KETIKA kabinet diambil sumpahnya oleh Raja humibhol, Jenderal
Kris Sivara yang memegang jabatan menteri pertahanan sedang
berada di rumah sakit. "Ia menderita sakit jantung, tapi
keadaannya sudah membaik", kata seorang juru bicara rumah sakit
Phra Mongkut. Tapi 24 jam kemudian, Kris menghembuskan nafas
terakhir. Kematian ini sebuah kesedihan besar buat Muangthai --
terutama militernya. Tapi juga sebuah ironi. Pembentukan kabinet
Seni Pramoj yang dilantik oleh raja 22 April yang lalu
sebenarnya bisa terbentuk beberapa hari sebelumnya, kalau saja
tidak karena jabatan menteri pertahanan yang diperebutkan.
Partai-partai Keadilan Sosial maupun Nasional Muangthai,
sama-sama menginginkan kursi tersebut. Maka bersainglah Jenderal
Pramarn Adireksan (Thai Nasional) dan Marsekal Dawee Chulapsaya.
Seni Pramoj yang perlu dukungan luas dari Angkatan Bersenjata,
memilih Kris yang lebih populer dan baru saja menjalani pensiun.
Sebelum timbul ribut mengenai pengganti Kris, Seni cepat-cepat
menunjuk Thavit Seniwongso--wakil Kris dalam kabinet baru ini -
sebagai menteri pertahanan yang baru. ''Saya mendapat telepon
ancaman mati untuk tidak menerima jabatan itu", kata Thavit
sebelum dilantik. Dan setelah dilantik ia langsung berbicara
mengenai pcrpecahan dalam tubuh Angkatan Bersenjata Muangthai.
"Saya tidak bisa mengatakan bahwa ada perpecahan itu. tapi
karena koran-koranl menyebut demikian, maka saya akan berusaha
untuk mencegah perpecahan itu", kata Thavit pekan silam.
Jenderal pensiunan yang menjadi anggota Partai Dermokrat ini
mengakui adanya selebaran-selebaran yang mengecam rencana
pengangkatan sejumlah perwira ke kedudukan penting dalam
pimpinan Angkatan Bersenjata Muangthai.
Protes
Pengangkatan yang menyebabkan kerisauan bukanya belum terjadi,
meski pun bukan oleh almarhum Kris. Beberapa saat sebelum
kabinet Kukrit Pramoj bubar, Menteri Pertahanan Pramarn
Adireksan masih sempat melakukan promosi dan perubahan-perubahan
dalam tubuh Angkatan Bersenjata negeri itu. Protes timbul
terhadap tindakan tersebut. Bahkan beberapa jenderal
mengundurkan diri sebagai tanda protes mereka. Para peninjau di
Bangkok melihat latar belakang tindakan Pramarn itu sebagai
usaha untuk tetap mempertahankan pengaruhnya dalam Angkatan
Bersenjata Muangthai. Meski pun ia tidak lagi menjabat menteri
pertahanan (sekarang ia menteri agraria).
Sebelum dilantik, Jenderal Thavit masih juga mengeluarkan
pernyataan lain yang cukup menarik. "Kalau menurut saya", begitu
katanya, "instalasi intelijen Amerika di Ramasoon itu jangan
dibongkar. Di Laos juga ada instalasi yang sama milik Rusia, toh
tidak ada yang ribut". Beberapa hari kemudian, adalah Seni
Pramoj sendiri yang berbicara tentang kemungkinan ditinjaunya
kembali keputusan kabinet Kukrit yang dulu mengusir keluar
tentara Amerika Serikat. "Kalau kami bisa mempertahankan
keputusan pemerintahan lama, ya, 'kan kami pertahankan. Tapi
kalau tidak, dirundingkan kembali dengan Amerika. Pokoknya
kedaulatan kita harus dihormati", kata Seni. "Dan soal itu sudah
dipercayakan penyelesaiannya kepada Menteri Luar Negeri Pichai
Rattakul", tambah perdana menteri itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini