertemuan pertama antara Kim dan Trump pada Juni tahun lalu, mengatakan negosiasi tingkat kerja antara Washington dan Pyongyang akan dilanjutkan segera. Namun tidak disebutkan secara rinci pelaksanaannya, termasuk kapan atau lokasinya. "Pemerintah kami akan melayani peran apa pun dan melakukan apa pun untuk menstabilkan perdamaian di Semenanjung Korea," kata Moon. REUTERS | ASSOCIATED PRESS | YONHAP | SUKMA LOPPIES


Ajakan Pyongyang untuk Kembali Berdialog

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus