Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Asa Baru di Negeri Mapel

Sentimen anti-Harper memberi jalan bagi Justin Trudeau untuk meraih kemenangan dalam pemilu Kanada. Tantangannya: memperbaiki ekonomi hingga mewujudkan persatuan.

26 Oktober 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rambut tebal dan hitam Justin Trudeau selalu menjadi perhatian, terutama selama masa kampanye pemilihan umum Kanada. Partai Konservatif, sebagai rival politik Partai Liberal yang dipimpin Trudeau, sempat membahas rambut sang politikus muda dalam iklan mereka. "Trudeaubelum berpengalaman dan tak akan siap memimpin Kanada. Tapi rambutnya bagus."

Persoalan rambut indah pria 43 tahun itu kembali mengemuka dalam pembicaraan teleponnya dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Selasa pekan lalu. Obama, yang mengucapkan selamat atas keberhasilan Trudeau merebut kursi perdana menteri dari Stephen Harper, menggodanya soal warna rambut yang masih hitam pekat itu.

"Selamat, sebentar lagi Anda akan segera memiliki uban. Persis seperti saya dulu," kata Trudeau, mengutip Obama, dalam konferensi pers di Ottawa, seperti dilansir CBC.

Ramalan Obama tampaknya tak bakal meleset. Kepemimpinan sayap kanan Harper selama satu dekade terakhir meninggalkan banyak pekerjaan rumah bagi Trudeau—dan ini yang bakal membuatnya beruban. Sebagai negara pengekspor energi, Kanada menerima dampak dari turunnya harga minyak yang drastis sejak tahun lalu.

Krisis global yang menurunkan pendapatan ekonomi Kanada selama semester pertama 2015 itu juga membuka borok perekonomian negeri berlambang daun mapel itu. Dalam catatan The Economist, pertumbuhan ekonomi dan produktivitas Kanada bergerak di tempat. Pengusaha-pengusaha Kanada tidak cukup berinovasi untuk berkembang menjadi lebih besar. Infrastruktur yang ada sudah tidak mampu melayani kebutuhan yang semakin membengkak. Dan belanja konsumen yang didukung utang justru mendorong perekonomian dibanding investasi bisnis ataupun ekspor. Semua ini, menurut The Economist, adalah resep menuju bencana.

Salah satu poin kemenangan Trudeau adalah janjinya untuk menjalankan anggaran defisit jika berkuasa. Berbeda dengan Konservatif ataupun kubu sayap kiri Partai Demokrat Baru yang memilih anggaran berimbang, putra sulung bekas perdana menteri Pierre Elliott Trudeau ini meyakini perekonomian dapat didorong dengan pengeluaran negara yang lebih besar untuk membiayai infrastruktur. Dana C$ 60 miliar atau sekitar Rp 625,5 triliun akan digelontorkan Trudeau untuk program infrastruktur selama sepuluh tahun mendatang.

Keunggulan Trudeau atas rivalnya bukan hanya itu. Banyak pihak yang menilai visinya yang liberal sebagai antitesis Harper yang sangat kanan, bahkan cenderung rasis. Tatkala Harper memainkan topik sensitif tentang pelarangan penggunaan cadar bagi perempuan muslim selama kampanye, Trudeau dengan tegas menolak. Rakyat Kanada sudah mulai lelah dengan retorika Harper yang gemar memecah belah.

Bertolak belakang dengan Harper, Trudeau berencana mengurangi peran Kanada melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), serta mendukung kesepakatan program nuklir Iran. Alih-alih membeli jet tempur F-35, Trudeau memilih memperkuat angkatan laut Kanada. Ia pun akan bergabung dengan Obama di Paris untuk mendukung skema melawan pemanasan global.

Optimisme, transparansi, dan energi muda yang ditunjukkan bapak tiga anak ini selama masa kampanye juga memberi asa kepada rakyat Kanada yang mulai khawatir terhadap pelemahan ekonomi, kesenjangan pendapatan, hingga keamanan. Paula McElhinney, 52 tahun, dari Toronto, sengaja memilih Liberal untuk menyingkirkan Harper. "Saya ingin ia pergi karena kami membutuhkan pemimpin baru. Sudah waktunya perubahan bagi Kanada."

Partai Liberal, yang dipimpin Trudeau sejak 2013, berhasil unggul dalam pemilihan Ahad pekan lalu dengan 40 persen suara, disusul oleh Konservatif yang memperoleh 32 persen suara. Adapun partai sayap kiri, Demokrat Baru, berada di posisi ketiga dengan 18 persen suara. Dengan meraup 184 kursi dari total 338 kursi di parlemen, Liberal tak perlu bergantung pada partai lain untuk membentuk pemerintah baru.

