Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para astronom Amerika Serikat memindai objek luar angkasa yang menandai adanya kehidupan dari galaksi lain di tata surya. Objek itu berbentuk cerutu besar yang masuk ke tata surya dari galaksi lain dan terbang melewati Bumi pada Oktober lalu. Diduga objek itu semacam artefak dari peradaban alien kuno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Astronom yang terlibat dalam Search for Extra-Terrestrial Intelligence atau SETI akan mengubah teleskop raksasanya menuju ke arah artefak bernama "Oumuamua" tersebut.
Baca: Alien itu Ada, Ilmuwan: Bentuknya Bisa Saja Robot
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oumuamua adalah objek pertama yang ditemukan di tata surya yang tampaknya berasal dari bagian lain galaksi dan diasumsikan sebagai asteroid. Tapi setelah melihatnya dengan saksama, para periset di Institut SETI bingung dengan bentuknya, sangat jarang melihat asteroid yang tidak berbentuk bulat.
Oumuamua, objek antarbintang pertama yang didokumentasikan memiliki panjang ratusan meter tapi hanya sepersepuluh lebarnya. Beberapa pakar menyimpulkan bentuknya yang tipis adalah desain yang sempurna untuk sebuah pesawat ruang angkasa karena akan membantu perjalanan melalui alam semesta dan meminimalkan risiko tabrakan.
Saat ini belum ada konsensus untuk menentukan asal benda merah tua yang panjangnya sekitar 400 meter itu.
Baca: Kapan Alien Ditemukan? Ini Prediksi NASA
Dalam sebuah pernyataan, proyek SETI senilai US$ 100 juta yang dinamai Breakthrough Listen mengatakan: "Periset yang bekerja pada transportasi ruang jarak jauh menyimpulkan bahwa bentuk cerutu atau jarum adalah arsitektur yang paling mungkin untuk sebuah pesawat luar angkasa antarbintang, karena ini akan meminimalkan gesekan dan kerusakan gas dan debu antarbintang saat melintasi ruang angkasa."
Tim tersebut akan menggunakan teleskop radio Green Bank di West Virginia untuk mempelajari objek tersebut. Teleskop radio terbesar di dunia itu akan "mendengarkan" Oumuamua di empat pita frekuensi radio yang mencakup satu sampai 12 gigahertz dari pukul 8 malam waktu Inggris pada hari Rabu, 13 Desember 2017.
Perjalanan melalui alam semesta dengan kecepatan hingga 196,000 meter per jam, cukup cepat untuk menunjukkan bahwa hal itu tidak terikat oleh kekuatan gravitasi matahari.
Pemimpin ilmuwan yang melakukan riset itu, Dr Andrew Siemion yang juga Direktur Berkeley SETI Research Center di California, mengatakan, kehadiran Oumuamua di dalam sistem tata surya memberi terobosan untuk melacak benda-benda terdekat yang bergerak cepat.
Baca: Pemburu UFO Temukan Fosil Tulang Alien di Mars?
"Apakah benda ini ternyata buatan atau alami, ini adalah target besar untuk didengarkan," tambahnya, seperti yang dilansir Sky News pada 12 Desember 2017.
Bahkan jika tidak ada bukti teknologi luar bumi ditemukan, peneliti berharap misinya bisa memberikan informasi penting tentang gas yang mengelilingi benda atau ada tidaknya air.
Sejauh ini, tidak ada bukti kuat adanya kehidupan asing seperti alien yang ditemukan oleh SETI walaupun telah melakukan hampir 100 proyek sejak 1960-an.