Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
WASHINGTON – Utusan baru Amerika Serikat untuk urusan Suriah mengklaim punya banyak bukti bahwa pasukan pemerintah Suriah sedang bersiap menggunakan senjata kimia di Idlib, Suriah. Amerika memperingatkan akan adanya risiko serangan mematikan di provinsi yang menjadi benteng terakhir kelompok pemberontak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya sangat yakin bahwa kami memiliki alasan yang sangat baik untuk membuat peringatan," kata Jim Jeffrey, utusan yang baru dilantik pada 17 Agustus lalu, dalam pembicaraan mengenai transisi politik di Suriah, kemarin. "Bagi kami, setiap serangan dapat dilihat secara obyektif sebagai eskalasi yang nekat dan sembrono. Ada banyak bukti senjata kimia sedang disiapkan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jeffrey tidak merinci bukti yang dimaksudkan. Diplomat yang dilantik sebagai Sekretaris Menteri Luar Negeri Mike Pompeo itu mengatakan Gedung Putih telah memperingatkan bahwa Amerika dan sekutunya akan merespons dengan cepat jika pasukan Suriah menggunakan senjata kimia dalam serangan tersebut.
Jeffrey menjelaskan, setiap serangan yang dilakukan Suriah dan sekutunya, Rusia, bakal membuat warga di sana mengungsi ke wilayah Turki. Turki, yang mendukung kelompok pemberontak di Idlib, disebut Jeffrey bakal berusaha membendung serangan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pasukan Suriah pimpinan Al-Assad bersumpah mengambil kembali "setiap inci" Suriah. Pasukan yang didukung sekutunya, Rusia dan Iran, dalam beberapa tahun terakhir menggulingkan pemberontak-dari Aleppo, melalui Ghouta Timur di pinggiran Damaskus, ke Deraa, pada 2011. Idlib merupakan wilayah yang dihuni sekitar 2,9 juta orang, termasuk satu juta anak-anak.
Jet-jet tempur Suriah membombardir Idlib dalam dua hari ini. Al Jazeera melaporkan setidaknya 24 serangan menghantam Kota Jisr al-Shughour di tepi barat Idlib. Organisasi pengawas senjata kimia atau OPCW telah mendokumentasikan larangan penggunaan amunisi terlarang dalam perang sipil Suriah, termasuk gas sarin dan agen saraf.
Pemerintah Suriah berulang kali membantah pernah memakai senjata kimia. Meski begitu, OPCW menduga pasukan Suriah berada di balik serangan penggunaan zat sarin di bagian selatan Idlib pada April 2017, yang menewaskan lebih dari 80 orang.
Belum ada tanggapan dari Suriah dan Rusia atas tudingan Amerika. Namun, CNN melaporkan Rusia telah dua kali mengirim peringatan kepada militer Amerika dalam sepekan ini. Isinya, Rusia bersama unit-unit rezim Suriah siap mengambil wilayah yang dikuasai tentara Amerika.
Rusia mengklaim ada milisi di daerah yang dilindungi oleh pasukan Amerika. Beberapa pejabat pertahanan Amerika menyebutkan bahwa pusat basis koalisi anti-kelompok teror negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang dipimpin Amerika berada di Al-Tanf. "Kami menyarankan mereka keluar dari Al-Tanf," ujar pejabat tersebut. REUTERS | BBC | GUARDIAN | EXPRESS | SUKMA LOPPIES
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo