Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengirim seorang jenderal Marinir bintang tiga dan beberapa pejabat militer ke Israel. Mereka akan membantu memberi nasihat kepada pasukan Israel mengenai serangan darat di Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Al Arabiya, mereka yang dikirim salah satunya adalah Letjen James Glynn yang memimpin operasi khusus melawan ISIS di Irak. Hal itu terungkap dari laporan Axios yang mengutip penjelasan pejabat AS dan Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan Axios itu menekankan bahwa Glynn dan para pejabat militer AS tidak mengarahkan operasi. "Mereka memberikan nasihat militer kepada IDF (tentara Israel) mengenai rencananya di Gaza,” kata laporan itu.
“Hal ini terutama difokuskan pada invasi darat Israel yang diperkirakan akan terjadi. Para perwira Amerika telah berbagi pelajaran yang didapat AS dari memerangi ISIS di Mosul,” kata laporan Axios.
Glynn diperkirakan tidak akan tinggal di Israel setelah invasi darat IDF, menurut sumber yang mengetahui langsung masalah tersebut kepada Axios.
Seorang juru bicara Pentagon mengatakan, “Kami telah meminta beberapa pejabat dengan pengalaman yang relevan hanya untuk membantu para pejabat Israel memikirkan pertanyaan-pertanyaan sulit ke depan dan mengeksplorasi pilihan-pilihan mereka. IDF akan membuat keputusannya sendiri.”
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CBS, bahwa pengirian para jenderal itu berdasarkan pembicaraan dengan Israel. "Kami memberi mereka saran terbaik. Hal ini penting, bukan hanya apa yang mereka lakukan tetapi juga bagaimana melakukannya, khususnya ketika memastikan bahwa warga sipil terlindungi semaksimal mungkin dalam baku tembak yang dilakukan Hamas,” ujar Blinken.
Tidak jelas kapan Israel akan melancarkan operasi di Gaza. Pekan ini, tentara Israel mengatakan kepada pemerintah bahwa mereka siap untuk serangan darat di Jalur Gaza setelah 16 hari serangan udara.
AL ARABIYA