Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ancaman kimia saddam

Irak sudah mempersiapkan senjata kimianya untuk menghadapi as dan sekutunya. irak dikenal nekat menggunakan senjata kimia. as memiliki senjata kimia lebih dahsyat. banyak negara berminat senjata kimia.

18 Agustus 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENGAPA Arab Saudi akhirnya merestui kehadiran pasukan Amerika di tanah mereka? Keputusan itu kabarnya diambil Raja Fahd setelah Menteri Pertahanan Amerika, Dick Cheney, Senin pekan lalu menyampaikan bukti-bukti (berdasarkan laporan satelit mata-mata) mengenai pengemasan senjata kimia Irak, yang siap dipindahkan ke perbatasan Arab Saudi. Kecemasan Raja Fahd atas laporan intel Amerika itu bukan tak berdasar. Presiden Saddam Hussein memang dikenal sering bertindak nekat, bahkan tak segan-segan menggunakan senjata maut itu pada rakyat Irak sendiri suku minoritas Kurdi. Akibat penggunaan senjata kimia itu, dilaporkan ribuan orang Kurdi terbunuh di Dusun Halbja pada 1988. Senjata pamungkas itu juga dipakai Irak dalam Perang Teluk. Lebih dari 50.000 tentara Iran dikabarkan terbunuh, dan sebagian cacat seumur hidup, akibat penggunaan senjata kimia tersebut. Penggunaan senjata kimia itu kemudian dibalas Iran dengan senjata serupa. Pasukan Amerika yang ditempatkan di perbatasan Arab Saudi tentu saja dilengkapi pakaian dan topeng khusus untuk menangkal senjata kimia. Pakaian yang mirip pakaian astronaut itu -- populer dengan sebutan pakaian NBC (nuclear, biological, chemical) terbuat dari bahan sintetis tahan senyawa kimia. Demikian pula kaus kaki dan sepatu yang dipergunakan. Sedangkan topengnya, selain dilapisi helm khusus, juga dilengkapi dengan microphone, headphone, serta alat penyaring udara. Sebetulnya, Amerika punya penangkal lain untuk melawan senjata kimia: atropine -- obat anti-gas saraf. Tapi daya tangkal obat ini terbatas pada tingkat tertentu saja, dan tentu saja tak seaman perlindungan dari pakaian khusus. Diduga, kehadiran pasukan Amerika di Arab Saudi itu yang bakal mendorong Saddam Hussein menggunakan senjata kimia lagi. Apalagi untuk mencegah penggunaannya tak mudah. Senjata kimia yang banyak jenisnya itu bisa ditebarkan dengan berbagai cara: dijatuhkan seperti bom, disemprotkan dari pesawat (serupa menyemprot hama dari udara), bahkan bisa dilontarkan dengan peluru kendali. Sejauh ini senjata kimia yang diketahui dimiliki Irak, dan pernah dipakai dalam Perang Teluk, adalah gas mostar dan gas saraf. Senjata kimia itu diperkirakan sudah diproduksi sejak delapan tahun lalu oleh "pabrik obat pembasmi serangga" (demikian nama resmi pabrik yang dicurigai penghasil senjata maut tersebut) di Samarra. Hasilnya konon sudah ribuan ton. Ketika belum lama berselang Saddam Hussein menyebut soal "senjata kimia ganda", kuat dugaan Irak memproduksi campuran gas mostar dan gas saraf. Akibat yang ditimbulkan oleh senjata kimia tersebut tentu saja tak sama. Ledakan gas mostar (terdiri dari senyawa karbon, hidrogen, sulfur, dan asam klorida) akan mengakibatkan korban menderita luka bakar pada kulit dan buta sementara. Diktator Adolf Hitler, yang pernah terkena serangan gas mostar dalam Perang Dunia I menulis pengalamannya: "Mata saya berkunang-kunang, lalu gelap." Awal penggunaan gas mostar memang pada Perang Dunia I. Senjata kimia ini dibuat pertama kali oleh ahli-ahli kimia Jerman, dan kemudian ditiru oleh negara-negara lain. Selama Perang Dunia I tercatat 124.000 ton gas mostar digunakan oleh berbagai negara, dengan korban 91.000 orang mati dan 1,2 juta orang cedera. Jika gas mostar terisap, menurut Alistar Hay, ahli kimia patologi dari Universitas Leeds, Inggris, bahan kimia itu bakal merusak organ di dalam tubuh, dan tak ada obat yang dapat menyembuhkannya. "Yang dapat dilakukan cuma membersihkan gas dari kulit dan mengganti pakaian yang terkena pencemaran, lalu memberi korban oksigen dan antibiotik," ujar Hay. Akibat yang ditimbulkan gas saraf (bahan dasarnya tabun dan sarin) lebih menakutkan. Terkena di kulit sekepala jarum pentul saja, dalam tempo 15 menit nyawa korban pasti melayang. Senjata kimia ini, selain melumpuhkan syaraf, juga menghancurkan sel-sel darah. Bisa dibayangkan bila pasukan Saddam Hussein menggunakan "senjata kimia ganda". Belakangan ada senjata kimia yang lebih dahsyat: binary weapons -- diproduksi oleh Amerika. Tak dirinci kehebatan daya pamungkas ini. Yang disiarkan Amerika bahwa mereka memiliki sekitar 30.000 ton senjata kimia 2-3 disimpan di drum-drum, dan sisanya mengisi tiga juta bom kecil dan 500.000 roket. Tak diketahui apakah pasukan Amerika yang ditempatkan di Arab Saudi juga dibekali senjata maut tersebut. Dewasa ini, di samping Amerika, Uni Soviet, dan Irak, sedikitnya ada 20 negara lain diduga memiliki senjata kimia. Malah dalam dekade terakhir makin banyak negara tertarik pada senjata kimia karena pembuatannya relatif gampang dan murah. Setiap negara yang memiliki pabrik pembasmi hama (pestisida) mampu memproduksi senjata kimia. Maka, diduga senjata kimia sudah digunakan dalam sejumlah konflik regional seperti oleh pasukan Libya di Chad, pasukan Soviet di Afghanistan, dan pasukan Syria di Libanon. Israel, setelah mengetahui Syria menggunakan senjata kimia di Libanon, melengkapi 4,2 juta rakyatnya dengan topeng anti-senjata kimia. Jika benar Irak sampai melancarkan serangan senjata kimia ke wilayah Arab Saudi, diduga tujuannya adalah untuk mengacaukan pasukan Amerika (dan pasukan asing lain yang dikirim ke sana) serta buat menghancurkan ladang-ladang minyak Arab Saudi. Sebab, untuk menormalkan kawasan yang terkontaminasi senjata kimia, dibutuhkan waktu lama. Buktinya, sejumlah tempat di wilayah suku Kurdi sampai kini masih tercemar berat. FS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus