DENGAN semangat menggebu, seperti biasanya, Rabbi Meir Kahane memberikan ceramah di hadapan 200 warga Yahudi Amerika. Ceramah di Merriot Hotel, New York, AS, Selasa pekan lalu itu tinggal acara tanya jawab, saat seorang pemuda, berkumis tipis dengan tampang Timur Tengah, beranjak dari kursi dan sambil tersenyum melangkah tenang ke dekat Kahane. Pada jarak 1 meter, tiba-tiba sang pemuda menarik pistol Roger 357 dari saku bajunya, dan "dor... dor...." Lima peluru dimuntahkan, mengenai kepala dan dada sang rabbi. Rohaniwan Yahudi itu pun roboh. Sang penembak lari. Di dekat pintu ia bertabrakan dengan seorang pria tua pengumpul sumbangan. Tapi ia berhasil lari ke jalan, dan menghentikan taksi dengan paksa. Saat itulah seorang polisi keamanan kantor pos menghentikannya. Terjadi tembak-menembak dan kedua pihak sama-sama cedera: sang polisi kena tembak di dengkul, sang penembak terkena peluru yang bersarang di dagu. Kemudian diketahui penembak Rabbi Kahane itu bernama Sayyid El Nossair, berumur 37 tahun. Ia, yang dijaga ketat di rumah sakit, langsung didakwa melakukan tindak pidana pembunuhan dan memiliki senjata yang mematikan. Kahane, 58 tahun, kemudian dinyatakan tewas, setiba di rumah sakit Bellevue, tempat pembunuhnya juga dirawat. Sebuah riwayat yang penuh kegalakan berakhir dengan kekerasan. Tak mengherankan bila kematiannya diterima dengan lega. Kahane, tokoh Yahudi kelahiran Brooklyn, AS, adalah aum kebencian yang menyebut bangsa Arab "anjing". Ia mengaku mendapat restu Tuhan untuk mengusir seluruh 2,5 juta warga Arab dari Israel. Bagi orang Israel sendiri, ia merepotkan. Kahane pernah dipenjarakan beberapa kali karena melakukan tindak kekerasan kepada penduduk bangsa Arab. Seorang penulis keturunan Yahudi, Robert Friedman, kolomnis koran AS The New York Times, menuliskan diri sang rabbi sebagai The False Prophe (Nabi Palsu). Friedman mengungkap sisi gelap rohaniwan Yahudi ini: Kahane disebut terobsesi oleh seks, duit, dan kekerasan. Lahir dan dibesarkan di New York, dalam usia 15 tahun, yakni di tahun 1947, Kahane menyerang diplomat Inggris dengan telur busuk dan tomat. Pada saat ditahbiskan sebagai rabbi (1957), Kahane, yang ayahnya juga seorang rabbi, mengubah namanya dari David Martin Kahane jadi Meir Kahane saja. Tahun 1968, ia mendirikan Liga Pertahanan Yahudi (LPY), yang bertujuan melindungi warga Yahudi AS dari kelompok militan hitam. Namun, segera LPY ini meluaskan gerakannya, dengan menyerang kepentingan Uni Soviet di AS. Tujuannya, agar Kremlin mengizinkan imigrasi besar-besaran Yahudi Soviet ke Israel. Masuknya Yahudi Soviet diharap akan menambah jumlah penduduk Yahudi di Israel. Kahane sendiri baru hijrah ke Israel pada 1971, dengan tujuan kebencian baru: mendirikan gerakan yang akan mengusir semua orang Arab dari Israel. Di Israel pada awalnya Kahane tak digubris, tapi masyarakat Israel kemudian berubah. Puncaknya tahun 1984, ketika Partai Kah, yang didirikan Kahane, memenangkan satu kursi di parlemen Israel. Kahane pun duduk sebagai anggota parlemen. Ia jadi kebal hukum. Selama empat tahun di parlemen, Kahane menyusun sejumlah RUU -- selain soal pengusiran orang Arab, juga pelarangan kawin campuran Arab Yahudi. Karena khawatir Partai Kah bakal jadi kekuatan politik ketiga terbesar di Israel, pada tahun 1988 pemerintah gabungan Partai Likud dan Partai Buruh menelurkan UU yang melarang partai berbau rasis. Karier Kahane di parlemen pun selesai. Apalagi media massa Israel memboikot segala kegiatan Kahane. Toh Kahane jalan terus. Ia, bagaimanapun seperti umumnya suara ekstrem -- gampang menarik perhatian. Dalam suasana konfrontasi, ia akan banyak pengikut. Setelah berita kematian Kahane sampai, pasukan Israel disiagakan untuk mencegah aksi pembalasan dendam pendukung sang rohaniwan. Untunglah, Sayyid, sang pembunuh, oleh polisi AS diketahui bertindak sendiri. Setidaknya, pihak organisasi pejuang Palestina tak bisa dijadikan kambing hitam. Namun, dalam fanatisme yang berkobar, siapa peduli? Dua warga Palestina di Nablus tewas ditembak pengendara mobil berplat Israel Rabu pekan lalu, sehari setelah Kahane terbunuh. Upacara penguburan Kahane pun, yang diikuti 15.000 pendukungnya, menimbulkan kerusuhan. Yakni saat sejumlah pemuda, yang berkabung, mengejar dan memukuli warga Arab yang ditemui di jalan. Habiskah Kahane kini? Menurut Robert Friedman, gerakan Kahane cuma "pertunjukan satu orang" semata. Namun, suara saling benci di Israel dan wilayah yang didudukinya tak serta-merta musnah. FS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini