SECARA resmi pemerintah Viantiane II tak mengeluarkan
pengumuman. Tapi semua penduduk ibu kota Republik Demokrasi
Laos itu tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Enam penjaga tewas
dalam suatu pemberontakan bersenjata dari 500 orang tahanan
politik dan tahanan-tahanan lain di penjara Samkhae, propinsi
Viantiane". Begitu berita yang lolos dari Laos hari Senin pekan
silam, beberapa jam setelah insiden berdarah itu terjadi. Para
diplomat di Viantiane mendapat keterangan yang nampaknya dapat
dipercaya yang menyebut Bong Souvannavong--bekas politikus
terkemuka dan penerbit surat kabar pada pemerintahan lama - dan
pengikut-pengikutnya sebagai pelopor pendobrakan penjara
tersebut.
Berita yang nampak menarik dari luar batas Laos itu, bagi orang
Laos sendiri kabarnya tidak teramat mengejutkan lagi. Serentetan
teror telah melanda ibu kota serta kota-kota propinsi sekitarnya
akhir-akhir ini. Pemerintahan Komunis yang menguasai Laos
sekarang ini nampak kewalahan juga menghadapi aksi-aksi golongan
kanan yang bangkit kembali dari persembunyian mereka. Ketika
bulan Mei tahun silam Pathet Lao mengambil alih pemerintahan
Laos, sejumlah besar orang kanan menyeberang ke Muangthai yang
berbatasan dengan Laos.Mula-mula keadaan memang tenang. Sebab
selain belum ada aksi balasan dari pihak kanan, penduduk Laos
yang sudah lama bosan dengan korupsi pemerintahan kanan, memang
ada menaruh harapan pada Pathel Lao yang diperkirakan bisa
mengatur negeri dengan rapi.
Tapi orang-orang dari hutan itu nampaknya tidak bisa memenuhi
harapan orang banyak. Memasuki kota dengan latar belakang
kehidupan hutan, sudah jelas tidak dengan bekal cukup untuk
menjalankan administrasi pemerintahan yang rumit. Dan
pemerintahan terpaksa jalan, juga, meskipun birokrat-birokrat
rezim lama harus mengalami "pendidikan kembali" di berbagai kamp
di luar kota. Keadaan tambah ruwet oleh terjadinya pelarian para
pedagang Cina beserta modal mereka ke luar negeri. Semua ini
lebih diperberat lagi oleh sikap keras bawahan-bawahan Pthet
Lao yang bemaksud memaksakan gaya hutannya kepada penduduk
kota.
Khao melanda Laos. Dan kesempatan itulah yang digunakan dengan
baik oleh orang-orang kanan, Sebelum sampai pada aksi mendobrak
penjara, sejumlah penghadangan terhadap patroli pasukan Pathet
Lao telah terjadi. Bahlan kedutaan besar Uni Soviet di
Viantiane mendapat bagian lemparan granat. Cara berjuang Pathet
Lao dengan sistim bergerilya dahulu, kini dengan sempurna
dipraktekkan oleh sisa-sisa golongan lanan. Apakah mereka juga
akan berhasil seperti yang dicapai oleh Pathet Lao? Masih harus
lilihat. Tapi paling tidak, kekacauan nampaknya bakal terus
melanda Laos di hari-hari mendatang, meskipun sejumlah
pembersihan akhir-akhir ini telah dilakukan oleh rezim
komunis yang kini berkuasa di Viantiane.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini