Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Banyak WNI Jadi Pekerja Migran Ilegal di Suriah

Kementerian Luar Negeri mengungkap mayoritas WNI di Suriah bekerja sebagai pekerja migran domestik yang masuk melalui jalur yang tidak resmi.

16 Desember 2024 | 14.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) mengungkap mayoritas WNI yang berada di Suriah datang melalui jalur tidak resmi atau pekerja migran ilegal (TKI/TKW ilegal). Sebagian besar WNI itu bekerja di sektor domestik (asisten rumah tangga).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu, Judha Nugraha, saat menggelar konferensi pers di kantor Kemlu, Jakarta Pusat pada Senin, 16 Desember 2024, menjelaskan seluruh pekerja migran di sektor domestik itu tidak berangkat ke Suriah lewat prosedur yang sah. Suriah merupakan negara yang tertutup bagi penempatan pekerja migran sektor domestik sehingga menyebabkan akses untuk data diri WNI yang berada di sana menjadi terbatas. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para WNI tersebut, juga tidak terdaftar di sistem Kementerian Ketenagakerjaan ataupun Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Oleh sebab itu, Judha berharap agar anggota keluarga dapat melapor jika ada anggota keluarganya yang tinggal di Suriah. 

Lebih lanjut, Judha menegaskan Kemlu pun telah menggelar pertemuan virtual dengan para WNI yang dapat dijangkau. Pendataan soal keberadaan 1.162 WNI merupakan angka dari imigrasi Suriah yang tidak lengkap dan tidak aktual. 

"Oleh karena itu, kami coba update, ada beberapa yang ternyata sudah pulang, ada yang beberapa dikontak tidak mengangkat," ujarnya.

Judha meminta agar para WNI di Suriah bisa menghubungi KBRI di Damaskus. Sedangkan KBRI Damaskus menghimbau kepada seluruh WNI di Suriah agar tetap tenang, diam di rumah masing-masing, dan tetap terhubung dengan KBRI Damaskus. Adapun hotline KBRI Damaskus yang dapat dihubungi: (+963) 954 444 810, (+963) 983 493 426, dan (+963) 983 480 264.

Berdasarkan laporan Al Jazeera, pada Minggu, 8 Desember 2024, pasukan oposisi menyatakan Suriah telah terbebas dari kekuasaan Bashar al-Assad ketika pasukan oposisi menyerbu ke ibu kota. Mantan presiden Suriah itu dilaporkan telah melarikan diri dari Damaskus dan berlindung ke Rusia.

Runtuhnya kekuasaan keluarga Assad yang telah bercokol selama lebih dari 53 tahun telah digambarkan sebagai momen bersejarah–hampir 14 tahun setelah warga Suriah melakukan unjuk rasa damai terhadap pemerintah yang membalas dengan kekerasan dan dengan cepat berubah menjadi perang saudara.

 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus