Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden bank sentral Jerman Joachim Nagel memproyeksi inflasi di Jerman akan terus meroket hingga menembus angka tertinggi dalam beberapa dekade. Dalam wawancaranya dengan surat kabar Rheinische Post pada Sabtu, 20 Agustus 2022, Nagel menyebut negaranya mungkin saja akan jatuh ke resesi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Angka rata-rata inflasi mungkin saja bisa sampai 10 persen pada musim gugur nanti,” kata Nagel.
VW ID Buzz yang sepenuhnya menggunakan mesin listrik, saat berada di jalur produksi di pabrik Kendaraan Komersial Volkswagen di Hanover, Jerman, 16 Juni 2022. REUTERS/Fabian Bimmer
Menurutnya, gelombang kenaikan harga – harga energi di Jerman disebabkan berkurangnya suplai dari Rusia. Jerman adalah konsumen terbesar energi dari Rusia sehingga kekurangan pasokan ini telah mendorong kenaikan harga-harga di Jerman, bahkan naik lebih tinggi.
“Inflasi dua digit terjadi terakhir kali di Jerman pada lebih dari 70 tahun lalu,” kata Nagel.
Jerman pernah mengalami kondisi seperti ini pada 1951, yang ketika itu inflasi menyentuh angka 11 persen, dimana itu adalah angka yang sangat tinggi untuk standar saat itu.
Kondisi perekonomian Jerman diproyeksi masih akan diselimuti ketegangan pada tahun depan karena inflasi masih akan tetap tinggi pada 2023. Pemicunya, suplai masih akan terbatas dan ketegangan geopolitik yang diproyeksi masih akan berlanjut.
Menurut Nagel, inflasi akan melampaui proyeksi bank sentral Jerman atau Bundesbank, yang memperkirakan inflasi pada Juni naik 4,5 poin atau menjadi sekitar 6 persen atau sebelum menembus angka dua digit pada tahun depan.
Harga gas alam dan listrik di Jerman naik lebih banyak dari yang diperkirakan. Nagel memperingatkan berkurangnya impor gas alam dari Rusia bisa memperparah ekonomi Jerman. Pengurangan impor ini terjadi saat Eropa menghadapi gelombang panas hingga membuat tingkat air di sungai-sungai di Eropa, berkurang dan transportasi di sungai, terhalang.
“Saat krisis energi semakin dalam, resesi kemungkinan terjadi pada musim dingin mendatang,” kata Nagel memprediksi
Surat kabar Financial Times mewartakan perubahan harga-harga telah membuat ongkos produski di sektor industry di Jerman naik sampai 37,2 persen pada Juli 2021 dan Juli 2022. Sedangkan German Federal Statistical menyebut kenaikan itu adalah yang tertinggi, yang pernah terjadi.
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.