31 Juli, Selasa. Perundingan Irak-Kuwait di Jeddah, gagal. Kuwait menangguhkan tuntutan Irak (antara lain pembayaran US$ 2,4 milyar atas minyak yang dituduhkan duri Kuwait), dan mengusulkan perundingan di tempat lain. 1 Agustus, Rabu. Sementara itu, 100.000 tentara Irak memagar betis perbatasan dengan Kuwait. 2 Agustus, Kamis. Pukul 2 dini hari tentara Irak masuk Kuwait. Syeikh Jabar Al Sabah melarikan diri ke Riyadh. Dewan Keamanan (DK) PBB bersidang darurat, mengecam Irak. Sidang minta agar Irak segera meninggalkan Kuwait. AS, Inggris, dan Prancis membekukan aset Irak dan Kuwait. Uni Soviet, Cina, dan Brasil menghentikan penjualan senjata ke Irak. 3 Agustus, Jumat. Akibat krisis Timur Tengah, harga minyak melonjak jadi US$ 24 per barel, setelah Konperensi OPEC di Jenewa, 31 Juli, menetapkan harga US$ 21. Komunike bersama AS-Uni Soviet: mengimbau dunia menghentikan penjualan senjata ke Irak. Pembekuan aset Kuwait dan Irak oleh banyak negara Eropa. Presiden Bush memperingatkan Irak untuk tak menyerbu Arab Saudi, dan memerintahkan kapal-kapal AS menuju ke perairan Teluk Persia. 4 Agustus, Sabtu. Di DK PBB AS menyerukan sanksi ekonomi dan embargo senjata atas Irak pada dunia internasional, bila sampai 5 Agustus lrak tak keluar dari Kuwait. 5 Agustus, Ahad. Pemerintahan baru Kuwait diumumkan. Kolonel Alaa Hussein Ali diangkat sebagai pemimpin. 6 Agustus, Senin. Pemungutan suara di DK PBB tentang sanksi ekonomi dan embargo senjata atas Irak, termasuk Irak dilarang menjual minyaknya. Kuba dan Yaman abstain. Menhan AS Dk Cheney tiba di Arab Saudi, untuk minta izin menempatkan pasukan di Saudi. 7 Agustus, Selasa. Turki menutup pipa minyak Irak, yang menyalurkan 1,6 juta barel sehari, sekitar setengah ekspor minyak Irak. 8 Agustus, Rabu. Diumumkan penyatuan Kuwait ke dalam Irak. Hampir seluruh dunia menentang keputusan Irak ini, termasuk Yordania yang menangguhkan dukungannya pada imbauan DK PBB. Pangab AS Jenderal Collin Powell tiba di Saudi. Sebagian pasukan dan pesawat AS mendarat di Saudi. Cina menyatakan keberatan atas pengiriman pasukan AS ke Saudi. P-residen Mesir Husni Mubarak merencanakan sidang darurat KTT Liga Arab. 9 Agustus, Kamis. Pasukan dan pesawat AS yang lain mendarat di Saudi, termasuk lima pesawat AWACS. Prancis dan Inggris bermaksud membantu AS. Hari ini sudah sekitar 30 kapal perang (termasuk kapal induk) berada atau menuju sekitar perairan Teluk. Irak menyatakan senjata kimia. 10 Agustus, Jumat. KTT Liga Arab di Kairo. Tunisia tak hadir. Dua belas negara mendukung pengiriman pasukan negara-negara Arab untuk membantu Saudi. Irak, Libya, dan Palestina menolak. Aljazair dan Yaman abstain. Mauritania, Sudan, dan Yordania setuju dengan syarat. Sebelum sidang bubar, Saddam Hussein berpidato di TV Baghdad. Ia menyerukan jihad "melawan penguasa yang berkomplot dengan pasukan kafir," dan membebaskan tempat-tempat suci Islam dari tangan mereka. Australia dan Kanada siap mengirimkan kapal perang ke Teluk. 11 Agustus, Sabtu. Meledak demonstrasi di Beirut, Yordania, Yaman, Tepi Barat, dan Jalur Gaza mendukung Saddam Hussein mengecam AS dan Israel. Pesawat Inggris Tornado F3s sampai di Saudi. Dan 12 Jaguar terbang, konon menuju Oman. 12 Agustus, Ahad. Kembali meledak demonstrasi pro-Saddam di Yaman dan Yordania. Muncul tawaran Saddam Hussein: Irak bersedia menarik pasukan dari Kuwait asalkan Israel meninggalkan wilayah pendudukan, Syria pergi dari Libanon, dan pasukan AS ditarik dari Saudi. Dan, sanksi ekonomi terhadap Irak dabut. Seorang warga Inggris ditembak tentara Irak ketika mencoba menyeberangi perbatasan Saudi-Kuwait. 13 Agustus, Senin. AS dan Israel menolak tawaran Saddam. PLO mendukung tawaran itu. Di ibukota Saudi, Riyadh, suasana tetap tenang. Ada indikasi orang-orang berbelanja bahan makanan lebih banyak untuk cadangan. Di Amman, ibu kota Yordania, kecemasan Pecahnya perang mulai terasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini