Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Konferensi tanpa Ambisi

Greta Thunberg mengkritik perundingan Konferensi Iklim COP26 yang tak tuntas. Komitmen negara belum cukup mencegah krisis iklim.

13 November 2021 | 00.00 WIB

Aksi menuntut pemimpin dunia untuk menghindari kerusakan iklim di depan lokasi perhelatan UN Climate Change Conference (COP26) di Glasgow,  Skotalandia, Inggris, 11 November 2021. REUTERS/Russell Cheyne
Perbesar
Aksi menuntut pemimpin dunia untuk menghindari kerusakan iklim di depan lokasi perhelatan UN Climate Change Conference (COP26) di Glasgow, Skotalandia, Inggris, 11 November 2021. REUTERS/Russell Cheyne

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Perundingan dalam Konferensi Perubahan Iklim belum tuntas hingga hari terakhir.

  • Negara kaya kurang percaya kepada negara berkembang dalam hal pendanaan iklim.

  • Janji-janji para pemimpin dunia kurang ambisius dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.

GRETA Thunberg dan 13 remaja aktivis lingkungan lain dari seluruh dunia mengajukan petisi kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres di tengah Konferensi Perubahan Iklim (COP) di Glasgow, Skotlandia, Rabu, 10 November lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus