Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku merasa khawatir terkena dakwaan memberikan kesaksian palsu jika melakukan wawancara dengan tim investigasi pimpinan Robert Mueller terkait dugaan intervensi Rusia pada pilpres AS 2016.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:
Trump mengaku merasa takut jika tim penyelidik membandingkan pernyataannya dengan saksi lainnya, yang telah memberikan kesaksian seperti bekas Direktur FBI James Comey.
“Jika saya mengatakan sesuatu dan dia (Comey) mengatakan sesuatu, ini jadinya kata-kata saya melawan kata-kata dia. Sedangkan dia adalah teman baik dari Mueller. Sehingga Mueller bisa bilang,’Ya, saya percaya Comey,’ meskipun saya telah memberi kesaksian yang sebenarnya. Itu bisa membuat saya dianggap sebagai pembohong. Itu tidak baik,” kata dia kepada Reuters pada Selasa, 21 Agustus 2018 waktu setempat.
Mengenai kekhawatirannya ini, Trump mengaku belum memutuskan apakah akhirnya dia akan memberikan keterangan kepada Mueller. Saat ini, Mueller sedang menginvestigasi apakah tim kampanye Trump berkolusi dengan orang Rusia untuk memenangkan pilpres 2016. Tim Mueller juga menyelidiki apakah Trump telah menghambat proses penegakan hukum terkait penyelidikan ini.
Baca:
Saat ditanya apakah Trump akan mencopot akses keamanan tingkat tinggi Mueller, yang merupakan bekas kepala FBI, Trump mengaku belum memikirkan ini. Pada pekan lalu, Trum mencabut akses keamanan eks bos CIA, John Brennan, karena kerap mengkritik keras.
Namun, seperti dilansir CNN, Trump berulang kali mengatakan dalam berbagai wawancara media bahwa Mueller memiliki konflik kepentingan dan tim investigasi pimpinannya merupakan rekayasa memalukan untuk menyalahkan Trump.
Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, membantah ada kolusi antara kedua pihak untuk mengalahkan kandidat pesaing saat itu yaitu Hillary Clinton.
Baca:
Menurut Trump, dia sebenarnya memiliki kewenangan untuk melakukan intervensi terhadap tim investigasi Mueller, yang dibentuk oleh kementerian Kehakiman AS. “Saya bisa masuk ke tim dan melakukan apapun – Saya dapat menggerakkan investigasi ini jika mau. Tapi saya memilih untuk di luar,” kata Trump.
Selama ini, Trump mengecam keputusan Jaksa Agung Jeff Session, yang memilih menyerahkan pengawasan tim ini kepada bawahannya yaitu Deputi Jaksa Agung Rod Rosenstein.
Kepada Reuters, Trump juga mengecam investigasi ini, yang dinilai menghambat upayanya memperkuat hubungan bilateral dengan Rusia dan menimbukan perpecahan di tengah masyarakat AS. Menurut dia, investigas ini malah jadinya menguntungkan Rusia.