Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin diawali dari berita pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Ia resmi dimakzulkan oleh majelis nasional dan digantikan PM Han Duck Soo.
Berita lainnya dari top 3 dunia adalah Austria menawarkan 1.000 Euro ke pengungsi Suriah hingga Kementerian Luar Negeri pulangkan artefak dari New York. Berikut selengkapnya:
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah dimakzulkan oleh Majelis Nasional pada Sabtu, 14 Desember 2024. Ia dimakzulkan setelah menerapkan darurat militer yang hanya berumur 6 jam.
Dilansir dari Al Jazeera, Majelis Nasional memberikan suara 204 berbanding 85 pada Sabtu untuk memakzulkan Yoon. Ini adalah pemungutan suara kedua yang dilakukan dalam delapan hari terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemungutan suara dilakukan dengan rahasia. Dibutuhkan dua pertiga suara untuk pemazulan. Sementara anggota majelis yang memberikan suara berjumlah 300 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terdengar suara tertahan dari ruang sidang saat hasil pemungutan suara diumumkan. Di luar, ribuan pengunjuk rasa menyambut pengumuman itu dengan tepuk tangan dan sorak-sorai yang keras.
Dalam pernyataan setelah pemungutan suara, Yoon Suk Yeol berjanji akan melakukan yang terbaik bagi negaranya sampai akhir. “Meskipun saya berhenti sejenak untuk saat ini, perjalanan saya menuju masa depan bersama masyarakat selama dua setengah tahun terakhir tidak boleh berhenti,” kata Yoon Suk Yeol dalam pidato publik yang direkam di kediamannya.
“Semua kritikan, dorongan, dan dukungan yang saya terima akan saya bawa serta dan saya akan berusaha sebaik-baiknya untuk bangsa ini sampai akhir," ujarnya.
Perdana Menteri Han Duck Soo menjadi presiden sementara Korea Selatan menggantikan Yoon Suk Yeol. Dalam pernyataannya, Han berjanji bahwa dia akan mengabdikan seluruh kekuatan dan upayanya untuk memastikan pemerintahan yang stabil.
Baca selengkapnya di sini.
2. Austria Tawarkan 1.000 Euro untuk Pengungsi Agar Kembali ke Suriah
Mendeportasi orang-orang yang tidak mau menerimanya tidak mungkin dilakukan sampai ada kejelasan tentang arah yang diambil Suriah. Untuk saat ini, pemerintah Austria mengatakan akan fokus pada deportasi sukarela. Pemerintah juga telah menghentikan pemrosesan permohonan suaka warga Suriah, seperti yang telah dilakukan oleh lebih dari selusin negara Eropa.
Seperti banyak kaum konservatif di Eropa, Nehammer mendapat tekanan dari kelompok paling kanan. Kedua kelompok tersebut sering kali tampak berusaha saling mengalahkan dalam kebijakan imigrasi yang terdengar keras. Warga Suriah merupakan kelompok pencari suaka terbesar di Austria, negara anggota Uni Eropa.
"Austria akan mendukung warga Suriah yang ingin kembali ke negara asal mereka dengan bonus sebesar 1.000 euro. Negara ini sekarang membutuhkan warganya untuk dibangun kembali," kata Nehammer dalam unggahan berbahasa Inggris di X.
Simak di sini selengkapnya.
3. Kementerian Luar Negeri Pulangkan Enam Artefak dari New York
"Keenam ODCB ini merupakan barang-barang sejarah bernilai budaya tinggi, jauh lebih tinggi dibanding nilai nominalnya," kata Sugiono dalam sambutannya pada Jumat, 13 Desember 2024, dikutip dari laman resmi Kemlu.
ODCB tersebut terdiri dari lima arca perunggu dan satu relief batu. Keenam artefak itu dipulangkan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York sebagai hasil kerja sama dengan District Attorney of New York (DANY).
Sugiono menegaskan Kementerian Luar Negeri melalui kantor-kantor perwakilan RI di luar negeri akan tetap berupaya membawa kembali artefak Indonesia yang berada di berbagai belahan dunia.
Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia melindungi warisan budaya sekaligus memperkuat kerja sama internasional. Keenam artefak itu akan dibawa ke Museum Nasional untuk dikaji lebih lanjut.
Simak selengkapnya di sini.