Kemenangan Liberal kali ini merupakan yang terbaik selama empat dekade terakhir. Sementara selama ini mereka bergantung pada perolehan suara di Provinsi Ontario, kali ini Liberal juga menyapu bersih suara dari Provinsi Atlantik. Kursi parlemen untuk Liberal dari Quebec meningkat dua kali lipat.

Mereka bahkan berada di posisi ketiga di Kota Calgary, Alberta, kampung asal Harper yang sangat konservatif. Terakhir kalinya Liberal meraih kursi di Calgary adalah saat Kanada mengalami euforia atas kemenangan ayah Justin Trudeau pada 1968.

Perubahan merupakan kunci bagi Trudeau. Mengutip pidato Perdana Menteri Kanada Wilfrid Laurier satu abad silam, alumnus McGill University ini menegaskan Kanada di masa depan akan berlimpah cahaya. "Seluruh rakyat Kanada dari segenap penjuru negeri telah mengirim pesan penting. Ini adalah saat perubahan, teman, perubahan sebenarnya," katanya dalam pidato kemenangannya di Montreal, Senin malam.

Jason Kenney, bekas Menteri Pertahanan Kanada yang akan menggantikan Harper di posisi puncak Partai Konservatif, mengakui kegagalan pemerintahan sayap kanan mereka. Penekanan pada topik sensitif, termasuk pendekatan kontraterorisme, justru memberikan kelebihan bagi Trudeau. "Kami membutuhkan konservatisme yang lebih cerah dan optimistik daripada yang selama ini kami tekankan," ujar Kenney. "Kami memang harus bertanggung jawab atas kekalahan ini."

Toh, kekhawatiran masih membayang ihwal pengalaman Trudeau. Walaupun lahir dan dibesarkan saat ayahnya menduduki puncak kepemimpinan Kanada, bekas guru matematika dan bahasa Prancis ini tak memiliki pengalaman apa pun mengenai pemerintahan. Sejak bergabung dengan Partai Liberal pada 2000, Trudeau tidak pernah menduduki posisi kementerian.

"Saya khawatir akan utang. Bergunung-gunung utang," tulis Christina Blizzard, kolumnis harian konservatif Kanada, Toronto Sun, setelah kemenangan Liberal. "Para pemilih, tanpa alasan jelas akan membuat Kanada menjadi Yunani," kata Blizzard merujuk pada krisis utang Yunani.

Selain itu, meski mewarisi wajah tampan sang ayah, Trudeau jarang melontarkan kata-kata cerdas seperti yang kerap dilakukan ayahnya dulu. Dengan paras layaknya aktor Hollywood (dia sempat berperan dalam sebuah film tentang Perang Dunia II pada 2007), pria yang lahir di hari Natal 1971 itu sering dianggap enteng oleh lawan-lawan politiknya.

Selama kampanye, partai Harper kerap mengolok-olok Trudeau, baik secara personal maupun pilihannya melegalisasi ganja dan menolak mengkriminalisasi pekerja seks. "Ini bukan hanya nilai-nilai yang kami anut, tapi juga nilai yang Anda anut. Pilihlah yang sesuai dengan nilai-nilai Anda," demikian bunyi iklan dalam bahasa Mandarin dan Urdu dari Konservatif.

Namun Trudeau menolak membalas olok-olok Harper. "Biarkan Harper berfokus pada saya. Saya akan berfokus pada rakyat Kanada," katanya di hadapan pendukungnya.

Upaya Konservatif untuk menjatuhkan citra suami Sophie Grégoire ini gagal. Sejumlah analis menilai langkah mereka justru menciptakan simpati bagi Trudeau.

"Saat ekspektasi bagi Liberal turun, mudah saja bagi Trudeau melampauinya. Ia sangat kredibel dan tidak pernah salah dalam mengeluarkan pendapat," tutur Jonathan Malloy, Dekan Fakultas Politik Carleton University di Ottawa. "Ini adalah strategi senjata makan tuan bagi Konservatif. Trudeau justru semakin bersinar."

Kembali pada masalah pengalaman, Anna Gainey, Ketua Partai Liberal sekaligus sahabat Trudeau, menyebut sang pemimpin baru memang tak mungkin melakukan segalanya secepat kilat. Tapi ia menegaskan bahwa Trudeau adalah seorang pemikir pragmatis. "Ia akan mengambil keputusan dengan benar dan tidak selalu ideologis," ujar Gainey.

Malloy juga mengingatkan Trudeau untuk membentengi diri dengan penasihat-penasihat cerdas di sekelilingnya. Tapi ia tak terlalu khawatir. "Pierre Trudeau merupakan pribadi yang luar biasa. Saya yakin hal ini menurun kepada anaknya."

Sita Planasari Aquadini (CBC, ABC, The New York Times, The Economist, LA Times)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus