AKHIRNYA Bangkok berkeputusan: pusat mata-mata Amerika di
Ramasoon harus ditutup. Keputusan ini diumumkan secara luas oleh
Bichai Rattakul, pekan silam di Bangkok. "Bukan kita yang
mengusir mereka keluar, jadi hal itu tidak menimbulkan hal yang
sulit", kata Bichai. Bulan Januari-yang lalu, kabinet Kukrit
Pramoj telah merundingkan dengan pihak AS kemungkinan
dipertahankannya sejurnlah pasukan AS guna mengoperasikan pusat
mata-mata dan radar di Rarnasoon tersebut. Pihak AS tidak
keberatan, tapi mereka minta agar orang-orang Amerika itu
mendapat status diplomat. "Wah tidak mungkin kita menerima
sejumlah besar diplomat di negeri ini", kata seorang anggota
pemerintahan Kukrit waktu itu.
Perang Vietnam
Ketika terjadi pergantian kabinet beberapa pekan silam, timbul
spekulasi bahwa Seni Pramoj akan lebih lunak terhadap Amerika.
Perundingan pun berlangsung antara Menlu Bichai Rattakul dengan
Dubes Amerika, Whitehouse. Juga tidak ada jalan keluar yang
disetujui bersama. Maka kehadiran Amerika di Muangthai --
kecuali lebih 200 orang penasehat teknis -- akan berakhir dalam
beberapa pekan ini. Untuk mendinginkan kepala golongan kanan
yang berkeras mempertahankan kehadiran Amerika di Muangthai,
lewat radio dan televisi, Bichai menjelaskan: Ramasoon itu bukan
stasiun radar, melainkan pusat komunikasi yang diperlukan pada
masa perang Vietnam. "Kini, setelah perang usai, stasiun itu
tidak diperlukan lagi", katanya. Akan halnya kegunaan Ramasoon
bagi Muangthai, Bichai berkata: "Bahkan di masa perany Vietnam
sekali pun, kita menerima sedikit sekali data dari Ramasoon".
Bichai juga berkata: "Kalau Ramasoon dipertahankan, hal itu
cuma akan meningktkan kecurigaan tetangga-tetangga kita di
Indocina. Negeri lain boleh mempunyai stasiun radar, tapi ini
tidak lalu berarti bahwa Muangthai harus bersaingan dengan
mereka". Menurut Bichai, untuk mempertahankan keamanan dan
keselamatan negara, Muangthai telah mempunyai radar di Doi
Inthanon. "Tapi kalau di Ramasoon ada peralatan yang bisa kita
manfaatkan, pemerintah akan melakukan perundingan dengan pihak
Amerika untuk meninggalkan alat-alat itu di sini".
Hingga akhir pekan silam, belum muncul suatu reaksi keras
terhadap putusan Bangkok tersebut, meskipun sebelumnya pernah
muncul berbagai demonstrasi besar yang mendukung kehadiran
Amerika di Ramasoon serta di berbagai pangkalan lainnya di
negeri itu. Selain orang-orang kanan serta pihak militer yang
berkepentingan atas dipertahankannya kehadiran Amerika di
Muangthai adalah juga para pemilik rumah hiburan dan gadis-gadis
malam yang sejak lama menikmati hamburan dolar para serdadu
Amerika itu. Akibat penutupan berbagai pangkalan Amerika di
Muangthai, gadis-gadis malam yang dulu bersarang di rumah-rumah
minum di berbagai pangkalan Amerika, kini dikabarkan menyerbu
Bangkok. Sebuah majalah Amerika melaporkan bahwa yang jadi
sasaran gadis-gadis Muangthai itu sekarang ini adalah
turis-turis Jerman yang makin membanjiri Bangkok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini