Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Asal Muasal Hari HAM Sedunia Setiap 10 Desember

Pencetusan Hari HAM Sedunia akibat pelanggaran hak selama Perang Dunia II. Agenda ini telah menjadi tonggak sejumlah peristiwa penting.

10 Desember 2022 | 05.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pandangan umum menunjukkan hasil pemungutan suara pada sesi khusus darurat ke-11 Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang tentang invasi Rusia ke Ukraina, di Markas Besar PBB di Manhattan, New York City, AS, 2 Maret 2022. REUTERS/ Carlo Allegri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, New York -Hari Hak Asasi Manusia atau Hari HAM Sedunia diperingati oleh komunitas internasional setiap tahun pada 10 Desember. Agenda ini untuk memperingati hari di mana pada 1948, Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Tahun ini Hari HAM Sedunia mengangkat tema “Martabat, Kebebasan, dan Keadilan untuk Semua”.

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia adalah dokumen tonggak, yang menyatakan hak-hak yang tidak dapat dicabut yang dimiliki setiap orang sebagai manusia terlepas dari ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, bahasa, pendapat politik atau lainnya, asal kebangsaan atau sosial, kekayaan, kelahiran atau status lainnya.

Pasca Perang Dunia II

Isu HAM memang menjadi perhatian dunia setelah pecahnya Perang Dunia II. Kekejaman perang terhadap hak asasi telah merusak manifestasi kehidupan. Untuk itu, HAM menjadi isu prioritas internasional. Dengan adanya Hari HAM Sedunia ini, dapat dijadikan sebagai agenda untuk mengampanyekan dan mempromosikan nilai-nilai HAM yang harus dijunjung tinggi oleh setiap komunitas internasional.

Baca : Hari HAM Sedunia, Begini Sejarah Berdirinya Komnas HAM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights, Hari HAM mulai diresmikan pada 1950. Saat itu PBB mengeluarkan resolusi 423 (V) yang mengundang semua Negara dan organisasi yang berkepentingan untuk mengadopsi 10 Desember setiap tahun sebagai Hari Hak Asasi Manusia. Kala itu, HAM diproklamasikan sebagai standar umum pencapaian untuk semua bangsa dan semua bangsa. Oleh karenanya, penegakan HAM harus diusahakan oleh individu dan masyarakat dunia dengan langkah-langkah progresif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Deklarasi Universal HAM menetapkan berbagai hak dan kebebasan mendasar yang menjadi hak asasi. Deklarasi menjamin hak setiap individu di mana pun, tanpa perbedaan berdasarkan kewarganegaraan, tempat tinggal, jenis kelamin, asal kebangsaan atau etnis, agama, bahasa, atau status lainnya. Meskipun Deklarasi Universal HAM bukan merupakan dokumen yang mengikat, namun telah menginspirasi lebih dari 60 instrumen HAM dan jadi standar kebijakan internasional.

Demonstrasi di Aneka Penjuru dan Kampanye Setahun

Melansir dari Britannica, Hari HAM Sedunia telah menjadi ajang protes dan demonstrasi untuk mendukung hak asasi manusia. Terutama di negara-negara yang sering terjadi pelanggaran hak. Di Taiwan misalnya, tepat di Hari HAM Sedunia pada 1979, rakyat Kao-hsiung melakukan demonstrasi terhadap kekerasan dan penangkapan serta pemenjaraan pengunjuk rasa. Peristiwa itu berkontribusi pada proses demokratisasi di negara itu.

Di Mongolia, Hari HAM Sedunia pada 1989 dijadikan sebagai batu loncatan untuk melakukan demonstrasi besar-besaran. Demonstrasi ini telah membantu mempercepat keruntuhan pemerintah komunis negara itu tahun berikutnya. Tak hanya itu, Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela juga menandatangani konstitusi pasca-apartheid permanen pertama negaranya pada Hari HAM Sedunia, 10 Desember 1996.

Tahun depan merupakan peringatan Hari HAM Sedunia ke-75. PBB mengajak masyarakat dunia melakukan kampanye selama setahun untuk mempromosikan dan mengakui peringatan 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

“Menjelang tonggak sejarah ini, dimulai pada Hari Hak Asasi Manusia (Hari HAM Sedunia) tahun ini pada 10 Desember 2022, kami akan meluncurkan kampanye selama setahun untuk menampilkan UDHR dengan berfokus pada warisan, relevansi, dan aktivismenya,” kata pihak PBB melalui laman resmi.

HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga : Hari HAM Sedunia, Ketua KPK Firli Bahuri: Korupsi Musuh Terbesar HAM

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus