Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim:

Berita Tempo Plus

Anwar Ibrahim Soal Konsensus ASEAN yang Tumpul

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menilai sudah saatnya ASEAN mengganti lima poin konsensus dalam mengatasi krisis Myanmar.

14 Mei 2023 | 00.00 WIB

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat menghadiri KTT ASEAN, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Prime Minister's Office of Malaysia Official Website
Perbesar
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat menghadiri KTT ASEAN, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Prime Minister's Office of Malaysia Official Website

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • PM Malaysia Anwar Ibrahim mengkritik langkah ASEAN dalam menangani Myanmar.

  • Anwar mendesak ASEAN bertindak lebih keras terhadap junta militer Myanmar.

  • Dia juga khawatir bila pihak lain ikut campur dalam urusan ini.

PERDANA Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menilai sudah saatnya Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengubah prinsip non-intervensi ketika perhimpunan ini mengalami kebuntuan dalam mengatasi krisis Myanmar. Pemimpin koalisi partai Pakatan Harapan itu juga menilai lima poin konsensus ASEAN tak dapat menyelesaikan masalah tersebut. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Artikel ini terbit di edisi cetak dengan judul "Lima Poin Konsensus ASEAN Itu Tumpul"

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus