Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Setelah Jangkar Premier Terlepas

Cina mengklaim lokasi ZEE Indonesia di Laut Natuna Utara masuk wilayah mereka. Kapal Indonesia menghadang.

18 Desember 2021 | 00.00 WIB

Pesawat tempur F-16 TNI AU terbang di atas kapal perang TNI AL Indonesia selama operasi di Natuna, dekat Laut Cina Selatan, Indonesia, 10 Januari 2020 ANTARA/M Risyal Hidayat
Perbesar
Pesawat tempur F-16 TNI AU terbang di atas kapal perang TNI AL Indonesia selama operasi di Natuna, dekat Laut Cina Selatan, Indonesia, 10 Januari 2020 ANTARA/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Kapal survei Cina mendekati lokasi pengeboran minyak Indonesia di Laut Natuna Utara.

  • Hal serupa terjadi di ladang minyak lepas pantai Malaysia.

  • Indonesia mengirim kapal-kapal patroli untuk mengawal pengeboran.

PERAIRAN Laut Natuna Utara riuh ketika Noble Clyde Boudreaux, rig pengeboran minyak apung milik Premier Oil Natuna Sea BV, melempar sauh pada akhir Juni lalu. Rig anak perusahaan Inggris, Harbour Energy PLC, yang sebagian sahamnya dimiliki badan usaha milik negara Rusia, Zarubezhneft, mengebor dua sumur minyak di Blok A Natuna, sekitar 140 mil laut atau 259 kilometer dari Pulau Natuna Besar.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus