Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Setelah kris mati

Jabatan menteri pertahanan menjadi rebutan antara partai keadilan sosial & partai nasional muangthai setelah meninggalnya kris sivara, thavit seniwongse dari partai demokrat ditunjuk jadi menham. (ln)

8 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA kabinet diambil sumpahnya oleh Raja humibhol, Jenderal Kris Sivara yang memegang jabatan menteri pertahanan sedang berada di rumah sakit. "Ia menderita sakit jantung, tapi keadaannya sudah membaik", kata seorang juru bicara rumah sakit Phra Mongkut. Tapi 24 jam kemudian, Kris menghembuskan nafas terakhir. Kematian ini sebuah kesedihan besar buat Muangthai -- terutama militernya. Tapi juga sebuah ironi. Pembentukan kabinet Seni Pramoj yang dilantik oleh raja 22 April yang lalu sebenarnya bisa terbentuk beberapa hari sebelumnya, kalau saja tidak karena jabatan menteri pertahanan yang diperebutkan. Partai-partai Keadilan Sosial maupun Nasional Muangthai, sama-sama menginginkan kursi tersebut. Maka bersainglah Jenderal Pramarn Adireksan (Thai Nasional) dan Marsekal Dawee Chulapsaya. Seni Pramoj yang perlu dukungan luas dari Angkatan Bersenjata, memilih Kris yang lebih populer dan baru saja menjalani pensiun. Sebelum timbul ribut mengenai pengganti Kris, Seni cepat-cepat menunjuk Thavit Seniwongso--wakil Kris dalam kabinet baru ini - sebagai menteri pertahanan yang baru. ''Saya mendapat telepon ancaman mati untuk tidak menerima jabatan itu", kata Thavit sebelum dilantik. Dan setelah dilantik ia langsung berbicara mengenai pcrpecahan dalam tubuh Angkatan Bersenjata Muangthai. "Saya tidak bisa mengatakan bahwa ada perpecahan itu. tapi karena koran-koranl menyebut demikian, maka saya akan berusaha untuk mencegah perpecahan itu", kata Thavit pekan silam. Jenderal pensiunan yang menjadi anggota Partai Dermokrat ini mengakui adanya selebaran-selebaran yang mengecam rencana pengangkatan sejumlah perwira ke kedudukan penting dalam pimpinan Angkatan Bersenjata Muangthai. Protes Pengangkatan yang menyebabkan kerisauan bukanya belum terjadi, meski pun bukan oleh almarhum Kris. Beberapa saat sebelum kabinet Kukrit Pramoj bubar, Menteri Pertahanan Pramarn Adireksan masih sempat melakukan promosi dan perubahan-perubahan dalam tubuh Angkatan Bersenjata negeri itu. Protes timbul terhadap tindakan tersebut. Bahkan beberapa jenderal mengundurkan diri sebagai tanda protes mereka. Para peninjau di Bangkok melihat latar belakang tindakan Pramarn itu sebagai usaha untuk tetap mempertahankan pengaruhnya dalam Angkatan Bersenjata Muangthai. Meski pun ia tidak lagi menjabat menteri pertahanan (sekarang ia menteri agraria). Sebelum dilantik, Jenderal Thavit masih juga mengeluarkan pernyataan lain yang cukup menarik. "Kalau menurut saya", begitu katanya, "instalasi intelijen Amerika di Ramasoon itu jangan dibongkar. Di Laos juga ada instalasi yang sama milik Rusia, toh tidak ada yang ribut". Beberapa hari kemudian, adalah Seni Pramoj sendiri yang berbicara tentang kemungkinan ditinjaunya kembali keputusan kabinet Kukrit yang dulu mengusir keluar tentara Amerika Serikat. "Kalau kami bisa mempertahankan keputusan pemerintahan lama, ya, 'kan kami pertahankan. Tapi kalau tidak, dirundingkan kembali dengan Amerika. Pokoknya kedaulatan kita harus dihormati", kata Seni. "Dan soal itu sudah dipercayakan penyelesaiannya kepada Menteri Luar Negeri Pichai Rattakul", tambah perdana menteri itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus