Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas berwenang Australia pada Senin, 6 Januari 2019, beristirahat sehari dari upaya memadamkan kebakaran hutan yang telah menewaskan total 25 orang di penjuru Negeri Kangguru itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Australia sudah dua hari ini diguyur hujan dan angin dingin. Kondisi ini membawa kelegaan setelah gelombang panas mengoyak dua negara bagian di Australia sepanjang akhir pekan. Namun otoritas memperingatkan cuaca mungkin akan kembali panas pada pekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dean Linton, warga Jindabyne di pegunungan Snowy, menggunakan waktu rehat ini untuk mengunjungi istri dan empat anaknya yang dievakuasi ke Kota Sydney. Dia juga menggunakan perjalanan 870 kilometer ke Sydney untuk mengambil pompa pemadam kebakaran dan genset untuk melindungi rumahnya dari ancaman kebakaran.
Sebuah kendaraan diselimuti asap berwarna kuning saat melintas di sepanjang jalan raya selama kebakaran hutan di dekat Cooma, New South Wales, Australia 1 Januari 2020 dalam gambar ini yang diperoleh dari media sosial. Foto diambil 1 Januari 2020.[JODIE BRADBY CANBERRA AUSTRALIA / via REUTERS]
Pada Senin, 6 Januari 2019, kepolisian mengkonfirmasi seorang laki-laki warga New South Wales, 71 tahun, yang dilaporkan hilang pada 31 Desember 2019 lalu ditemukan meninggal. Dengan begitu, jumlah korban tewas tercatat 25 orang.
Dikutip dari reuters.com, lebih dari 8 juta hektar lahan hancur dalam musibah kebakaran hutan. Jumlah itu sama besarnya dengan Austria, sebuah negara di Eropa.
“Kita tidak boleh terlena. Musibah kebakaran hutan sudah jauh lebih besar pada akhir pekan ini seiring dengan suhu panas,” kata Perdana Menteri Negara bagian Victoria, Daniel Andrews, pada senin sore, 6 Januari 2020.
Otoritas berwenang Australia telah meningkatkan dua kali lipat upayanya dalam memfasilitasi dan memulangkan ribuan orang yang dalam beberapa hari terakhir terjebak dalam wilayah bahaya kebakaran hutan.
“Kami memfokuskan keselamatan dan membangun kembali kehidupan masyarakat,” kata Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.
Canberra mengumumkan telah mengucurkan dana AUS$ 2 miliar atau Rp. 19,5 triliun yang akan dicairkan dalam dua tahun guna membentuk Badan Pemulihan Kebakaran Hutan Nasional. Selain manusia, Perdana Menteri Morrison mengatakan hampir 4 ribu hewan ternak dan domba mati dalam musibah kebakaran hutan ini.