Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Alasan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau Mundur Setelah 10 Tahun Berkuasa

Setelah hampir satu dekade memimpin, Justin Trudeau memutuskan untuk menyerahkan estafet kepemimpinan. Ini alasannya.

7 Januari 2025 | 19.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di Ottawa, Ontario, Kanada, 2017. Justin Trudeau adalah Perdana Menteri ke-23 Kanada. Ia lahir dengan nama Justin Pierre James Trudeau di Ottawa, 25 Desember 1971 dari pasangan Margaret Sinclair dan Pierre Elliot Trudeau, PM ke-15 Kanada. REUTERS/Adam Scotti/Kantor Perdana Menteri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau secara resmi mengumumkan niatnya untuk mundur dari jabatannya sebagai pemimpin Partai Liberal sekaligus Perdana Menteri Kanada. Dalam konferensi pers yang diadakan pada Senin 6 Januari 2025 di Rideau Cottage, Ottawa, Trudeau menyatakan bahwa ia akan tetap menjabat hingga partai menemukan pengganti melalui proses pemilihan.

“Saya bermaksud mengundurkan diri sebagai pemimpin partai sekaligus sebagai perdana menteri setelah partai memilih pemimpin baru melalui proses kompetitif yang menyeluruh di seluruh negeri,” ujar Trudeau, seperti dilaporkan oleh Al Arabiya.

Penyebab Utama Pengunduran Diri

Keputusan Perdana Menteri Kanada mundur ini muncul di tengah tekanan internal dari Partai Liberal serta menurunnya tingkat popularitas Trudeau dalam beberapa tahun terakhir. Parlemen Kanada mengalami kelumpuhan selama beberapa bulan terakhir setelah menjalani sidang terpanjang dalam sejarah pemerintahan minoritas di negara itu. Trudeau menyebut bahwa meskipun berbagai upaya telah dilakukan, kondisi ini tidak dapat dipertahankan lebih lama lagi.

Trudeau, yang kini berusia 53 tahun, juga menegaskan bahwa ia selalu termotivasi oleh apa yang terbaik untuk warga Kanada. Namun, tekanan dari partai dan publik membuat situasinya semakin sulit. Popularitasnya mulai merosot sejak dua tahun lalu akibat kemarahan masyarakat terhadap tingginya harga kebutuhan pokok dan krisis perumahan yang belum terselesaikan.

Krisis Internal Partai Liberal

Tekanan terhadap Trudeau memuncak bulan lalu ketika ia mencoba mencopot Menteri Keuangan Chrystia Freeland. Langkah tersebut ditentang keras oleh Freeland, yang akhirnya mengundurkan diri dan menuduh Trudeau lebih mengutamakan “tipu muslihat politik” daripada kesejahteraan negara. Pengunduran diri Freeland, salah satu sekutu terdekat Trudeau, memicu gelombang kritik yang semakin memperlemah posisinya.

Selain itu, sebanyak 18 anggota parlemen dari Partai Liberal secara terbuka mendesak Trudeau untuk mengundurkan diri. Salah satu anggota parlemen, Chandra Arya, menyatakan bahwa pergantian kepemimpinan adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan partai dari kekalahan dalam pemilu mendatang.

Masa Depan Partai

Trudeau telah bertemu dengan Gubernur Jenderal Kanada Mary Simon untuk meminta prorogasi parlemen hingga 24 Maret mendatang. Langkah ini memberikan waktu bagi Partai Liberal untuk menemukan pemimpin baru. Beberapa kandidat potensial yang disebut-sebut akan menggantikannya meliputi Menteri Luar Negeri Mélanie Joly, Menteri Inovasi François-Philippe Champagne, mantan Gubernur Bank Sentral Kanada Mark Carney, dan Menteri Keuangan Dominic LeBlanc.

Namun, tantangan besar menanti pemimpin baru Partai Liberal. Jajak pendapat menunjukkan bahwa partai ini berada dalam posisi sulit untuk bersaing dengan oposisi Konservatif yang semakin kuat. Pemilu berikutnya dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2025, dan banyak pihak meragukan kemampuan Partai Liberal untuk mempertahankan kekuasaan setelah sembilan tahun pemerintahan.

Trudeau, putra mantan Perdana Menteri Pierre Trudeau, telah memimpin Kanada sejak 2015. Ia menjadi salah satu perdana menteri yang berhasil memenangkan tiga masa jabatan berturut-turut, sebuah prestasi yang jarang terjadi di Kanada. Selama masa pemerintahannya, Kanada menghadapi sejumlah tantangan besar, termasuk pandemi COVID-19 dan renegosiasi perjanjian perdagangan trilateral dengan Meksiko dan Amerika Serikat di bawah tekanan Presiden AS Donald Trump.

Namun, masa jabatan Justin Trudeau juga diwarnai oleh kontroversi dan penurunan dukungan publik. Keputusannya untuk mundur menandai akhir dari era kepemimpinan yang penuh dinamika di Kanada. Proses pemilihan pemimpin baru akan menjadi momen krusial bagi Partai Liberal untuk menentukan arah masa depannya.

Sita Planasari, Suci Sekarwati, dan Ida Rosdalina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Justin Trudeau Bintang yang Jatuh Setelah 9 Tahun Memimpin Kanada

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus