UNTUK pertama kalinya sejak 30 tahun terakhir sebuah pemilihan
Umum penyatuan Vietnam berlangsung di Vietnam Utara maupun
Selatan pekan silam. Sudah bisa diramalkan jauh sebehmnya bahwa
hasil dari peristiwa politik tidak bisa lain dari penyatuan
Vietnam, sbagai yang diimpikan oleh Ho Chi Minh dan
pengikut-pengikutnya selama 30 tahun terakhir ini. Kemenangan
Hanoi atas rezim pro-Amerika tahun silam sebenarnya bisa secara
langsung membawa kedua bagian terpisah Vietnam itu jadi satu.
Tapi menyadari keadaan Selatan yang sudah terlalu jauh dirasuki
cara hidup "burjuis", Hanoi menempuh aara yang lebih
diplomatis. Karena itu pemilihan umum pekan silam
berlangsung.
Tentu saja tidak dengan sendirinya segala soal akan tersisihkan
oleh pemilu yang membawa penyatuan itu. Sementara di Utara
sendiri ada masalah ekonomi dan wabah pengangguran para
mobilisan yang sulit dapat kerja di Selatan ekonomi bahkan
lebih kalut lagi oleh pergantian pemerintah. Hancurnya sejumlah
industri, pemecatan sejumlah pejabat.Dihapuskannya sejumlah
jenis pekerjaan, semua ini menyebabkan jalan-jalan di Vietnam
Selatan dipenuhi oleh para penganggur.
Bank Pembangunan Asia
Keadaan perekonomian seperti ini nendesak Hanoi untuk meminta
bantuan luar negeri sebanyak mungkin. Lantaran posisi Hanoi
terhadap Peking maupun Moskow masih kurang jelas kedua seteru
yang terus bercakaran itu tidak pula sudi menjadi gantungan
sepenuhnya dari Vietnam yang baru saja meninggalkan kancah
perang melawan Amerika Serikat. Akibat belum ditemukannya
sejumlah pasukan Amerika yang hilang di Vietnam semasa perang
dahulu, hingga kini Washington juga belum bisa memberikan
sesuatu bagi pembangunan kembali negeri itu. Maka tinggallah
sekarang kemungkinan mendapatkan bantuan dari berbagai lembaga
kerja sama dunia dan sejumlah negara Eropa yang bisa menolong
Vietnam. Dalam keadaan seperti inilah peranan bantuan Bank
Pembangunan Asia (TEMPO 1 Mei) bagi Vietnam menjadi amat penting
bagi Hanoi maupun Saigon.
Tapi bahkan sebelum BPA turun tangan, sejumlah bantuan telah
mengalir ke Hanoi. Setelah sekian lama bantuan itu memasuki
Vietnam Utara--terutama bantuan dari Swedia - seorang wartawan
terkemuka Swedia diizinkan meuinjau Vietnam Utara. Arne Bonde,
wartawan Swedia itu, menemukan kenyataan bahwa Vietnam Utara
masih belum lagi siap dengan bantuan yang terus mengalir dalam
jumlah besar itu. Berikut ini adalah laporan wartawan Swedia
itu yang baru-baru ini dimuat dalam koran Jyllands-Posten,
terbit di Kopenhagen:
Hanoi memang sebuah kota yang indah. Dan hampir dua juta
penduduknya tampak membanggakan kotanya itu. Dengan penuh
semangat mereka berbicara tentang kemenangan rakyat atas
imperialisme dan gambaran-gambaran masa depan yang akan lebih
jaya. Para politisi yang bepengalaman sibuk menyusun sebuah
pemerintahan komunis yang ulet, yang dianggapnya akan dengan
sendirinya bisa menciptakan sebuah negara besar dengan
pabrik-pabrik raksasa. Baik negeri-negeri demokrasi Barat maupun
rejim-rejim komunis, semua bersedia mengulurkan tangan
memberikan bantuannya. Hanya dalam waktu dua bulan setelah
Vietnam mengatakan apa yang dibutuhkan, kota-kota pelabuhan
telah penuh sesak dengan barang-barang bantuan.
Tetapi ada ketidaksepakatan dalam bantuan tersebut, justru dalam
hal yang paling penting. Orang-orang Vietnam yakin, bahwa mereka
akan bisa mengerjakan dan melaksanakan proyek bantuan tersebut
dengan baik sendiri. Sementara orang tahu bahwa hal tersebut
tidak mungkin. Sebabnya karena sebenarnya Vietnam sangat
kekurangan tenaga ahli. Vietnam memang sebuali negara sedang
berkembang yang sangat sedikit terdapat tenaga yang terlatih.
Sementara orang yang mendapat kesempatan mengambil keputusan
sangat berambisi memilih rencana-rencana mercusuar dengan
industri-industri atomatik, kapal-kapal penangkap ikan modern,
kapal-kapal riset laut, hotel mewah dan rumah-rumah sakit dengan
peralatan paling modern. Kemudian ternyata orang-orang Vietnam
tidak mampu mengelola sendiri.
Orang Asing
Memang tidak selalu bahwa rakyat yang mampu menggunakan senjata
modern dengan sendirinya bisa menggunakan alat-alat leknis
industri yang modern pula.Lama kelamaan orang-orang asing pihak
pemberi bantuan ingin mengambil alih pelaksanaan bantuannya.
Tetapi kesulitan timbul karena orang-orang Vietnam tidak senang
banyak pengaruh asing memasuki negerinya. Apa yang saya saksikan
diperkuat dengan omong-omong saya dengan orang-orang asing lain.
Ternyata dalam kegiatan industrinya. orang-orang Vietnam tetap
menggunakan peralatan yang sudah tua. Peralatan modern juga
ditemukan di rumah-rumah sakit? Agaknya karena peralatan
tersebut lebih rumit pemakaiannya.
Suatu contoh adalah sebuah proyek sebuah hotel mewah. Hotel ini
adalah bantuan dari Cuba, sahabat karib Vietnam sebagai sesama
negeri Komunis. Proyek ini sangat aneh, karena perencanaannya
dilakukan oleh ahli Cuba untuk daerah panas. Dengan anggapan
bahwa Vietnam mempunyai iklim yang sama dengan Cuba. Memang di
musim panas, semua suasana dan peralatan terasa nyaman, tetapi
jika musim dingin tiba, semuanya hampir tidak berguna.
Orang-orang Vietnam menilai kenyataan secara berlebihan.
Terutama terhadap orang asing. Jika seorang asing kurang senyum
saja, bisa dicap sebagai antek Amerika yang reaksioner. Banyak
hal yang sulit untuk dipercaya kebenarannya. Menurut laporan
resmi, 60% dari kota Hanoi hancur karena pemboman. Tetapi
kenyataannya sulit dipercaya bahwa telah terjadi malapetaka
besar di Hanoi akibat perang. Pohon-pohon sepanjang jalan nampak
utuh tidak kelihatan tanda terbakar.Jika kita mengatakan hal
tersebut, tuan rumah akan mengatakan bahwa telah ditanam
pohon-pohon baru, setelah mengalami pemboman.Dan katanya
pohon-pohon di sana tumbuh sangat cepat karena keadaan iklim
yang baik. Tetapi bagaimana mungkin dalam waktu yang singkat
pohon-pohon baru itu telah tumbuh sama dengan pohon yang lama
Para peninjau juga banyak membicarakan tentang rumah sakit Bach
Mai. Menurut berita pers, rumah sakit ini dua tahun yang lalu
telah hancur dibom dan ratusan pegawai dan pasiennya mati
terbunuh. Tetapi gedung itu terlihat dengan jelas bagian aslinya
yang jauh Iebih besar dari bagian yang diperbaiki. Sebuah bedeng
kayu telah dibangun dan isinya peralatan kedokteran paling
modern dari Swedia. Kotak-kotak peralatan tersebut masih utuh
belum dibongkar. Seorang dokter secara sensasionil mengatakan
bahwa 28 orang terbunuh ketika terjadi pemboman. Dan direktur
rumah sakit tersebut mengatakan, "Kita beruntung karena sebelum
di bom kami telah mengetahui dari para tawanan perang Amerika.
sehingga kami menyelamatkan diri".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini