Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Tercekik Karantina Phnom Penh

Pemerintah Kamboja mengkarantina total Ibu Kota Phnom Penh. Aturan ditegakkan dengan keras, penduduk kesulitan mendapat makanan.

8 Mei 2021 | 00.00 WIB

Suasana pasar yang ditutup selama karantina wilayah, karena meningkatnya jumlah kasus penyakit virus korona (COVID-19), di Phnom Penh, Kamboja, 17 April 2021. REUTERS / Cindy Liu
Perbesar
Suasana pasar yang ditutup selama karantina wilayah, karena meningkatnya jumlah kasus penyakit virus korona (COVID-19), di Phnom Penh, Kamboja, 17 April 2021. REUTERS / Cindy Liu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Pemerintah Kamboja mengkarantina total Phnom Penh dan sejumlah daerah lain.

  • Penduduk di zona merah mulai kesulitan mendapat makanan.

  • Pemerintah melarang kelompok bantuan masuk ke zona tersebut.

IV Sovann bersama keluarganya telah diisolasi selama sebulan lebih di Phnom Penh. Sejak 5 April lalu, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen memberlakukan karantina total untuk mengekang lonjakan jumlah kasus virus Covid-19 di negerinya. Yang paling menderita adalah orang-orang seperti Sovann. Karantina total membuat mereka tak dapat mencari nafkah dan kekurangan pangan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus