GERAKAN buruh Solidaritas dibungkam pemerintahan Jenderal Wojciech Jaruzelski sejak Desember 1981. Ternyata semangatnya belum padam. Selama dua minggu terakhir sudah berulang kali pendukung Solidaritas, mulai dari Gdansk sampai Warsawa, bentrok dengan polisi anti-huruara. "Kembalikan (Lech) Walesa pada kami," teriak para demonstran. Walesa adalah Ketua Solidaritas yang ditahan sejak Keadaan Darurat diberlakukan sembilan bulan silam. Jaruzelski, setelah menemui Presiden Uni Soviet Leonid Brezhnev di Krimea pekan lampau, langsung bertindak mematahkan setiap aksi protes (Solidaritas) terhadap pemerintah tanpa ampun. Banyak korban buruh galangan kapal Szczecin di tepi Laut Baltik, dan di Gdansk, tempat Solidaritas dilahirkan. Penggerak aksi protes Solidaritas, menurut Menteri Dalam Negeri Creslaw Kiszczak, adalah Amerika Serikat. "Tindak kerusuhan semacam sekarang tidak mungkin muncul dari pengikut Solidaritas kalau tidak didalangi," kata Kiszczak. "Cara-cara itu bukan budaya bangsa Polandia." Tapi turunnya kembali pendukung Solidaritas ke jalan membuktikan rezim militer Jaruzelski tidak mampu mematikan organisasi buruh merdeka itu sampai tuntas "Solidaritas tak akan pernah terkalahkan selama rakyat Polandia masih ada," kata Zbigniew Bujak, pemimpill Solidaritas bawah tanah di Warsawa. SEKALIPUN pemimpinnya bergerak di lubang perlindungan, aksi kembali Solidaritas tampak sudah diatur di bulan yang pas: Agustus. Sebab 31 Agustus merupakan hari ditandatanganinya Perjanjian Gdansk oleh Walesa, yang kemudian melahirkan Solidaritas, dua tahun silam. Dan untuk pertama kali buruh di negeri sosialis Polandia, blok Soviet, diperkenankan mogok, bahkan membentuk organisasi di luar Partai Komunis. Hak istimewa Solidaritas berakhir begitu PM Jaruzelski memberlakukan Keadaan Darurat. Hampir 3.000 pemimpin Solidaritas, yang beranggotakan 10 juta buruh, di seluruh negeri ditangkap. Terakhir, menurut Jaruzelski, tinggal 600 orang, termasuk Walesa, yang masih dipenjarakan. Di luar penjara, Walesa telah menjadi legenda kepahlawanan rakyat Polandia. Pendukung Solidaritas membuat salib bunga raksasa di Lapangan Merdeka, Warsawa, dua pekan lalu, dengan di tengahnya terpampang potret Walesa. Salib bunga itu lambang protes Solidaritas terhadap Keadaan Darurat. Juga selama aksi itu berjalan nama Walesa berulang kali diserukan. Di Gdansk, 13 Agustus, misa khusus dipimpin oleh Uskup Agung Jozef Glemp. Dalam misa itu Glemp minta umat Katolik yang hadir, sekitar 2.000 orang, memanjatkan doa bagi pembebasan tokoh Solidaritas itu. "Ia lebih berbahaya daripada tokoh dalam dongeng," kata seorang diplomat Barat. Di Polandia masih ada kebiasaan mempersonafikasikan diri pemimpin dengan tokoh pahlawan cerita rakyat. Walesa telah dipilih oleh Unione Italiana Lavaton (UIL), serikat buruh terbesar di Italia, untuk dicalonkan sebagai kandidat pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 1982. Permohonan itu disampaikan kepada Komite Hadiah Nobel di Norwegia. Aksi antipemerintah militer tak cuma dengan berdemonstrasi. Dua warga Polandia, membajak pesawat LOT Airlines milik pemerintah minggu lampau, dan mendaratkannya di Munich, Jerman Barat. Sejak Keadaan Darurat diumumkan pembajakan pesawat udara untuk mencari kebebasan sedikitnya tiga kali dilakukan orang Polandia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini