Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bangkal kapal RMS Titanic yang terakhir kali dikunjungi 14 tahun silam, kini semakin lapuk dimakan organisme laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam laporan CNN pada 22 Agustus 2019, lima penyelaman dilakukan bulan ini oleh tim eksplorasi dari Triton Submarines ke 595 kilometer selatan Newfoundland, Kanada, dan 4.000 meter di bawah permukaan tempat kapal yang dianggap tidak dapat tenggelam sekarang berada, menurut rilis dari Triton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah tim pakar, ilmuwan, dan perwakilan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional merekam saksi bisu kecelakaan berumur 107 tahun dengan kamera yang diadaptasi secara khusus. Rekaman 4K akan memungkinkan untuk melihat bangkai teknologi augmented reality dan virtual.
Kapal Titanic tenggelam pada tahun 1912 ketika menabrak gunung es, menyebabkan kematian 1.517 dari 2.223 orang di dalamnya.
Rekaman, yang akan digunakan untuk film dokumenter baru yang dibuat oleh Atlantic Productions, menunjukkan efek korosi garam, bakteri pemakan logam dan aksi arus dalam pada dekomposisi kapal.
"Aspek yang paling menarik adalah melihat bagaimana Titanic dimakan oleh lautan dan kembali ke bentuk unsurnya sembari menyediakan perlindungan bagi sejumlah hewan yang sangat beragam," kata Patrick Lahey, presiden dan co-founder Triton Submarines.
"Mungkin area yang mengalami korosi paling mengejutkan adalah sisi kanan tempat para perwira, di mana tempat tinggal sang kapten. Bak mandi kapten adalah gambar favorit di antara para penggemar Titanic dan itu sekarang hilang," kata sejarawan Titanic Park Stephenson, dikutip dari CBS News.
Bak mandi Kapten Edward Smith, yang, seperti sebagian besar pelautnya, tenggelam bersama kapal. Kabin besar kapal itu juga hilang secara alami dimakan bakteria laut.
Bakteri pemakan logam telah melahap bangkai. Korosi air laut dan arus laut telah menelan stalaktit karat yang hancur.
Bangkai kapal Titanic.[dailymail.co.uk]
Victor Vescovo, CEO Caladan Oceanic dan pilot kepala kapal selam, mencatat bahwa keberhasilan rangkaian penyelaman ke Titanic ini membuka akses untuk mengunjungi bangkai kapal lain yang sulit dijangkau dengan menggunakan proses serupa.
"Kami sekarang memiliki sistem yang terbukti yang dapat dengan mudah dan berulang kali mengunjungi setiap bangkai kapal laut, pada kedalaman berapapun, di mana pun di dunia, dan mempelajarinya secara rinci. Kami serius memikirkan ke mana harus membawanya berikutnya," kata Vescovo.
Namun, situs itu tidak hanya digunakan untuk belajar. Selain melakukan eskpedisi, tim penyelam meletakkan karangan bunga dan mengadakan upacara untuk menghormati mereka yang meninggal dalam tenggelamnya kapal Titanic.
Para peneliti mengatakan kita mungkin hanya memiliki beberapa puluh tahun sebelum kapal menghilang dimakan laut. Ketika korban selamat dari bencana telah meninggal semua, bangkai kapal Titanic adalah satu-satunya saksi yang tersisa untuk menceritakan kisahnya.