TEMPO.CO, Jakarta - Tidak berkembangnya penerapan lima butir konsensus ASEAN untuk krisis Myanmar menjadi salah satu pembahasan utama di pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN, yang digelar di Phnom Penh, Kamboja.
Menteri Luar Negeri RI
Retno Marsudi mengatakan penerapan lima butir konsensus itu berkaitan dengan nasib masyarakat Myanmar, stabilitas dan perdamaian Kawasan, serta kredibilitas ASEAN.
"Dua hal penting yang ingin dilihat dari implementasi 5PCs (5 butir konsensus) saat ini adalah pertama - stop penggunaan kekerasan, stop violence. Kedua, kunjungan Utusan Khusus Ketua ASEAN dapat dilakukan dan dapat memiliki akses untuk melakukan komunikasi dan bertemu dengan semua pihak," kata Retno dalam acara jumpa wartawan secara virtual Kementerian Luar Negeri RI, Kamis 17 Februari 2022.
Pasukan keamanan berdiri di jalan selama protes anti-kudeta di Yangon, Myanmar, 4 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]
Retno menyampaikan jika apa yang dia sebut itu merupakan langkah pertama untuk pengimplementasian konsensus. Harapannya ada ruang terbuka bagi semua pihak hingga bantuan kemanusiaan, tanpa terkecuali.
"Sebuah pembukaan, an opening bagi langkah selanjutnya menuju inclusive dialogue. Indonesia sekali lagi menekankan pentingnya Utusan Khusus ASEAN untuk memulai melakukan kontak dengan stakeholders lainnya di Myanmar," tutur Retno.
Lima butir konsensus ASEAN untuk krisis Myanmar disepakati pada 24 April 2021 oleh para Pemimpin ASEAN. Konsensus itu sebagai tindak lanjut pengambil alihan kekuasaan di Myanmar oleh militer Myanmar dengan mengkudeta Presiden Win Myint dan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi.
Fokusnya lima butir konsensus itu secara umum, yakni pembebasan tahanan, penghentian kekerasan, pengiriman bantuan kemanusiaan, dan mediasi segala pihak. Namun sejak konsensus ditetapkan, penyelesaian krisis di Myanmar malah mandek dan belum ada kemajuan yang berarti karena militer
Myanmar menganggap konsensus hanya sebagai sebuah rekomendasi.
Selalu update
info terkini. Simak breaking news
dan berita pilihan dari Tempo.co
di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install
aplikasi Telegram terlebih dahulu. Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini