Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mengapa Naik Dan Terlambat

Pembangunan proyek LNG Badak dan Arun ternyata melebihi taksiran biaya. Ketekoran terjadi pada pembangunan pabrik. Proyek arun sementara ditunda dan pembangunan dipusatkan di bontang (badak). (nas)

8 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIR 1973, Pertamina menaksir pembangunan kedua proyek LNG Badak dan Arun akan menghabiskan US$ 1,2 milyar. Seluruh kebutuhan modal itu sudah diperoleh dari Jepang. Yang $ 200 juta untuk prasarana dari OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) berupa pinjaman lunak: masa pengembalian 25 tahun, bunga 3% setahun, masa tenggang 7 tahun. Modal pembangunan kedua pabrik LNG itu diperoleh dari konsortium Bank Eksim Jepang.Menurut data buku The Indonesian petroleum Industry oleh Sritua Ari, jumlahnya tidak sampai $ 1 milyar, tapi cuma S 898 juta: $ 375 untuk membangun pabrik LNG Bontang, dan $ 523 untuk proyek -LNG Arun. Duit itu dipinjam oleh JILCO (Japan-Indonesia LNG Company), yakni perusahaan pengimpor LNG yang dibentuk oleh Nissio-Iwai dan ke-5 konsumen LNG di Jepang (Chubu Electric Power Co, Kansai Electric Power Co, Kyushu Electric Power Co, Nippon Steel Corporation dan Osaka Gas Company). Padahal menurut Bechtel, taksiran biaya proyek Badak tadinya $ 430 juta, dan Arun $ 570 juta. Ternyata setelah pembangunan proyek Badak dan Arun berjalan hampir 2 tahun, Pertamina dan Migas mengabarkan adanya pelampauan (overrun) sebanyak $ 480 juta. Di bagian mana terjadi ketekoran itu'? "Pembangunan prasarana berjalan lancar, tanpa overun", begitu keterangan Toshio Aoki kepala perwakilan OECF di Jakarta. Berarti tak ayal lagi pembangunan kedua pabrik LNG itulah yang mengalami kekurangan dana. Atau hampir 50% dari biaya pembangunan pabrik yang tadinya $ 1 milyar. Hal ini memang dibenarkan oleh orang-orang Bechtel Inc. maskapai Amerika yang dipercayai sebagai kontraktor utama kedua proyek pencair gas alam itu. Tanggal 19 Agustus 1975, Bechtel minta tambahan $ 114 juta pada Pertamina buat menombok kekurangan dana bagi proyek Bontan. Sedang untuk Arun, mereka minta tambahan $ 200 juta. Jadi total taunbahan yang diminta Bechtel $ 311 juta. Mengapa angka itu berbeda jauh dengan angka $ 460 juta yang dicari ir Wiyarso ke Jepang, bagi Bechtel juga merupakan tanda tanya. Tapi kenapa sampai terjadi kenaikan biaya sebanyak $ 314 juta itu? 'Untuk menggalakkan kenaikan harga di pasaran dunia, sejak pagi-pagi kami sudah'memesan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk proyek Arun dan Bontang", ujar seorang pegawai Bechtel yang dihubungi TEMPO. Berabenya, pembayaran Pertamina lewat tahapan tiap kali $ 100 juta kadang-kadang terlambat. Sehingga pengangkutan dari pelabuhan asal ke lokasi proyek pun sering terlambat. "Kami harus membayar denda karena kelambatan itu", kata sumber tadi. Tapi yang lebih banyak lagi adalah pengeluaran yang "tidak ada hubungan langsung dengan proyek". Serta pengeluaran ekstra karena "rotasi tenaga asing yang terlalu sering". Mengapa? "Tenaga-tenaga asing yang sering tidak disukai oleh client (Pertamina)". tutur sumber TEMPO itu. Akibatnya, "mereka dianggap tidak bisa bekerja sama dengan pejabat-pejabat Pertamina sehingga cepat disuruh pulang. Walhasil, karena permintaan tambahan biaya untuk Bontang dan Arun belum dikabulkan, Bechetel memutuskan untuk memusatkan kerjanya pada proyek Bontang saja. Maka kontrakor itu pun memindahkan seluruh alat-alat berat, material dan tenaga asingnya dari Arun ke Bontang. Banyak buruh harian di Aceh terpaksa diberhentikan, karena proyek Arun sementara ditunda. Kesibukan ini membuat seluruh pekerjaan di Bontang pun tertunda 6 bulan. Adapun proyek Arun yang mestinya mulai mengekspor LNG tahun 1978, mau tidak mau akan tertunda 2 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus