Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

16 Mei 2024 | 07.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Kurt Campbell merilis pengakuan mengejutkan ihwal perang Israel Hamas. Anak buah Presiden AS Joe Biden ini meragukan bahwa Israel akan mencapai "kemenangan total" dalam mengalahkan Hamas di daerah kantong Palestina di Gaza, kata Wakil Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell pada Senin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan Campbell diluncurkan di tengah para pejabat AS yang telah mendesak Israel untuk membantu menyusun rencana yang jelas bagi pemerintahan Gaza pascaperang. Campbell mengatakan bahwa strategi militer Israel saat ini tidak akan memberikan hasil yang diharapkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dalam beberapa hal, kami berjuang mengenai teori kemenangan,” kata Campbell pada KTT Pemuda NATO di Miami. “Kadang-kadang ketika kita mendengarkan dengan seksama para pemimpin Israel, mereka kebanyakan berbicara tentang gagasan kemenangan besar di medan perang, kemenangan total,” katanya.

“Saya rasa kami tidak percaya bahwa hal ini mungkin atau mungkin terjadi dan hal ini sangat mirip dengan situasi yang kita alami setelah 9/11, di mana, setelah penduduk sipil dipindahkan dan banyak kekerasan yang terjadi," ujarnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali bersumpah untuk memperoleh kemenangan total melawan Hamas, kelompok militan Palestina yang menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas ini menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya.

Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan tanpa henti di Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 35.000 orang, menurut angka kementerian kesehatan Gaza, dan menjadikan daerah kantong kecil yang padat penduduk itu menjadi lahan kosong.

Komentar Campbell muncul ketika Washington memperingatkan Israel untuk tidak melanjutkan serangan militer besar-besaran di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza di mana lebih dari satu juta orang yang terpaksa mengungsi akibat serangan Israel berlindung.
Campbell menyamakan situasi di Gaza dengan pemberontakan yang berulang yang dihadapi Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak setelah invasi di sana setelah serangan 11 September. Ia mengatakan perlu solusi politik untuk menyelesaikan konflik di Gaza.

“Saya pikir kami memandang bahwa harus ada lebih banyak solusi politik yang berbeda dari masa lalu, banyak negara ingin bergerak menuju solusi politik yang lebih menghormati hak-hak warga Palestina,” katanya. “Saya rasa ini tidak pernah lebih sulit daripada saat ini,” ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus