Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Jepang Tawarkan Bantuan Medis dan Pendidikan untuk Warga Gaza

Warga Gaza diperbolehkan menjalani perawatan medis dan pendidikan di Jepang.

5 Februari 2025 | 15.14 WIB

Ismael Mohammed bersama keluarganya tiba di depan rumah mereka yang hancur akibat serangan Israel di Jalur Gaza, Palestina, 28 Januari 2025. Reuters/Dawoud Abu Alkas
Perbesar
Ismael Mohammed bersama keluarganya tiba di depan rumah mereka yang hancur akibat serangan Israel di Jalur Gaza, Palestina, 28 Januari 2025. Reuters/Dawoud Abu Alkas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jepang tengah mempertimbangkan untuk menawarkan perawatan medis untuk warga Gaza. Perdana Menteri Shigeru Isihiba mengatakan warga Gaza bisa menjalani pengobatan di Jepang untuk warga yang sakit dan terluka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ishiba menyampaikan dalam sidang parlemen pada hari Senin bahwa pemerintahannya tengah menyusun kebijakan untuk menyediakan dukungan di Jepang bagi mereka yang sakit atau terluka di Gaza. Dilansir dari Arab News, ia juga menawarkan penduduk Gaza untuk bersekolah di negara Matahari Terbit itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ishiba menanggapi pertanyaan seorang anggota parlemen yang menanyakan apakah skema tahun 2017 untuk menerima pengungsi Suriah sebagai mahasiswa dapat digunakan sebagai titik acuan untuk membantu penduduk Gaza. Pada 2023, Jepang menerima 1.310 orang yang mencari suaka, kurang dari 10 persen dari 13.823 pelamar.

“Kami berpikir untuk meluncurkan program serupa untuk Gaza, dan pemerintah akan berupaya mewujudkan rencana ini,” kata Ishiba.

Langkah-langkah yang dibahas di parlemen berbeda dengan kebijakan suaka utama Jepang, yang telah lama dikritik karena rendahnya jumlah pengungsi yang mendapatkan suaka di sana. Pada 2023, Jepang menerima 1.310 orang yang mencari suaka, kurang dari 10 persen dari 13.823 pelamar.

Di bawah kerangka kerja yang berbeda, hingga akhir tahun lalu, Jepang telah menerima total 82 orang sebagai mahasiswa dari Suriah yang diakui sebagai pengungsi oleh badan pengungsi PBB, kata seorang pejabat kementerian luar negeri yang bertanggung jawab atas program bantuan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Selasa, 4 Februari 2025. Dilansir dari Reuters, dalam pertemuan di Gedung Putih itu, Trump menjamu Netanyahu di Gedung Putih untuk membahas masa depan gencatan senjata Gaza, strategi untuk melawan Iran, dan harapan untuk dorongan baru bagi kesepakatan normalisasi Israel-Saudi.

Trump mengusulkan mengambil alih Jalur Gaza di bawah kendali Amerik Serikat. Penduduk Gaza diminta meninggalkan wilayah tersebut. "Saya tidak tahu bagaimana mereka (Palestina) bisa tetap tinggal," kata Trump ketika ditanya tentang reaksi para pemimpin Palestina dan Arab terhadap usulannya.

Trump meminta agar warga Palestina meninggalkan Gaza untuk selamanya. Ia mengatakan mereka bisa pindah ke rumah yang bagus dan di mana mereka bisa bahagia serta tidak ditembak dan dibunuh. "Mereka tidak akan mau kembali ke Gaza," katanya.

Jalur Gaza, menurut Trump adalah simbol kematian dan kehancuran yang sudah lama ada. Ia mengatakan warga Palestina di sana harus ditempatkan di berbagai wilayah di negara lain. Namun ia tidak menjelaskan secara rinci ke mana penduduk Palestina di Gaza akan pergi. Ia hanya yakin Mesir dan Yordania akan menerima banyak pengungsi Gaza meski negara-negara itu telah menolak ide Trump.  Dalam pernyataannya, pemerintah Arab Saudi dengan tegas menolak upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus