Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badai tropis lepas pantai Shanshan yang membawa hujan dan angin kencang ke pantai timur laut Jepang pada Kamis 9 Agustus 2018. Namun tidak ada kerusakan besar dilaporkan karena badai tidak mencapai daratan Jepang.
Dilaporkan Associated Press, 9 Agustus 2018, badai tropis Shanshan melemah pada tengah hari, dengan kecepatan angin maksimum 108 kilometer per jam dan hembusan hingga 162 kilometer per jam, seperti yang dicatat oleh Badan Meteorologi Jepang.
Baca: Per Juli, 300 Warga Jepang Meninggal Akibat Banjir dan Panas
Maskapai penerbangan membatalkan puluhan penerbangan menuju dan dari Tokyo serta daerah lain yang terkena dampak selama dua hari berturut-turut. Beberapa layanan kereta juga dihentikan atau dikurangi, dan ada laporan tentang pemadaman listrik yang dilakukan di beberapa wilayah.
Meskipun tidak ada korban jiwa, media Jepang mengatakan sedikitnya lima orang terluka, termasuk dua yang jatuh dan patah tulang.
Seorang pria berjalan saat angin dan hujan dari Topan Shanshan mendekat ke Iwaki, Prefektur Fukushima, Jepang utara Kamis, 9 Agustus 2018. [Kyodo News via AP]
Badai tropis Shanshan tetap di lepas pantai, yang hampir menyebabkan Jepang dilanda hujan dan badai angin terburuk. Badai tropis dilacak mengarah ke utara di sepanjang pantai Pasifik dan diperkirakan membelok ke timur dan keluar ke laut.
Dilansir dari Reutes, Shanshan, yang diambil dari nama seorang gadis Tionghoa, terletak 200 kilometer tenggara Tokyo pada pukul 9 malam. , dan bergerak ke utara di sepanjang pantai timur pulau utama Jepang pada Kamis 9 Agustus.
Badan Meteorologi Jepang memperingatkan bahwa Tokyo dan sekitarnya bisa dilanda hujan 300 milimeter dalam 24 jam hingga pukul 6 sore. Pada Kamis 9 Agustus, angin berhembus dengan kecepatan 180 kilometer/jam.
Kota Mobara, yang terletak di timur Tokyo, mengeluarkan saran evakuasi untuk seluruh penduduk berpopulasi 90.000 orang.
Baca: Masyarakat Korea Selatan dan Jepang Bersimpati Atas Gempa Lombok
Beberapa kota lain di dekat Tokyo juga mengeluarkan saran evakuasi untuk beberapa warga, sehingga jumlah orang yang terkena dampaknya menjadi lebih dari 100.000 jiwa. NHK melaporkan perusahaan penerbangan telah membatalkan lebih dari 160 penerbangan.
Wilayah barat Jepang yang terkena banjir mematikan pada bulan Juli tampaknya akan terhindar dari kerusakan akibat badai tropis saat angin bertiup ke pantai timur laut.
Jepang telah mengalami satu bencana cuaca setelah bencana lainnya sejak awal Juli, termasuk gelombang panas yang memecahkan rekor tertinggi dengan suhu 41,1 derajat celsius dan telah menewaskan sedikitnya 132 orang pada 5 Agustus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini